Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Australia. (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Intinya sih...

  • Usulan aksi untuk memerangi antisemitisme di Australia

  • Pemotongan dana kampus dan deportasi WN asing yang terlibat

  • Rekomendasi laporan mendapat respons dari PM Australia dan pro kontra kebebasan akademis

Jakarta, IDN Times - Utusan Khusus untuk antisemitisme Australia, Jillian Segal baru saja mengusulkan sebuah aksi guna memerangi adanya 'kebangkitan' antisemitisme di Negara Kanguru tersebut. Usulan ini terkait dengan reformasi di seluruh bidang, seperti pendidikan, lembaga publik, ruang daring, media, hingga imigrasi.

"Program tersebut merupakan rencana menyeluruh yang mencakup banyak area yang memerlukan tindakan segera," kata Segal pada Kamis (10/7/2025), dikutip dari The Straits Times.

"Kita telah menyaksikan mobil-mobil dibakar, sinagoge dibakar, orang-orang Yahudi dilecehkan dan diserang. Itu sama sekali tidak dapat diterima," ujarnya.

1. Salah satunya tinjauan pengamanan kampus untuk warga Yahudi

Laporan menyerukan agar universitas-universitas menghadapi sistem rapor, guna menilai apakah kampus mereka aman bagi mahasiswa dan staf Yahudi.

Nantinya, universitas yang gagal mengambil tindakan terhadap anti-Semitisme dapat menghadapi pemotongan dana pemerintah. Hibah publik kepada peneliti atau akademisi juga akan dihentikan, jika mereka terbukti terlibat dalam perilaku tersebut.

Lembaga budaya, media, festival, organisasi seni, dan individu juga dapat menghadapi penarikan dana, jika mereka mempromosikan, memfasilitasi, atau gagal mengatasi anti-Semitisme secara efektif.

Tindakan pemeriksaan visa untuk non-warga negara yang masuk juga akan dilakukan, guna mengetahui afiliasi atau keyakinan anti-Semitisme. Jika terlibat, dapat menghadapi pembatalan visa hingga deportasi dari Australia.

Rencana ini juga mencakup pemantauan platform online, media, dan perangkat artificial intelligence (AI) untuk mengekang konten anti-Semitisme. Serta, memastikan undang-undang ujaran kebencian ditinjau dan diperkuat.

2. PM Australia sedang mempertimbangkan rekomendasi laporan tersebut

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. (twitter.com/AlboMP)

Perdana Menteri Anthony Albanese menyambut baik laporan tersebut. Ia menyatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan rekomendasi tersebut dengan saksama.

"Ada sejumlah hal yang dapat diimplementasikan dengan cepat. Sementara, yang lain membutuhkan pengerjaan kerja jangka panjang," ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut membutuhkan kolaborasi yang lebih lama antara pemerintah bersama masyarakat sipil di semua tingkatan. Langkah ini sebagai respons atas peningkatan tajam insiden anti-Semitisme di seluruh Negeri Kanguru, sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023.

Berbagai insiden terjadi, termasuk serangan pembakaran terhadap sinagoge, vandalisme, dan serangan yang ditargetkan di Sydney dan Melbourne. Kedua kota tersebut merupakan tempat mayoritas populasi Yahudi Australia tinggal.

3. Adanya pro dan kontra terhadap kebebasan akademis dan perbedaan pendapat politik

Laporan Segal tersebut dipuji oleh beberapa organisasi komunitas Yahudi. Namun, sebuah kelompok Yahudi progresif, Dewan Yahudi Australia, telah menyuarakan kekhawatiran akan rencana tersebut yang dianggap berisiko. Pihaknya beranggapan hal itu dapat merusak kebasan demokrasi Australia, memicu perpecahan komunitas, dan memperkuat pendekatan selektif terhadap rasisme yang melayani agenda politik.

Mereka berpendapat bahwa beberapa aspek bahasa dalam laporan tersebut samar dan dapat digunakan untuk membungkam kritik yang sah terhadap kebijakan Israel, Al Jazeera melaporkan.

Di sisi lain, Universities Australia, yang mewakili 39 universitas di negara itu, mengatakan akan bekerja sama dengan para anggotanya untuk mempertimbangkan rekomendasi tersebut. Pihaknya mengungkapkan bahwa kebebasan akademik tidak boleh menjadi alasan untuk kebencian atau pelecehan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team