AS Kecam Rwanda yang Dukung Pemberontak M23 di RD Kongo

Situasi keamanan di RD Kongo kian mengkhawatirkan

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS), pada Minggu (18/2/2024), mengecam Rwanda yang diduga mendukung kelompok pemberontak M23 di Republik Demokratik Kongo. Washington juga menuding tindakan itu menyebabkan situasi keamanan di RD Kongo makin tidak menentu. 

Pekan lalu, serangan di Kongo bagian timur semakin gencar dilakukan oleh pemberontak M23. Bahkan, pemberontak itu dituding melancarkan serangan ke pangkalan militer Afrika Selatan yang mengakibatkan tewasnya 2 tentara dan 3 orang lainnya. 

1. Minta Rwanda tarik pasukannya dari RD Kongo

Kementerian Luar Negeri AS mengkritik keras situasi keamanan di RD Kongo yang semakin memburuk dan mendesak Rwanda untuk tidak ikut campur dengan mendukung kelompok pemberontak M23. 

"AS mengecam keras ekskalasi kekerasan di Republik Demokratik Kongo bagian timur yang diakibatkan aksi dari pemberontak M23 dan didukung oleh Rwanda. Kelompok itu sudah disanksi oleh AS dan PBB, termasuk dalam serangannya di Sake," terang juru bicara Kemlu AS Matthew Miller, dilansir TV5 Monde.

"Ekskalasi ini telah mengancam nyawa jutaan penduduk di RD Kongo. Kami mendesak agar M23 segera menghentikan aksi brutalnya dan meninggalkan posisinya saat ini di Sake dan Goma," sambungnya. 

Miller juga memperingatkan agar Rwanda menarik seluruh pasukannya dari teritori RD Kongo, termasuk dengan seluruh senjata misil darat hingga udaranya. 

Baca Juga: 12 Orang Tewas Akibat Serangan Pemberontak di Lokasi Tambang Kongo

2. RD Kongo tuding Rwanda lancarkan serangan drone ke Goma

Pada akhir pekan lalu, RD Kongo menuding Rwanda melancarkan serangan drone ke negaranya dan menyasar bandara di Goma. Militer RD Kongo menyebut Rwanda telah melanggar integritas teritorial negaranya. 

"Pada Jumat (16/2/2024), pukul 02.00 dini hari, terjadi sebuah serangan drone yang dilancarkan oleh militer Rwanda. Drone tersebut jelas datang dari teritori Rwanda dan ini adalah bentuk pelanggaaran integritas teritorial Republik Demokratik Kongo," ungkap Letnan Jenderal Guillaume Ndjike Kaito, dikutip Al Jazeera.

Ia menyebut drone tersebut menargetkan pesawat milik Angkatan Udara RD Kongo, tapi meleset dan justru menghantam pesawat penumpang sipil yang terparkir di Bandara Goma. 

Menanggapi tudingan ini, Rwanda masih belum memberikan komentar, tetapi Kigali selama ini terus menampik tuduhan mendukung pemberontak M23 yang beroperasi di RD Kongo bagian timur.

3. Pemberontak M23 klaim pasukannya bersiap menduduki Goma

Pertempuran antara tentara RD Kongo dan pemberontak M23 semakin intens dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, pasukan pemberontak tersebut mengklaim sukses melancarkan operasinya dan mengancam akan segera menduduki ibu kota Goma. 

Dilansir VOA News, konflik bersenjata di Kivu Utara telah mengakibatkan lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi sejak November. Bahkan, wilayah RD Kongo bagian timur telah menjadi salah satu wilayah paling tidak stabil dan berbahaya di Afrika. 

Pemberontak M23 sebenarnya adalah kelompok Suku Tutsis yang berjuang melindungi dari kelompok Hutu, termasuk Pasukan Demokratik Pembebasan Rwanda. Kelompok itu pun sempat menghilang usai perjanjian perdamaian dengan pemerintah pada 23 Maret 2009. Namun, mereka muncul kembali pada 2021 karena menganggap pemerintah tidak menepati janjinya. 

Kini, M23 menjadi salah satu kelompok pemberontak terkuat di RD Kongo bagian timur. Mereka menjadi salah satu dari lebih dari 100 kelompok bersenjata yang beroperasi di RD Kongo untuk mengambil kekayaan alam negaranya. 

Baca Juga: Komisi Pemilu RD Kongo Diskualifikasi 82 dari 101 Ribu Caleg

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya