Assad Disebut Kabur ke Lebanon dan Nginap di Hotel Mewah

Intinya sih...
- Pejabat senior rezim Assad melarikan diri ke Lebanon setelah pihak oposisi merebut Suriah pada Minggu (8/12/2024).
- Beberapa pejabat tersebut menginap di hotel mewah di Beirut dan markas kelompok Hizbullah di pinggiran selatan kota itu.
- Pelarian mereka difasilitasi dan dilindungi oleh Hizbullah, yang merupakan sekutu Assad.
Jakarta, IDN Times - Para pejabat senior rezim Bashar al-Assad dilaporkan telah melarikan diri ke ibu kota Lebanon bersama keluarga mereka setelah pihak oposisi merebut Suriah pada Minggu (8/12/2024).
Media Lebanon melaporkan bahwa beberapa di antaranya menginap di hotel-hotel mewah di Beirut dan markas kelompok Hizbullah di pinggiran selatan kota itu. Pelarian mereka difasilitasi dan dilindungi oleh Hizbullah, yang merupakan sekutu Assad.
1. Pejabat intelijen Suriah dan beberapa kerabat Assad juga dilaporkan berlindung di hotel mewah di Beirut
Ali Mamlouk, pejabat tinggi intelijen Suriah dan penasihat Assad, termasuk di antara mereka yang melarikan diri ke negara tetangga. Ia juga merupakan buronan otoritas Lebanon atas tuduhan terorisme terkait dugaan keterlibatan dalam pengeboman dua masjid di Tripoli pada 2013.
Harian Lebanon Nidaa al-Watan menyebutkan bahwa Mamlouk menginap dengan nyaman di sebuah hotel mewah di Beirut di bawah perlindungan Hizbullah dan pasukan Keamanan Negara.
Ghada Adib Mhanna, istri paman Assad dan ibu dari Rami Makhlouf, sepupu Assad sekaligus tokoh keuangan penting dalam rezim tersebut, juga dilaporkan menginap di sebuah hotel bintang lima di pusat kota Beirut.
Sementara itu, Firas Issa Shaleesh, keponakan Dhu al-Himma Shalish, yang merupakan sepupu Assad dan terlibat dalam pembantaian Jisr al-Shighour pada 1980, juga menginap di hotel mewah lainnya di Beirut.
Media menyatakan bahwa kedua hotel tersebut telah memperketat keamanan, termasuk dengan menugaskan tiga patroli keamanan negara di masing-masing tempat.
2. Keberadaan mereka berpotensi menimbulkan risiko signifikan terhadap keamanan dan stabilitas Lebanon
Menurut Nidaa al-Watan, pelarian pejabat tersebut ke Lebanon telah diatur beberapa hari sebelum jatuhnya Damaskus, difasilitasi oleh Hizbullah dan seorang petugas Keamanan Umum di perbatasan Lebanon yang diketahui memiliki hubungan dengan Mamlouk. Agen-agen Suriah juga dilaporkan menyuap personel Keamanan Umum hingga ribuan dolar untuk mengamankan perjalanan mereka.
Namun, masuknya tokoh-tokoh intelijen Suriah ini dianggap menimbulkan risiko yang signifikan terhadap keamanan dan stabilitas Lebanon.
"Menyembunyikan para buronan ini dapat membuat Lebanon terkena sanksi internasional dan membahayakan hubungan dengan komunitas internasional," kata media Lebanon memperingatkan.
Tak hanya itu, kehadiran mereka juga menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi serangan balasan, termasuk risiko menjadi target serangan Israel di Beirut atau wilayah pinggiran selatan.
3. Lebanon tidak boleh jadi tempat perlindungan bagi pejabat rezim Assad
Dilansir dari Reuters, sebuah partai politik terkemuka di Lebanon, pada Selasa (10/12/2024), mendesak pemerintah untuk mencegah negara tersebut menjadi tempat perlindungan bagi pejabat rezim Assad supaya Lebanon tidak menanggung dampak hukum dan politik.
“Setelah adanya berita mengenai beberapa pemimpin rezim yang digulingkan di Suriah yang melarikan diri ke Lebanon melalui penyeberangan resmi, atau menyeberang dari Lebanon ke negara lain, Partai Sosialis Progresif memperingatkan bahaya mengubah Lebanon menjadi tempat yang aman bagi mereka yang bertanggung jawab atas banyak kejahatan terhadap warga Lebanon dan Suriah," kata Partai Sosialis Progresif (PSP) dalam sebuah pernyataan.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, juga menyampaikan laporan mengenai masuk atau transitnya mantan pejabat Suriah melalui Lebanon.
“Kebijakan pemerintah Lebanon selalu mematuhi hukum Lebanon dan internasional,” kata Mikati, seraya menambahkan bahwa ia bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menangani masalah ini dengan tetap melindungi kepentingan Lebanon sekaligus menjaga hubungan masa depan dengan rakyat Suriah.