Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi wanita membawa bendera amerika serikat (freepik.com/freepik)
Ilustrasi wanita membawa bendera amerika serikat (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Donald Trump hentikan sementara wawancara visa baru bagi mahasiswa internasional yang akan berkuliah di AS.
  • Kementerian Luar Negeri AS rencanakan memperluas penyaringan media sosial pelamar mahasiswa.
  • Jumlah mahasiswa internasional di AS tumbuh ke titik tertinggi sepanjang masa, dengan 71,5% berasal dari Asia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menghentikan sementara wawancara visa baru bagi mahasiswa internasional yang akan berkuliah di universitas-universitas AS. Mereka bahkan memerintahkan kedutaan-kedutaannya di luar negeri untuk menghentikan penjadwalan wawancara visa baru bagi mahasiswa dan pengunjung pertukaran.

Dalam memo tersebut, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa penghentian sementara dilakukan karena Kementerian Luar Negeri berencana untuk memperluas penyaringan media sosial pelamar mahasiswa.

1. Ditandatangani Menlu AS

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio. (Matt Johnson from Omaha, Nebraska, United States, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Rubio menandatangani sebuah memo, yang meminta kedutaan-kedutaan AS di seluruh dunia untuk menghentikan sementara wawancara visa baru bagi mahasiswa asing.

“Departemen sedang melakukan peninjauan terhadap operasi dan proses yang ada untuk penyaringan dan pemeriksaan pelamar visa pelajar dan pengunjung pertukaran (F, M, J), dan berdasarkan peninjauan tersebut, berencana untuk mengeluarkan panduan tentang pemeriksaan media sosial yang diperluas untuk semua pelamar tersebut,” kata memo itu, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (28/5/2025).

“Berlaku segera, sebagai persiapan untuk perluasan penyaringan dan pemeriksaan media sosial yang diperlukan, bagian konsulat tidak boleh menambah kapasitas janji temu visa pelajar atau pengunjung pertukaran,” imbuh memo tersebut.

Sebagian besar mahasiswa internasional memegang visa pelajar F-1. Visa J-1 diberikan kepada mahasiswa dalam program pertukaran atau beasiswa seperti beasiswa Fulbright; profesor yang berpartisipasi dalam program pertukaran; dan pekerja magang. Visa M-1 diberikan kepada mahasiswa yang berpartisipasi dalam program pelatihan di AS.

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa penghentian tersebut bersifat sementara dan tidak berlaku bagi mahasiswa yang telah menjadwalkan wawancara visa mereka. Tidak jelas berapa lama penghentian tersebut berlangsung.

2. Menyaring orang yang mau ke AS

ilustrasi visa (unsplash.com/Global Residence Index)

Tammy Bruce, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menolak berkomentar mengenai laporan memo tersebut. Namun, ia mengatakan kepada wartawan dalam jumpa pers rutin bahwa AS akan menggunakan setiap alat untuk menyaring siapa pun yang ingin memasuki negara tersebut.

"Kami akan terus menggunakan setiap alat yang kami bisa untuk menilai siapa saja yang datang ke sini, apakah mereka mahasiswa atau bukan," kata Bruce.

Selama tahun ajaran 2023-2024, jumlah mahasiswa internasional di lembaga pendidikan AS tumbuh ke titik tertinggi sepanjang masa yaitu 1,13 juta, menurut laporan tahunan Open Doors dari Institute of International Education (IIE) dan Departemen Luar Negeri AS. Angka ini menandai peningkatan 6,6 persen dalam jumlah mahasiswa internasional yang terdaftar di perguruan tinggi dan universitas AS dari tahun sebelumnya.

3. 71,5 Persen mahasiswa asing di AS dari Asia

Ilustrasi pelajar (Freepik.com/freepik)

Menurut laporan Open Doors, 71,5 persen mahasiswa internasional yang terdaftar di AS antara 2023 dan 2024 berasal dari Asia.

India adalah sumber utama, dengan 331.602 mahasiswa dari negara tersebut terdaftar di universitas AS. Setelah India adalah China, yang mengirim 277.398 mahasiswa ke AS. Di tempat ketiga adalah Korea Selatan, yang mengirim 43.149 mahasiswa ke AS.

Eropa mengirim 90.600 mahasiswa ke AS, yang merupakan 8 persen dari populasi mahasiswa internasional.

Editorial Team