Bahas Pembangunan Suriah, Menlu Iran Temui Assad

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian disambut dengan hormat oleh pemerintah Suriah dalam kunjungan resminya ke Damaskus. Kedatangan Hossein, Sabtu (09/10) di Suriah merupakan salah satu pemberhentian ketiganya setelah mengunjungi Rusia dan Lebanon.
Melansir Al Jazeera, tibanya di Damaskus Menlu Iran langsung menyepakati beberapa kerja sama dan membahas perkembangan situasi di Suriah, Afghanistan, Yaman, dan Irak. Tidak hanya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faysal Mikdad, Hossein ternyata juga berkesempatan untuk berdiskusi langsung bersama Presiden Suriah Bashar al Assad.
1. Iran-Suriah sepakat tingkatkan kerja sama multisektor
Sebagai mitra strategis Iran dan Suriah telah melaksanakan kerja sama dalam beberapa tahun terakhir. Dikutip dari Al Jazeera, tepat dengan kedatangan Menlu Iran Hossein Amirabdollahian di Suriah, kedua pemerintahan akhirnya menyepakati peningkatan kerja sama yang baru pada bidang perdagangan, pariwisata, dan ekonomi.
Sebagaimana kedua negara tengah dilanda sanksi ekonomi berat dari AS, Tehran dan Damaskus akui satu-satunya cara agar tetap selamat adalah dengan berkerjasama. Sebelumnya pada Agustus 2021, Hossein dikabarkan juga sempat bertemu Presiden Assad membahas kelanjutan kerja sama ekonomi serta ancaman sanksi terbaru Amerika.
2. Hossein sebut tanda-tanda kejatuhan Barat di Timur Tengah semakin kuat

Konflik kepentingan di Timur Tengah antara Iran dan Negara Barat, secara khusus Amerika Serikat, telah lama terjadi. Sejak Revolusi Islam Iran 1978, padangan Barat terhadap Iran berubah 180 derajat dan secara tidak langsung saling bermusuhan antar satu sama lain.
Meskipun begitu, Menlu Iran Hossein Amirabdollahian berpendapat dalam beberapa tahun terakhir terlihat jelas jika dominasi Barat di Timur Tengah semakin merosot, seperti yang dilansir dari Al Jazeera.
Menurutnya tanda-tanda kejatuhan Barat dapat dilihat dengan hengkangnya AS dari Afghanistan dan kemenangan gemilang pasukan pemerintah Suriah melawan pemberontak yang didanai negara-negara Barat.
3. Iran pendukung utama Assad dalam Perang Saudara Suriah

Ketika dulu pemerintah Suriah mulai terdesak oleh pasukan pemberontak, bukan Rusia yang pertama kali datang membantu. Republik Islam Iran menjadi negara pertama secara terang-terangan membantu pasukan pemerintah Suriah saat perang saudara berkecamuk di negara mereka.
Dilaporkan The New Arab, Iran diakui sebagai pendukung utama pemerintahan Suriah di bawah Presiden Bashar al Assad karena telah mengirim ribuan prajurit milisi ke Suriah. Berkat bantuan pasukan tambahan dari Iran, pemerintah Suriah dapat menambal kantong-kantong pertahanan hingga bantuan serangan udara Rusia mulai dilancarkan pada 2015.
Kinerja dan kekompakan erat yang ditunjukkan Iran-Suriah membuktikan persekutuan mereka yang tiada dua, terutama menghadapi ancaman ataupun agresi Washington.