Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perang (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi perang (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Intinya sih...

  • Pertemuan pejabat pertahanan Thailand Kamboja berlangsung di perbatasan.

  • Aksi saling serang Thailand Kamboja terus berlangsung di garis perbatasan.

  • Tuduhan perusakan situs dan data korban konflik terus bertambah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Thailand dan Kamboja kembali terlibat bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan yang masih sensitif. Insiden ini terjadi bersamaan dengan digelarnya perundingan resmi pertama kedua negara sejak gelombang kekerasan terbaru. Pada Rabu (24/12/2025), militer Thailand menyebut kontak senjata pecah di provinsi Sisaket dan Surin. Pasukan Thailand kemudian membalas tembakan roket BM-21 dari pihak Kamboja dengan artileri, tank, serta drone.

Dilansir dari Al Jazeera, seorang prajurit Thailand dilaporkan terluka di kawasan Pha Mo I Daeng–Huai Ta Maria, Sisaket. Setelah insiden itu, serangan balasan dilancarkan hingga lebih dari 19 posisi militer Kamboja diklaim hancur. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menuding Thailand melakukan serangan udara ke distrik Banan di provinsi Battambang bagian barat laut.

Empat bom dilaporkan jatuh di area permukiman warga sipil. Kementerian Pendidikan Kamboja juga membagikan video yang memperlihatkan kepanikan di sebuah sekolah setempat. Selain itu, dua warga sipil disebut terluka akibat tembakan dari pihak Thailand di provinsi Banteay Meanchey.

1. Pertemuan pejabat pertahanan Thailand Kamboja berlangsung di perbatasan

ilustrasi ruang konferensi (pexels.com/Jan van der Wolf)

Bentrokan terbaru ini meletus sesaat sebelum pejabat pertahanan kedua negara bertemu di pos penyeberangan Ban Pakkad–Pailin. Kesepakatan untuk menggelar dialog ini tercapai melalui mekanisme Komite Perbatasan Umum Kamboja–Thailand (GBC) pada Senin (22/12/2025).

Pertemuan tersebut menjadi yang pertama sejak konflik kembali pecah pada 7 Desember 2025. Kekerasan itu telah menewaskan lebih dari 40 orang serta memaksa sekitar satu juta warga mengungsi berdasarkan data resmi.

2. Aksi saling serang Thailand Kamboja terus berlangsung di garis perbatasan

ilustrasi perang (pexels.com/Beyzanur K.)

Kedua negara hampir setiap hari saling meluncurkan roket dan artileri di sepanjang garis perbatasan darat sepanjang 817 kilometer. Kesepakatan damai yang sebelumnya difasilitasi AS dan Malaysia runtuh pada awal bulan ini. Perjanjian tersebut sempat menghentikan pertempuran selama lima hari pada Juli.

Akar konflik ini berasal dari sengketa batas wilayah peninggalan era kolonial. Perselisihan juga mencakup klaim atas sejumlah situs candi kuno di kawasan perbatasan.

3. Tuduhan perusakan situs dan data korban konflik terus bertambah

ilustrasi bangunan hancur imbas perang (pexels.com/Mykhailo Volkov)

Di tengah ketegangan yang berlanjut, seorang pejabat Kamboja menuding Thailand sengaja merusak patung Hindu di zona perbatasan yang masih disengketakan. Kim Chanpanha, juru bicara pemerintah provinsi Preah Vihear, menyebut patung Wishnu yang didirikan pada 2014 dihancurkan pasukan Thailand.

“Kami mengutuk penghancuran candi dan patung kuno yang dipuja oleh penganut Buddha dan Hindu,” kata Chanpanha, dikutip dari Al Jazeera.

Militer Thailand belum memberikan respons atas tuduhan tersebut. Mereka membantah penggunaan munisi klaster untuk secara sengaja mengancam warga sipil seperti yang dituduhkan Kamboja. Pihak Thailand menegaskan munisi yang digunakan merupakan amunisi artileri serbaguna yang diarahkan ke target militer sesuai prinsip kebutuhan militer dan proporsionalitas, serta menyebut Konvensi Munisi Klaster (CCM) tak mengikat karena kedua negara bukan penandatangan.

Dilansir dari Yeni Safak, data otoritas Thailand mencatat 23 prajurit dan satu warga sipil tewas. Selain itu, terdapat 33 korban sipil lain akibat dampak tidak langsung pertempuran. Sementara Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan 21 warga sipil meninggal dan 83 lainnya mengalami luka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team