Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bbc.com

Dubai, IDN Times - Mantan Presiden Irlandia, Mary Robinson, dikecam banyak pihak setelah bertemu dengan putri dari Penguasa Dubai, Sheikha Latifa, pada awal bulan Desember 2018 lalu. Ia juga menilai Sheikha Latifa merupakan orang bermasalah. Bagaimana awal ceritanya?

1. Foto-foto tersebut merupakan foto pertama sejak kabar Sheikha Latifa ditangkap di Samudera Hindia

twitter.com/SaadAbedine

Dilansir dari Telegraph, seorang mantan Presiden Irlandia sekaligus mantan Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Mary Robinson, dituduh membaca naskah dari Dubai setelah dia menilai seorang putri dari Penguasa Dubai, Sheikha Latifa, yang memilih melarikan diri dari Uni Emirat Arab sebagai orang bermasalah. Mereka berdua bertemu pada awal bulan Desember 2018 di Dubai dan pertemuan ini dianggap tak biasa. Pihak berwenang Uni Emirat Arab merilis beberapa foto sebagai tanggapan terhadap rumor yang mengatakan bahwa Sheikha Latifa telah terbunuh.

Foto-foto tersebut merupakan foto-foto pertama setelah tak pernah terlihat lagi sejak diduga telah ditangkap di Samudera Hindia ketika mencoba melarikan diri dari negaranya dengan menggunakan sebuah kapal. Ia mengatakan bahwa ia berusaha melarikan diri dari keluarganya.

Pada hari Kamis, 27 Desember 2018, keluarga Latifa telah meminta untuk membantu dengan dilema keluarga dan terlihat sekali upaya melarikan diri sebagai tindakan orang-orang yang jelas bermasalah. Dilema adalah bahwa Latifa rentan, dia bermasalah. "Dia membuat video yang sekarang dia sesali dan dia merencanakan pelarian atau apa yang menjadi bagian dari rencana pelarian.

"Saya makan siang dengannya. Dia adalah wanita muda yang sangat disukai tetapi jelas bermasalah, jelas membutuhkan perawatan medis yang dia terima," ungkap pernyataan Mary Robinson seperti yang dikutip dari Telegraph.

2. Beberapa kelompok HAM menuding Robinson sama saja seperti yang dilakukan oleh otoritas Uni Emirat Arab

twitter.com/SaadAbedine

Apa yang dikatakan oleh Robinson terhadap Sheikha Latifa sama saja dengan pihak otoritas Uni Emirat Arab yang dituduh telah menculiknya. "Siapa pun yang akrab dengan kisah Puteri Latifa yang mendengarkan wawancara Radio BBC hari ini dengan Mary Robinson akan terkejut melihat sejauh mana Robinson tampaknya membaca hampir kata demi kata dari naskah Dubai," ungkap pernyataan dari Kepala Penahanan sekaligus Kelompok Hak Asasi Manusia di Dubai, Radha Stirling, seperti yang dikutip dari Telegraph.

Direktur Eksekutif HAM, Kenneth Roth, juga mempertanyakan apa maksud pernyataan dari Mary Robinson ini. "Apa yang kami dengar hari ini adalah Mary Robinson pada dasarnya membaca untuk para pendengar Radio BBC mengenai isi pernyataan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Penguasa Dubai.

"Mary Robinson mengatakan Puteri UEA Latifa 'bermasalah', menyarankan kondisi yang sudah ada sebelumnya. Meskipun saya akan bermasalah juga jika saya mencoba melarikan diri dari penjara yang disepuh emas dan diculik kembali. Apakah Robinson tahu perbedaannya?" ungkap pernyataan Direktur Eksekutif HAM, Kenneth Roth, yang dikutip dari Telegraph.

3. Yayasan milik Robinson di Dublin dibanjiri komentar

twitter.com/RamiaFarrage

Atas pertemuan inilah, yayasan milik Mary Robinson yang berbasis di Dublin dibanjiri komentar beberapa kelompok HAM. Sampai saat ini, mereka masih belum memberikan tanggapan atas peristiwa ini. Kelompok HAM lainnya, Guernica 37 Internacional Justice Chambers, mengatakan prihatin dengan komentar yang diutarakan Mary Robinson.

"Nyonya Robinson tampaknya telah menghabiskan beberapa jam dengan Sheikha Latifa, dan meskipun tidak memiliki pelatihan medis atau psikiatris formal, entah bagaimana mendiagnosis kondisinya dan menyimpulkan bahwa dia menerima perawatan yang tepat. Tidak jelas atas dasar apa Nyonya Robinson menganggap dirinya memenuhi syarat untuk melakukannya," ungkap pernyataan dari kelompok Guernica 37 Internacional Justice Chambers seperti yang dikutip dari BBC.

Seorang juru kampanye HAM berbasis di Inggris, Aisha Ali Khan, menilai Robinson terlihat seperti pion dalam masalah ini. "Tampak jelas bagi saya bahwa Robinson telah digunakan sebagai pion dalam pertarungan antara keluarga penguasa Uni Emirat Arab dan seluruh dunia," ungkap pernyataan Aisha Ali Khan seperti yang dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team