Armenia Pastikan Iran Tidak Ada Persaingan Pengaruh di Kaukasus

Persetujuan dengan AS dadn UE untuk diversifikasi ekonomi 

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Armenia, pada Selasa (16/4/2024), meyakinkan Iran bahwa tidak akan ada pertarungan geopolitik di Kaukasus Selatan. Pernyataan itu menanggapi kekhawatiran Teheran terkait mendekatnya Yerevan dengan negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir. 

Pekan lalu, Iran dan Rusia menolak campur tangan Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dalam permasalahan di Kaukasus Selatan. Keduanya menekankan agar semua negara di Kaukasus Selatan menyelesaikan konflik dan ketegangan menggunakan format 3+3 yang diinisiasi Turki. 

1. Iran minta kebijakan luar negeri Armenia tidak korbankan negara lain

Armenia Pastikan Iran Tidak Ada Persaingan Pengaruh di KaukasusPerdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan (tengah). (twitter.com/NikolPashinyan)

Dalam diskusi antara Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan dan Duta Besar (Dubes) Iran di Yerevan Mehdi Sobhani, pertemuan trilateral antara Armenia, AS, dan UE tersebut hanya membahas diversifikasi ekonomi.

"Armenia mengatakan kepada kami bahwa ini bukan ditujukan melawan semua negara ketiga, tapi pertemuan itu hanya untuk memperkuat ekonomi Armenia dan mendapatkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi dari Nagorno-Karabakh," ungkap Sobhani, dikutip RFE/RL.

"Kekhawatiran kami bahwa Armenia dan Kaukasus Selatan seharusnya tidak menjadi arena pertarungan pengaruh geopolitik dan perkembangan kebijakan luar negeri Armenia tidak seharusnya mengorbankan negara-negara lain," sambungnya. 

Sobhani menambahkan, Armenia sudah meyakinkan kepadanya bahwa diversifikasi kebijakan luar negeri Yerevan tidak akan mengorbankan dan melawan hubungan baik antara Armenia-Iran. 

Baca Juga: AS Khawatir dengan Kerja Sama Militer dan Rudal Korut-Iran

2. Iran tolak kehadiran AS-UE di Kaukasus Selatan

Armenia Pastikan Iran Tidak Ada Persaingan Pengaruh di Kaukasusbendera Uni Eropa (unsplash.com/christianlue)

Sobhani mengatakan, kekuatan asing yang bukan berasal dari kawasan Kaukasus Selatan seharusnya tidak memutuskan nasib rakyat di kawasan ini. 

"Kekuatan asing tidak akan menghadapi masalah demografi dan lainnya jika terjadi apa-apa di sini. Mereka tiba-tiba datang ke sini dari seberang samudra dan mencoba untuk memutuskan nasib rakyat di kawasan ini," ungkapnya. 

Sementara itu, diplomat Iran itu juga menekankan bahwa perbatasan negara di Kaukasus Selatan, termasuk Armenia-Azerbaijan, tidak berubah dan menyarankan agar diadakan dialog dengan kekuatan regional. 

"Iran menekankan penolakan terhadap perubahan pengakuan perbatasan negara dan itu tidak dapat didiamkan saja. Jika terdapat masalah perbatasan, mereka harus menyelesaikannya melalui dialog dan kesepakatan bersama," tambahnya. 

3. Iran sebut Israel ingin merusak stabilitas Kaukasus Selatan

Dalam kesempatan yang sama, Sobhani menambahkan bahwa salah satu faktor instabilitas di Kaukasus Selatan adalah intervensi Israel. Ia menyebut Israel berusaha membangun militernya di kawasan ini. 

"Rezim tersebut (Israel), di samping ingin meningkatkan militerisasi di kawasan Kaukasus Selatan, juga berusaha menciptakan ketegangan antara Iran dengan negara-negara di kawasan ini," tuturnya, dikutip News AM.

Ia menekankan upaya militerisasi di suatu wilayah akan meningkatkan risiko perselisihan dan pecahnya konflik bersenjata. 

"Peningkatan pertikaian akan mendorong instabilitas dan mengancam keamanan. Ini akan berdampak pada rakyat di kawasan, termasuk juga Iran. Ini jelas bahwa rezim tersebut (Israel) berusaha menciptakan tensi di kawasan Kaukasus Selatan karena mereka adalah musuh kami," ujar dia. 

Baca Juga: 3 Fakta Sejarah Hubungan Iran dan Israel, Ternyata Pernah Akur!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya