AS Tolak Ukraina Jadi Anggota NATO di Tengah Perundingan Damai

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) menolak keanggotaan Ukraina dalam aliansi NATO di tengah upaya perundingan damai dengan Rusia. Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, pada Senin (24/2/2025) menyebut keanggotaan Kiev tak akan kembali dibahas.
“AS tak akan menerima keanggotaan Ukraina di NATO dan kemudian mewajibkan pasukan AS untuk menuju Ukraina. Itu sangat berbeda dengan komitmen AS terhadap NATO,” kata Waltz, dilansir Politico.
Pernyataan Waltz muncul sebagai respons terhadap komentar Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang menyatakan siap mundur, asalkan Ukraina bisa jadi anggota NATO. Waltz menyebut, pernyataan itu sebagai bentuk frustrasi Ukraina di tengah upaya pembicaraan damai.
Di bawah pemerintahan Trump, AS mulai menginisiasi pembicaraan damai dengan Rusia. Pada Selasa lalu, keduanya mengadakan pertemuan di Arab Saudi. Namun, pertemuan itu tak melibatkan Ukraina secara langsung.
1. Zelenskyy siap mundur sebagai presiden
Tuntutan agar Zelenskyy mundur sebagai presiden menggema setalah pertemuan di Saudi. Rusia menuntut agar Ukraina segera melakukan pemilihan ulang. Seruan ini tampaknya berupaya didorong oleh Trump.
Berbicara pada Minggu, Zelenskyy menyebut siap untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Namun dengan imbalan Ukraina memperoleh keanggotaan NATO.
"Jika ada perdamaian untuk Ukraina, jika Anda benar-benar membutuhkan saya untuk meninggalkan jabatan saya, saya siap. Saya dapat menukarnya dengan NATO," kata Zelenskyy, dilansir DW.
Zelenskyy juga mengatakan ia ingin melihat Trump sebagai mitra Ukraina dan lebih dari sekadar mediator antara Kiev dan Moskow. Ia menyatakan siap mengundurkan diri sesegera mungkin.
"Saya benar-benar menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar mediasi itu tidak cukup," katanya.