Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi badai (unsplash.com/Dorin Vancea)
ilustrasi badai (unsplash.com/Dorin Vancea)

Intinya sih...

  • Badai Melissa menerjang Jamaika, Kuba, dan Bahama.

  • Ratusan ribu warga Karibia mengalami pemadaman listrik.

  • AS, Inggris, dan WFP kirimkan bantuan ke Karibia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas setelah Badai Melissa menerjang sejumlah negara Karibia pekan ini. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berlanjutnya operasi pencarian dan penyelamatan di wilayah-wilayah yang terdampak.

Pada Kamis (30/10/2025), pihak berwenang di Haiti melaporkan sedikitnya 30 orang tewas dan 20 lainnya hilang, sementara Jamaika mencatat 19 korban jiwa. Republik Dominika melaporkan sedikitnya satu kematian akibat badai tersebut. Meskipun Haiti dan Republik Dominika tidak terkena hantaman langsung, kedua negara itu mengalami banjir besar.

1. Badai pertama kali menghantam Jamaika pada Selasa

Dilansir dari Al Jazeera, Melissa, salah satu badai Atlantik terkuat yang melanda Karibia, menghantam bagian barat Jamaika pada Selasa (28/10/2025) sebagai badai Kategori 5 dengan kecepatan angin maksimum hingga 295 kilometer per jam.

Melissa kemudian menghantam Kuba sebagai badai Kategori 3 sebelum melanjutkan perjalanannya melewati Bahama pada Rabu (29/10/2025) malam. Menurut Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (AS), badai itu diperkirakan akan melintas dalam jarak 60 km dari Bermuda. Kekuatan badai tersebut terasa di seluruh kawasan Karibia, membawa angin kencang, hujan deras, dan banjir yang merusak.

Sejauh ini, belum ada korban jiwa yang dilaporkan di Kuba. Namun, hampir 240 komunitas terputus akibat banjir dan tanah longsor.

2. Ratusan ribu warga di Karibia hidup tanpa aliran listrik

Sementara itu, ratusan ribu orang di seluruh kawasan Karibia masih mengalami pemadaman listrik, termasuk sekitar 70 persen pelanggan listrik di Jamaika. Otoritas setempat tengah berupaya membersihkan pohon-pohon tumbang dan kabel listrik yang terputus, serta menilai kerusakan infrastruktur yang meluas.

“Tidak ada yang bisa menghubungi orang-orang yang mereka cintai. Semua orang benar-benar terputus. Semua pohon tumbang di jalan, jadi kamu tidak bisa pergi jauh dengan mobil, bahkan dengan sepeda pun tidak,” kata Trevor ‘Zyanigh’ Whyte, warga yang tinggal di kota bagian barat Jamaika kepada BBC.

Badan-badan PBB mengatakan pihaknya masih menghitung besarnya kerusakan akibat Badai Melissa. Namun, analisis dari lembaga prakirawan cuaca AS, AccuWeather, memperkirakan bahwa kerusakan dan kerugian ekonomi awal akibat Badai Melissa dapat mencapai antara 48 miliar - 52 miliar dolar AS (sekitar Rp798-864 triliun).

3. AS, Inggris dan WFP kirimkan bantuan

Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan para mitra untuk mengoordinasikan logistik, bantuan tunai, dan pasokan darurat. Departemen Luar Negeri AS juga mengumumkan telah mengerahkan tim tanggap bencana untuk membantu Jamaika, Haiti, Bahama, dan Kuba.

Dilansir dari BBC, pemerintah Inggris mengalokasikan bantuan sebesar 7,5 juta dolar AS (sekitar Rp124 miliar) untuk mendukung upaya pemulihan di kawasan Karibia. Kementerian Luar Negeri Inggris juga dilaporkan sedang mempersiapkan penerbangan untuk mengevakuasi warganya yang tidak dapat pulang menggunakan penerbangan komersial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team