Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Twitter.com/Prime Minister of Israel)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Twitter.com/Prime Minister of Israel)

Jakarta, IDN Times – Peluncuran 180 rudal Iran ke Israel pada Selasa (1/10/2024) semakin menimbulkan ketegangan di Timur Tengah belakangan ini. Tak lama setelah serangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan membalas serangan Iran tersebut.

"Iran membuat kesalahan besar malam ini dan mereka akan membayarnya," kata Netanyahu, dilansir Reuters. 

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga telah memberikan ultimatum kepada Israel bahwa pihaknya akan membalas dengan serangan yang jauh lebih besar jika Israel berani meluncurkan serangan balasan.

”Ini hanyalah sebagian kecil kekuatan kita. Jangan terlibat konflik dengan Iran," katanya, dilansir Anadolu Agency.

Lantas, apakah benar Israel bakal membalas serangan Iran tersebut? Lalu dengan cara apa? Berikut ulasannya.

1. Israel kemungkinan besar bakal membalas

Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Tak dapat dimungkiri bahwa pernyataan Netanyahu untuk melancarkan serangan balasan bukanlah sekadar ancaman retorika belaka. Ancaman pembalasan tersebut kemungkinan benar-benar akan dilakukan.

Patrick Kingsley dalam tulisannya di New York Times mengatakan, kedua pihak saat ini berani untuk mengambil risiko bertempur secara habis-habisan. Adapun Israel akan menjadikan serangan balasan itu untuk meluluhlantakkan Iran.

"Banyak orang di Israel melihat ini sebagai kesempatan untuk berbuat lebih banyak untuk menimbulkan penderitaan di Iran. Ini untuk menghentikannya,” kata Yoel Guzansky, peneliti Institute for National Security Studies di Israel.

Adapun waktu serangan balasan belum ditetapkan secara pasti. Namun menurut perkiraan Kingsley, serangan ini akan dilakukan setelah hari perayaan Rosh Hashana atau tahun baru Yahudi pada Jumat (4/10/2024).

2. Israel kemungkinan akan menargetkan infrastruktur vital Iran

Rudal di situs rudal bawah tanah Garda Revolusi Iran di lokasi yang dirahasiakan. Foto diperoleh pada Jumat (8/1/2021). ANTARA FOTO/IRGC/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS/rwa.

Ulasan Kantor Berita Reuters pada Jumat (4/10/2024) mengungkap, ada tiga kemungkinan sasaran serangan balasan Israel terhadap Iran. Tiga hal tersebut adalah instalasi militer Iran, fasilitas nuklir Iran, dan fasilitas minyak.

Beberapa analis yakin, Israel bakal menargetkan fasilitas militer Iran untuk menghancurkan sistem pertahanan udara dan peluncur rudalnya. Jika hal tersebut terjadi, serangan itu akan menjadi yang paling keras terhadap Iran.

Analis lain memperkirakan, fasilitas nuklir akan menjadi target utama. Program nuklir Iran tersebar di banyak lokasi, hanya beberapa di antaranya yang dibangun di bawah tanah.

Richard Hooker, seorang pensiunan perwira Angkatan Darat AS, mengatakan bahwa ada kemungkinan besar Israel dapat menyerang fasilitas nuklir Iran. Namun itu bukan hanya kemungkinan.

"Ketika Anda melakukan sesuatu seperti itu, Anda menempatkan pimpinan Iran dalam posisi untuk melakukan sesuatu yang cukup dramatis sebagai tanggapan," katanya.

Adapun Iran selama ini membantah telah mengembangkan senjata nuklir. Fatwah pimpinan tertinggi Iran mengatakan bahwa memiliki senjata nuklir adalah haram.

Terakhir, Israel juga kemungkinan menyerang industri perminyakan Iran, yang akan merugikan perekonomiannya. Hal ini akan berkonsekuensi pada kenaikan harga minyak global.

"Saya tidak yakin bahwa (kenaikan harga minyak dunia) akan menahan Israel," kata David Des Roches, mantan pejabat Departemen Pertahanan AS.

3. Kemungkinan balasan yang lebih besar

Sistem anti-rudal Israel atau Iron Dome mencegat roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza terlihat dari kota Ashkelon, Israel, Rabu (10/5/2023). ANTARA FOTO/Reuters/Amir Cohen/nym.

Perkiraan lainnya yang tak luput menjadi perhatian adalah risiko serangan balasan secara siber. Hal ini jadi keniscayaan dan berisiko akan terjadi dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya. Israel telah melakukan serangan semacam itu dengan memutus rantai komunikasi Hizbullah di Lebanon dengan meledakkan pager dan walkie talkie mereka.

Adapun skala serangan balasan diperkirakan akan jauh lebih besar dari serangan Iran. Menurut Kingsley, Israel tak akan menyerang fasilitas nuklir Iran karena letaknya berada di bawah tanah. Mereka butuh bantuan Amerika Serikat jika hendak melancarkan serangan semacam itu.

Saat ini, menurut pejabat anonim yang dikutip Kingsley, kemungkinan terbesar yang bisa dilakukan adalah menyerang fasilitas minyak Iran. Serangan ini akan semakin melumpuhkan ekonomi Iran yang sudah tak stabil sejak awal. Hal ini juga akan membuat pasar minyak global bergejolak sebulan sebelum pemilihan umum AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team