Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Sugiono ke Malaysia Pekan Depan, Bahas Konflik Thailand-Kamboja

6292445d-c004-49d8-aa55-aaac93dadc55.jpeg
Menlu Sugiono dalam KTT ASEAN-China di Kuala Lumpur, Malaysia. (Dok. Kemlu RI)
Intinya sih...
  • Indonesia dorong solusi damai lewat ASEAN
  • Ketegangan perbatasan meningkat lagi
  • Malaysia ambil peran sebagai ketua ASEAN
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, dijadwalkan mengunjungi Kuala Lumpur, Malaysia, pekan depan. Dia akan hadir dalam pertemuan khusus ASEAN yang membahas upaya penyelesaian konflik antara Thailand dan Kamboja.  Pertemuan tersebut akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, di bawah keketuaan Malaysia sebagai Ketua ASEAN.

Agenda utama pertemuan adalah membahas perkembangan terbaru dan dinamika eskalasi konflik di perbatasan Thailand dan Kamboja. Juru Bicara I Kemlu RI, Yvonne Mewengkang, menyampaikan kehadiran Sugiono dalam forum tersebut merupakan bagian dari peran aktif Indonesia dalam mendorong penyelesaian damai konflik di kawasan. Indonesia, sebagai salah satu pendiri ASEAN, terus menegaskan komitmennya terhadap stabilitas regional dan penyelesaian konflik melalui dialog serta mekanisme multilateral.

1. Indonesia dorong solusi damai lewat ASEAN

IMG_3340.jpeg
Juru Bicara I Kementerian Luar Negeri RI Yvonne Mewengkang. (IDN Times/Marcheilla)

Yvonne mengatakan, Sugiono akan bertolak ke Malaysia untuk menghadiri pertemuan tersebut pada 22 Desember 2025 mendatang.

"Menteri Luar Negeri RI rencananya akan ke Kuala Lumpur untuk menghadiri pertemuan khusus ASEAN terkait Thailand-Kamboja pada 22 Desember,” kata Yvonne dalam temu media di Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Pertemuan tersebut, dijelaskan Yvonne, akan membahas perkembangan situasi terkini serta eskalasi konflik yang kembali meningkat di wilayah perbatasan kedua negara. Menurut Yvonne, partisipasi Indonesia mencerminkan komitmen aktif pemerintah dalam membantu mencari solusi atas ketegangan yang terjadi antara dua negara anggota ASEAN tersebut. Yvonne menyatakan pertemuan ini penting karena bakal menelurkan keputusan dari para menteri luar negeri ASEAN terkait Thailand dan Kamboja.

"Semuanya tergantung dari pembicaraan para menlu ASEAN di Kuala Lumpur nanti," ujarnya.

2. Ketegangan perbatasan meningkat lagi

Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)
Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)

Konflik antara Thailand dan Kamboja sebelumnya sempat mereda setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata pada pertengahan tahun ini. Namun, ketegangan kembali meningkat sejak awal Desember 2025.

Peningkatan ketegangan terjadi setelah kedua pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang disepakati sebelumnya. Kamboja dan Thailand sebenarnya telah menandatangani perjanjian damai di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur pada Oktober lalu.

Namun, perjanjian tersebut kemudian ditangguhkan sementara setelah sejumlah tentara Thailand dilaporkan terluka parah akibat ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pekan lalu menyatakan, para pemimpin Thailand dan Kamboja telah sepakat untuk menghentikan pertempuran. Meski demikian, bentrokan di perbatasan dilaporkan masih terus berlangsung. Thailand melaporkan 21 tentara dan 16 warga sipil tewas, sementara Kamboja mencatat 18 korban meninggal dunia dan 78 orang luka-luka.

3. Malaysia ambil peran sebagai ketua ASEAN

PHOTO-2025-10-26-11-45-18.jpeg
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, (26/10/2025). (dok. Setpres)

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, sebelumnya menyatakan negaranya akan menggelar pertemuan para menteri luar negeri ASEAN untuk membahas upaya deeskalasi konflik Thailand-Kamboja.

"Sebagai Ketua ASEAN, Malaysia akan mengadakan rapat khusus para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam waktu dekat untuk menilai situasi dan mendukung langkah-langkah deeskalasi," ujar Anwar Ibrahim dalam keterangan pers di Kuala Lumpur, pekan lalu.

Anwar juga mengaku menerima panggilan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald J Trump, pada Jumat (12/12/2025) malam, yang membahas konflik Thailand-Kamboja serta hubungan bilateral dan isu global lainnya.

Terkait ketegangan perbatasan, Anwar menegaskan peran Malaysia dalam mendorong kedua negara agar menahan diri dan kembali ke meja perundingan melalui dialog bilateral dan mekanisme ASEAN.

Malaysia menyatakan kesiapan untuk membantu meredakan situasi, melindungi warga sipil, dan memulihkan stabilitas kawasan, sejalan dengan semangat solidaritas sesama negara ASEAN. Anwar Ibrahim juga menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif Amerika Serikat dengan ASEAN serta kepercayaan yang diberikan kepada Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Paraguay Setuju Penempatan Sementara Militer AS

20 Des 2025, 05:04 WIBNews