Paus Leo XIV Soroti Penderitaan Warga Gaza dalam Pesan Natal Perdana

- Paus Leo XIV soroti nasib pengungsi Gaza yang terlantar di musim dingin.
- Seruan perdamaian untuk konflik di berbagai belahan dunia.
- Perayaan Natal kembali digelar di Betlehem.
Jakarta, IDN Times - Paus Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi warga Palestina di Gaza dalam khotbah Natal perdananya di Vatikan, Kamis (25/12/2025). Pemimpin Gereja Katolik dunia ini menyoroti penderitaan para pengungsi yang harus bertahan hidup di tenda-tenda darurat di tengah cuaca musim dingin yang ekstrem.
Paus asal Amerika Serikat tersebut membandingkan kisah kelahiran Yesus di kandang domba dengan realitas pahit yang dialami warga Gaza saat ini. Ia menggunakan simbolisme bahwa Tuhan mendirikan "tenda rapuh-Nya" di antara manusia, sebagai pesan solidaritas bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik.
1. Paus Leo soroti nasib pengungsi Gaza yang terlantar di musim dingin

Dalam misa yang dihadiri ribuan jemaat di Basilika Santo Petrus, Paus Leo menyinggung kondisi tenda-tenda di Gaza yang terpapar hujan, angin, dan udara dingin selama berminggu-minggu. Seruan ini dinilai sebagai langkah yang tidak biasa karena disampaikan dalam ibadah sakral yang umumnya bersifat lebih spiritual dan khidmat.
Paus Leo, yang terpilih pada Mei lalu untuk menggantikan Paus Fransiskus, dikenal memiliki gaya diplomatis yang tenang. Namun, kini ia bersuara lebih tegas membela warga sipil yang menjadi korban perang.
"Bagaimana mungkin kita tidak memikirkan tenda-tenda di Gaza, yang terpapar hujan, angin, dan dingin selama berminggu-minggu? Rapuhlah daging mereka yang tak berdaya, diuji oleh begitu banyak perang, baik yang sedang berlangsung maupun yang telah berakhir, meninggalkan puing-puing dan luka yang terbuka," ujar Paus Leo, dilansir The Straits Times.
Konflik Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Oktober setelah dua tahun pertempuran intensif. Namun, lembaga kemanusiaan melaporkan bantuan yang masuk masih sangat minim. Hampir seluruh populasi Gaza saat ini berstatus tunawisma dan menghadapi risiko hipotermia karena suhu yang terus menurun.
2. Seruan perdamaian untuk konflik di berbagai belahan dunia

Selain Gaza, Paus Leo menggunakan pesan Urbi et Orbi (untuk kota dan dunia) guna menyerukan penghentian seluruh perang, termasuk konflik berkepanjangan di Ukraina. Ia mendoakan rakyat Ukraina yang disebutnya telah tersiksa oleh kekerasan akibat invasi pasukan Rusia yang masih mengancam wilayah timur negara tersebut.
Paus mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk menemukan keberanian guna terlibat dalam dialog yang tulus dan saling menghormati satu sama lain. Seruan ini muncul setelah Rusia dilaporkan menolak usulan gencatan senjata Natal selama 24 jam yang sempat diharapkan dapat memberi jeda kemanusiaan bagi warga sipil.
Perhatian Paus juga tertuju pada konflik berdarah di perbatasan Thailand dan Kamboja yang telah menewaskan setidaknya 80 orang dalam pertempuran tiga minggu terakhir. Ia meminta kedua negara tetangga tersebut memulihkan persahabatan mereka demi tercapainya rekonsiliasi dan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
"Semoga dentuman senjata mereda dan semoga pihak-pihak yang terlibat, dengan dukungan dan komitmen komunitas internasional, menemukan keberanian untuk terlibat dalam dialog yang tulus, langsung, dan penuh hormat," kata Paus Leo di hadapan ribuan orang, dilansir CBC.
3. Perayaan Natal kembali digelar di Betlehem
Suasana berbeda terlihat di Betlehem, Tepi Barat, di mana komunitas Kristen mulai merayakan Natal secara meriah untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Kota kelahiran Yesus ini perlahan bangkit dari bayang-bayang perang panjang yang sempat melumpuhkan berbagai aspek kehidupan kota tersebut.
Ratusan jemaat memadati Gereja Kelahiran pada Rabu malam untuk mengikuti misa tradisional yang dipimpin oleh Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa. Perayaan tahun ini dimeriahkan dengan parade musik dan lampu warna-warni yang menghiasi Manger Square, menandakan kembalinya harapan bagi penduduk setempat.
Pizzaballa sendiri baru saja mengunjungi Gaza pada akhir pekan sebelumnya dan menyaksikan langsung penderitaan ratusan ribu orang meski gencatan senjata telah berlaku. Dalam khotbahnya, ia menyampaikan pesan perdamaian dan kelahiran kembali yang dianggap relevan dengan situasi saat ini.
"Luka-lukanya dalam, tapi harus saya katakan, di sini maupun di sana, seruan Natal mereka bergema. Ketika saya bertemu mereka (warga Gaza), saya terkesan dengan kekuatan dan keinginan mereka untuk memulai hidup kembali," tutur Pizzaballa usai kunjungannya ke Gaza, dilansir Al Jazeera.


















