Presiden Belarus, Aleksandar Lukashenko. (twitter.com/albertspahiu)
Pada pertemuan itu, Lukashenko juga mengonfirmasi bahwa Belarus memang terlibat dalam perang Rusia-Ukraina. Namun, ia menegaskan bahwa keterlibatan itu tidak menerjunkan pasukan ke medan tempur.
"Sejauh ini, kita memang berpartisipasi dalam operasi militer di Ukraina. Kami tidak menyembunyikannya. Namun, kami tidak membunuh siapapun. Kami tidak mengirimkan personel militer kami ke mana pun. Kami tidak melanggar komitmen kami," papar Lukashenko, dikutip Belta.
"Partisipasi kami hanya sebatas mempertahankan agar konflik ini tidak menyeret ke teritori Belarus. Kedua, kami mempertahankan agar tidak ada serangan ke Belarus dari Polandia, Lithuania, dan Latvia di bawah penyamaran operasi militer. Seperti yang saya katakan, tidak ada yang akan menembak Rusia dari belakang lewat teritori Belarus," katanya.
Selain itu, Lukashenko juga mengakui bahwa negaranya memberikan bantuan medis ke warga Rusia dan Ukraina.
"Kami menangani orang sebaik mungkin. Ya, kami memberi makan orang. Tidak hanya warga Rusia. Hampir semua yang kami beri adalah pengungsi, para warga miskin yang datang ke Belarus dari Ukraina sebanyak 400-500 orang per hari. Bagaimana kami tidak memberi mereka? Ini adalah partisipasi kami dalam operasi militer," tuturnya.