Korea Selatan Gratiskan Tes COVID-19 Sampai Siapkan Penggantian Uang

Utang pemerintah diproyeksikan naik 41,2 persen dari GDP

Seoul, IDN Times - Pemerintah Korea Selatan menggratiskan warga negaranya untuk melakukan tes virus corona baru atau COVID-19. Informasi ini disampaikan oleh Victoria Kim, koresponden The Los Angeles Times, di Seoul lewat akun Twitter pribadinya pada Senin (9/3).

Dalam beberapa cuitan, Kim menuliskan pernyataan pemerintah yang disampaikan lewat konferensi pers. Ada 7.478 kasus dan 53 kematian akibat COVID-19 di Korea Selatan per awal minggu ini. Salah satu langkah cepat pemerintah yang mendapatkan pujian adalah menyediakan layanan tes lewat drive-thru yang hanya memakan waktu 10 menit bagi staf medis mengumpulkan sample satu orang.

1. Semua biaya tes terkait COVID-19 ditanggung negara, begitu juga kehilangan akibat karantina

Korea Selatan Gratiskan Tes COVID-19 Sampai Siapkan Penggantian UangPetugas medis membawa seorang pasien yang diduga terkena COVID-19 dengan tandu Negative Pressure Isolation ke sebuah fasilitas Kyungpook National University Hospital di Daegu, Korea Selatan, pada 6 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

"Pemerintah menanggung biaya-biaya finansial untuk tes dan perawatan terkait [COVID-19] alih-alih membebankan pengeluaran itu kepada individu-individu. Pemerintah juga mengganti fasilitas medis atas kehilangan yang terjadi akibat kewajiban karantina," tulis Kim.

Cuitannya kini di-retweet sebanyak lebih dari 1.200 kali dan mendapat sebanyak 4.700 likes. Menurut laporan Kim, pemerintah juga mendorong petugas kesehatan untuk tidak meremehkan tanda-tanda fisik yang dialami oleh pasien. "Sejauh ini Korea Selatan telah melakukan 190.000 tes, dengan kapasitas 15.000 per hari," cuit Kim.

Ia pun mengutip pernyataan pemerintah bahwa "jika dokter menduga suatu kasus COVID-19, mereka bisa melanjutkan dengan tes tanpa pembatasan. Tentu saja tesnya dilakukan secara gratis". Hasil tes bisa didapat seseorang dalam waktu antara enam jam sampai satu hari.

2. Pemerintah mengajukan anggaran tambahan untuk memerangi COVID-19

Korea Selatan Gratiskan Tes COVID-19 Sampai Siapkan Penggantian UangPetugas medis membawa seorang pasien yang diduga terkena COVID-19 dengan tandu Negative Pressure Isolation ke sebuah fasilitas Kyungpook National University Hospital di Daegu, Korea Selatan, pada 6 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Minggu lalu, Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki mengumumkan pengajuan tambahan anggaran sebesar Rp141 triliun yang masih dalam proses persetujuan parlemen. Dilansir Reuters, paket stimulus itu ditujukan untuk mengurangi dampak wabah COVID-19 baik di sektor bisnis maupun medis.

Anggaran akan dibagi untuk meningkatkan sistem layanan kesehatan dan anak-anak, pasar serta usaha kecil dan menengah. "Seperti kita pahami bahwa perekonomian sedang di tahap darurat. Kami mengarahkan fokus kebijakan terhadap pengurangan kegagalan ekonomi, terutama untuk sektor rentan, bisnis kecil sampai menengah dan orang-orang yang berwirausaha," kata Hong.

Sebanyak Rp27,5 triliun akan dialokasikan ke institusi-institusi medis serta untuk membiayai karantina. Hong pun mengungkap dengan tambahan anggaran ini utang pemerintah Korea Selatan akan meningkat sampai 41,2 persen dari GDP dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 39,8 persen.

3. Di Amerika Serikat dan Indonesia, situasinya lebih kompleks

Korea Selatan Gratiskan Tes COVID-19 Sampai Siapkan Penggantian UangTentara Korea Selatan menyemprotkan desinfektan di sebuah jalan pasar obat herbal di tengah meningkatnya jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Daegu, Korea Selatan, pada 7 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Tidak semua negara menggratiskan tes COVID-19. Di Indonesia, misalnya, IDN Times melaporkan bahwa tes di RSUP Persahabatan Jakarta memerlukan biaya Rp705 ribu. BPJS Kesehatan pun tidak menanggungnya. Pemerintah baru akan mengganti biaya jika seseorang dinyatakan positif COVID-19.

IDN Times juga mengungkap bahwa tes COVID-19 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya menelan biaya sebesar Rp497.100. Sama seperti di RSUP Persahabatan, RSUD Dr. Soetomo juga tak menerima asuransi. Bahkan, pembayaran harus dilakukan dengan cara tunai karena tidak ada mesin EDC di kasir.

Di Amerika Serikat, banyak warga yang mengeluhkan mahalnya biaya tes COVID-19 dan perawatannya. "Orang-orang dites oleh CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit). Ini tak berdasarkan apakah seseorang bisa membayar atau tidak," kata Dr. Jennifer Dillaha, Direktur Medis untuk Imunisasi dan Respons Wabah di Arkansas, kepada Fortune. "Tentu saja tak ada tes yang gratis. Seseorang harus menanggung biayanya."

Miami Herald melaporkan seorang warga bernama Osmel Martinez Azcue yang baru kembali dari Shanghai untuk urusan pekerjaan memeriksakan diri karena menderita flu pada Februari lalu. Rupanya, ia tak terinfeksi COVID-19. Namun, beberapa waktu kemudian perusahaan asuransinya mengirim tagihan rumah sakit sebesar Rp47 juta.

Azcue pun menilai ini yang membuat penyebaran wabah semakin berisiko. "Bagaimana bisa mereka mengharapkan warga biasa untuk berkontribusi mengeliminasi potensi risiko penyebaran dari orang ke orang jika rumah sakit menunggu kita membayar Rp47 juta untuk tes darah dan usap tenggorokan sederhana?" kata Azcue.

Korea Selatan Gratiskan Tes COVID-19 Sampai Siapkan Penggantian Uang(IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya

Bianca Nazanin Photo Verified Writer Bianca Nazanin

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya