bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (Makaristos, Public domain, via Wikimedia Commons)
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan, cuaca buruk ini menambah penderitaan warga yang sudah hidup dalam kesengsaraan selama lebih dari dua tahun perang. Kepala UNRWA menyoroti lambatnya aliran bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza akibat pembatasan oleh otoritas Israel.
Pasokan kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan musim dingin masih jauh di bawah kebutuhan mendesak ratusan ribu pengungsi. Sistem kesehatan yang berada di ambang kehancuran semakin memperburuk risiko kematian akibat penyakit musim dingin yang mudah menular di kamp padat penduduk.
“Lebih banyak hujan, lebih banyak penderitaan manusia, keputusasaan, dan kematian. Orang-orang di Gaza bertahan hidup di tenda-tenda yang rapuh dan tergenang air serta di antara reruntuhan,” kata Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dilansir TRT World.
Agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 71.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 171.200 lainnya. Infrastruktur yang hancur total membuat warga tidak memiliki tempat aman untuk berlindung dari gempuran militer maupun badai musim dingin.