Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko. (twitter.com/@KremlinRussia_E)
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko. (twitter.com/@KremlinRussia_E)

Intinya sih...

  • Presiden Belarus mengampuni Rico Krieger, warga Jerman yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan terorisme.
  • Kasus ini dipandang sebagai upaya Belarus untuk menekan Berlin dengan diplomasi tertutup antara kedua negara.
  • Krieger dituduh memasang bahan peledak di jalur kereta api Belarus atas perintah intelijen Ukraina pada Oktober 2023.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengampuni Rico Krieger, warga negara Jerman yang sebelumnya dijatuhi hukuman mati atas tuduhan terorisme. Keputusan ini diambil pada Selasa (30/7/2024), hanya beberapa hari setelah kasus tersebut menjadi perhatian publik.

Krieger, yang dulu bekerja untuk Palang Merah Jerman, dinyatakan bersalah dalam persidangan tertutup yang baru diketahui publik minggu lalu. Kasus ini dipandang sebagai upaya Belarus untuk menekan Berlin, dengan adanya diplomasi tertutup antara kedua negara.

Melansir dari Deutshce Welle, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman telah mengonfirmasi pengampunan tersebut dan menyatakan kelegaannya.

1. Dituduh melakukan tindak terorisme atas perintah intelijen Ukraina

Krieger dituduh memasang bahan peledak di jalur kereta api Belarus atas perintah intelijen Ukraina pada Oktober 2023. Meski terjadi ledakan, dilaporkan tidak ada korban dalam insiden tersebut. Pihak berwenang Ukraina membantah keterlibatan mereka dalam kasus ini.

Persidangan Krieger dilakukan secara tertutup, menimbulkan kekhawatiran akan transparansi proses hukum. Dilansir The Guardian, KGB Belarus, sebutan untuk dinas rahasia negara tersebut, telah banyak dituduh melakukan penyiksaan dan pemalsuan bukti dalam kasus-kasus serupa.

Sebelum pengampunan, Krieger muncul dalam wawancara televisi yang diatur oleh media pemerintah Belarus. Dengan tangan diborgol, ia memohon intervensi pemerintah Jerman.

"Tuan Scholz, tolong, saya masih hidup.. belum terlambat," ujarnya, memohon pada Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

2. Proses pengampunan oleh Lukashenko

Belarus merupakan satu-satunya negara Eropa yang masih menerapkan hukuman mati. Keputusan Lukashenko untuk mengampuni Krieger menarik perhatian internasional.

Sebelum memberikan pengampunan, Lukashenko dilaporkan bertemu dengan jaksa dan pengacara pembela untuk mendapatkan pemahaman penuh tentang rincian kasus tersebut. Dikutip dari Reuters, Lukashenko menyebut kasus-kasus seperti ini sebagai keputusan yang sangat sulit untuk seorang presiden.

"Keputusan harus diambil. Saya hanya ingin berkonsultasi dengan Anda dalam hal ini, bukan untuk berkonsultasi, tetapi untuk mendengar pendapat Anda," ujar Lukashenko. 

Vladimir Gorbach, pengacara Krieger, menyatakan bahwa pertemuan dengan Lukashenko berlangsung terbuka. Saat itu, Gorbach memohon agar Lukashenko mengambil tindakan yang manusiawi.

Harapan ini akhirnya terwujud dengan keputusan pengampunan yang diambil Lukashenko.

3. Hubungan dengan pertukaran tahanan Rusia-Barat

Kasus Krieger dipandang memiliki implikasi geopolitik yang lebih luas. Belarus, di bawah kepemimpinan Lukashenko, merupakan sekutu dekat Rusia dalam perang Ukraina. Negara ini bahkan mengizinkan pasukan Rusia memasuki Ukraina melalui wilayahnya pada awal invasi.

Pengampunan Krieger mungkin menjadi bagian dari skema pertukaran tahanan yang lebih luas antara Rusia dan Barat. Saat ini, Rusia sedang membicarakan kemungkinan pertukaran yang melibatkan reporter AS Evan Gershkovich dan warga Barat lainnya yang ditahan di Rusia.

Moskow juga dikabarkan ingin mendapatkan kembali Vadim Krasikov, seorang pembunuh yang saat ini dipenjara di Jerman. Krasikov dihukum atas pembunuhan eksil Chechnya di sebuah taman Berlin pada 2019. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik