Burkina Faso Bantah Laporan Militernya Lakukan Pembunuhan Massal

Tak terima militer Burkina Faso dituduh sembarangan

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi Burkina Faso, Rimtalba Jean Emmanuel Ouedraogo, pada Minggu (28/4/2024), menampik kabar bahwa tentara Burkina Faso melakukan pembunuhan massal kepada warga. Ia menyebut tuduhan tersebut tidak ada dasarnya. 

Kabar pembantaian massal 223 warga sipil yang dilakukan oleh tentara Burkina Faso ini diumumkan oleh organisasi non-pemerintahan HRW (Human Right Watch) pekan lalu. Insiden pembantaian massal kali ini bahkan disebut menjadi yang terburuk sejak 2015 lalu. 

1. Diklaim hanya untuk mendiskreditkan militer Burkina Faso

Ouedraogo menyebut bahwa tuduhan yang disampaikan oleh HRW dan BBC pekan lalu tidak benar dan tidak ada buktinya. Ia menyebut aksi tersebut ditujukan untuk mendiskreditkan tentara Burkina Faso. 

"Pembunuhan massal di Nodin dan Soro akan membuka permintaan investigasi hukum kasus ini di sana. Sementara, permintaan tersebut masih dirancang mengikuti fakta-fakta dan mengidentifikasi penulisnya. HRW telah mengungkapkan imajinasi tak terbatas dalam mengidentifikasi pelakunya," terangnya, dikutip France24.

"Kampanye media soal tuduhan ini menunjukkan intensi untuk mendiskreditkan tentara kami. Semua tuduhan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan yang dilaporkan dalam melawan terorisme akan diinvestigasi secara sistematis oleh pemerintah dan komisioner PBB," sambungnya. 

Baca Juga: Militer Burkina Faso Bunuh 223 Warga Sipil dalam Sehari

2. Junta militer perluas pemblokiran media internasional

Setelah menangguhkan operasional BBC dan Voice of America (VOA) di negaranya, berkaitan dengan laporan pembunuhan ekstrayudisial yang dilakukan oleh tentara Burkina Faso, pemerintahan melanjutkan pemblokiran sejumlah media internasional. 

Dilaporkan Reuters, junta militer mengumumkan penangguhan operasional jaringan televisi Prancis, TV5Monde selama 2 pekan ke depan. Sedangkan, akses website-nya akan diblokir untuk sampai waktu yang tidak dapat ditentukan. 

Selain itu, sejumlah laman media internasional asal Eropa, seperti Deutsche Welle (DW), Le Monde, Ouest-France, The Guardian, dan sejumlah media Afrika, APA dan Ecofin akan diblokir sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut. 

3. Burkina Faso-Pantai Gading terlibat ketegangan

Di tengah tersiarnya kabar eksekusi massal oleh personel militer, Presiden Burkina Faso Ibrahim Traore mengungkapkan bahwa sumber ketidakstabilan di negaranya berasal dari negara tetangganya, Pantai Gading. 

"Semua yang dibutuhkan akan kembali kepada perasaan yang baik. Semua penyebab ketidakstabilan di Burkina Faso ada di sana (Pantai Gading). Mereka tidak bersembunyi. Kami harus menghentikan hipokrisi ini dan mengatakan yang sebenarnya jika memang ada masalah," tuturnya, dilansir RFI.

"Awalnya, Presiden Alassane Ouattara berbicara dengan saja lewat telepon. Dia mengirimkan perwakilannya ke sini tapi tidak tahu apa penyebabnya, rencana itu semua tidak jadi," sambungnya. 

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Pantai Gading dan Burkina Faso memanas imbas insiden di perbatasan. Kedua negara yang terdampak serangan jihadis terus meningkatkan penjagaan di perbatasan dalam meringkus teroris. 

Baca Juga: Dituduh Subversif, 3 Diplomat Prancis Diusir dari Burkina Faso

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya