AS Peringatkan Ancaman Konflik Antaretnis di Balkan Barat

Berpotensi terjadi di Kosovo dan Bosnia

Jakarta, IDN Times - Direktorat Intelijen Nasional Amerika Serikat (ODNI), pada Selasa (12/3/2024), memperingatkan ancaman konflik antaretnis di kawasan Balkan Barat pada 2024. Hasil itu diungkapkan berdasarkan laporan tahunan terkait penilaian risiko di kawasan tersebut. 

Dalam beberapa tahun terakhir, situasi di kawasan Balkan Barat terus memanas di tengah ketegangan antara Serbia dan Kosovo. Selain itu, terdapat ancaman perpecahan di Bosnia-Herzegovina yang dapat memicu pecahnya konflik antaretnis. 

1. Pemimpin di Balkan Barat berpotensi picu konflik antaretnis

Dalam laporan tersebut, ODNI mengungkapkan, konflik antaretnis bisa semakin buruk akibat keputusan dari pemimpin di negara Balkan Barat. 

"Pemimpin nasionalis di Balkan Barat kemungkinan besar akan memperburuk tensi untuk keuntungan politiknya, sedangkan terdapat aktor lain untuk meningkatkan dan mengeksploitasi perbedaan etnis untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan tersebut," ujarnya, dikutip Politico.

ODNI juga memperingatkan terdapat potensi kekerasan antar-etnis di tengah ancaman dari pemimpin pro-Rusia di Bosnia-Herzegovina, Milorad Dodik. Ia menyebut Dodik akan terus mengupayakan perpecahan Republika Srpska dari Bosnia. 

Pihaknya berekspektasi bahwa aksi tersebut kemungkinan akan mendorong etnis Bosniak untuk meningkatkan kapasitasnya dalam melindungi kepentingannya. Alhasil, aksi tersebut akan memicu konflik berdarah yang menyulitkan pasukan penjaga perdamaian. 

Baca Juga: Warga Serbia di Kosovo Demo Tolak Larangan Mata Uang Dinar

2. Penerapan mata uang tunggal di Kosovo sebabkan bencana

AS Peringatkan Ancaman Konflik Antaretnis di Balkan Baratilustrasi mata uang euro (pexels.com/pixabay)

Pada saat yang sama, perwakilan AS di Balkan Barat Gabriel Escobar mengatakan keputusan Kosovo untuk mengimplementasikan euro sebagai mata uang tunggal menimbulkan bencana, terutama di area dominan etnis Serbia. 

"Kami mendesak pemerintah Kosovo untuk memperhatikan komunitas Serbia di Kosovo dan mengikuti aturan internasional dalam memperlakukan kelompok minoritas di dalam teritori negaranya," ungkap Escobar, dikutip Euronews.

"Saya melihat implementasi euro di Prancis membutuhkan waktu hampir setahun lamanya untuk beradaptasi. Sedangkan di Kosovo Utara, mereka langsung implementasikannya dalam kurun waktu 3 pekan," tambahnya. 

Pada saat yang sama, Escobar sudah mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin dari Belgia, Kosovo, Austria, dan Montenegro mulai 10-18 Maret 2024. 

3. Bank Serbia kirimkan cabang non-permanen di perbatasan Kosovo

Post Office Bank of Serbia sudah membuka empat cabang non-permanen di dekat pintu perbatasan dengan Kosovo, seperti Jarinje, Bernjak, Konculj, Merdare. Tujuan pendirian untuk memfasilitasi warga etnis Serbia untuk mencairkan uangnya dengan mata uang dinar. 

Dilansir Euractiv, pihak bank sudah memberikan fasilitas ATM bagi warga yang ingin menarik uangnya dengan mata uang dinar kapan pun. 

"Dalam rangka membantu warga, bank sudah mengirimkan cabang berjalan yang sudah disediakan di beberapa lokasi yang benar-benar dibutuhkan warga. Ini adalah solusi teknis sementara sampai operasional pembayaran normal di area dominan etnis Serbia sudah dibentuk," terangnya. 

AS dan negara-negara Eropa sudah memperingatkan dan mendesak Kosovo untuk menangguhkan penerapan mata uang tunggal. Keputusan tersebut berpotensi menyulut tensi dan konflik antar-etnis di Kosovo.

Baca Juga: Rusia Disebut Jadikan Swiss sebagai Pusat Operasi Spionase di Eropa 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya