Tarif Trump Bayangi Sejumlah Kesepakatan Prancis-Vietnam

- Prancis dan Vietnam akan menandatangani sejumlah kesepakatan pada Senin (26/5/2025).
- Vietnam menjadi negara pertama yang membuka tur Asia Tenggara Macron setelah ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.Vietnam.
Jakarta, IDN Times - Prancis dan Vietnam akan menandatangani sejumlah kesepakatan pada Senin (26/5/2025), saat Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan pemimpin Vietnam di Hanoi. Macron berupaya meningkatkan pengaruh Prancis di negara bekas koloninya tersebut.
Dalam kunjungan resmi pertamanya ke negara tersebut, dan yang pertama bagi seorang presiden Prancis dalam hampir satu dekade, Macron akan didampingi sejumlah eksekutif bisnis. Macron akan mengawasi penandatanganan sekitar 30 perjanjian sambil mencoba meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
Sejumlah sektor yang dibidik, antara lain penerbangan, energi nuklir, kereta api, energi terbarukan, penelitian, satelit dan pertahanan.
1. Kunjungan terjadi usai ancaman tarif dari Trump

Vietnam menjadi negara pertama yang membuka tur Asia Tenggara Macron. Perjalanan ini sudah direncanakan sejak lama.
Setelah Vietnam, Macron akan melanjutkan ke Indonesia dan Singapura. Kunjungan dilakukan setelah ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan bea masuk sebesar 50 persen pada barang-barang Uni Eropa mulai Juni mendatang.
Karena Vietnam yang bergantung pada ekspor juga mendapat tekanan dari Washington untuk membeli lebih banyak barang Amerika guna menghindari bea masuk 46 persen, pejabat Eropa memberi tahu negara itu sebelum kunjungan Macron agar berhati-hati dalam konsesinya ke Gedung Putih.
2. Negosiasi Vietnam-AS tak akan lukai kerja sama dengan Eropa

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (26/5/2025), Vietnam yang melakukan negosiasi dengan AS, menegaskan pembahasan itu tidak akan melukai Eropa.
"Vietnam harus memastikan untuk tidak membuat keputusan yang mengorbankan kepentingan Eropa," ucap salah satu pejabat Vietnam.
Ia menambahkan, para pemimpin Vietnam telah diberi tahu, hal ini dapat membahayakan hubungan dekat dengan Uni Eropa, yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Vietnam dan merupakan pembeli utama barang-barangnya.
3. Kerja sama Airbus

Salah satu kerja sama Prancis-Vietnam yang menjadi prioritas adalah kesepakatan antara maskapai penerbangan berbiaya rendah Vietnam, VietJet dengan pembuat pesawat Eropa, Airbus. Itu akan mengikuti perjanjian sementara yang ditandatangani tahun lalu untuk pengiriman 20 pesawat berbadan lebar A330neo.
"Kami tidak mengomentari diskusi yang mungkin atau mungkin tidak kami lakukan dengan maskapai penerbangan," kata juru bicara Airbus.
Kantor kepresidenan Macron di Elysee sebelumnya telah mengonfirmasi puluhan kesepakatan diharapkan, tetapi tidak menanggapi permintaan komentar tentang pesawat dan pesan Macron tentang konsesi AS.
Kementerian luar negeri Vietnam dan VietJet tidak membalas permintaan komentar. Pembicaraan tentang satelit, termasuk dari Airbus, juga berada pada tahap lanjutan, kata para pejabat.
Vietnam, yang ekonominya sangat bergantung pada ekspor ke AS, telah membuat beberapa janji dalam pembicaraan perdagangan dengan Washington untuk menghindari tarif yang dapat merusak model pertumbuhannya.
Salah satu tawaran yang sering digembar-gemborkan adalah kemungkinan pembelian setidaknya 250 pesawat Boeing oleh maskapai penerbangan nasional Vietnam Airlines dan pesaingnya VietJet, yang menurut para pejabat Vietnam dan AS akan membantu mengurangi surplus perdagangan negara itu yang besar dengan AS dan mungkin menenangkan Trump.