Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tak Khawatir soal Perjanjian Mineral Langka AS-Ukraina

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin (24/2/2025), mengaku tidak khawatir soal perjanjian eksploitasi mineral langka antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina. Ia pun menyebut perjanjian tersebut sama sekali tidak memberatkannya. 

Sehari sebelumnya, Putin menyebut bahwa tentara Rusia di Ukraina berjuang demi mempertahankan masa depan negaranya. Ia berjanji akan meningkatkan kapabilitas militer Rusia dengan memberikan senjata modern. 

1. Buka peluang kerja sama dengan AS dalam eksploitasi mineral langka

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Council.gov.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Putin menyebut bahwa Rusia adalah salah satu pemilik cadangan mineral langka terbesar di dunia. Namun, ia menyampaikan bahwa Rusia masih sangat kurang dalam mengeksploitasi cadangan mineral langka di negaranya. 

"Logam langkah menjadi sebuah komponen penting, sumber daya yang sangat penting untuk sektor ekonomi modern. Sayangnya, kami masih sangat kurang dan hanya melakukan sedikit di sektor ini. Kami harus melakukan lebih," tuturnya, dikutip Tass

Ia menambahkan bahwa Rusia membuka peluang masuknya perusahaan asing, termasuk perusahaan dari AS untuk bekerja sama dalam mengekstraksi dan meningkatkan produksi logam langka. Ia pun membuka masuknya investasi di wilayah dudukan Rusia di Ukraina. 

"Kami akan dengan senang hari bekerja sama dengan rekan asing, termasuk dengan Amerika. Kami juga sudah mempersiapkan pembukaan potensi masuknya perusahaan asing di teritori terbaru kami (Ukraina)," tambahnya.

2. Trump sedang diskusikan perjanjian ekonomi dengan Rusia

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia dan Putin sedang mendiskusikan perjanjian ekonomi sebagai bagian dari negosiasi mengakhiri perang di Ukraina. 

"Saya mengadakan diskusi serius dengan Putin mengenai akhir dari perang di Ukraina. Selain itu, mengenai transaksi pembangunan ekonomi besar yang akan dilakukan antara AS dan Rusia. Dialog ini dimulai dengan sangat baik," ungkapnya, dilansir The Moscow Times

Pada saat yang sama, Trump mengaku sedang mendesak Ukraina untuk menyetujui perjanjian yang ditawarkan oleh AS soal sumber daya alam sebagai ganti dari bantuan perang kepada Ukraina. 

"Saya tekankan bahwa perjanjian mineral langka sangat penting bagi AS dan Ukraina. Kami berharap ini dapat disetujui sesegera mungkin. Perjanjian ini akan mengembalikan bantuan dana miliran dolar AS yang dikirim ke Ukraina dan membantu pertumbuhan ekonomi Ukraina setelah perang," tandasnya. 

3. Rusia hanya setujui hasil negosiasi yang sesuai dengan kepentingannya

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan bahwa negaranya sudah siap membuka negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, ia mengatakan bahwa gencatan senjata akan dilakukan jika sesuai dengan kepentingannya. 

"Moskow sudah siap bernegosiasi dengan Ukraina, Eropa, atau perwakilan lainnya yang memiliki kepercayaan kuat untuk mengakhiri perang. Namun, kami akan menghentikan ini hanya jika hasil negosiasi sesuai dengan kepentingan Rusia," terang Lavrov. 

Ia juga mendesak AS untuk mengirimkan perwakilan khusus untuk memulai negosiasi damai dengan Rusia. Lavrov menyebut bahwa diskusi di Arab Saudi dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, berjalan dengan baik dan berbuah positif. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us