Burkina Faso Larang Majalah Jeune Afrique karena Dituding Muat Hoaks

Dituduh mendiskreditkan militer

Jakarta, IDN Times - Pemerintah militer Burkina Faso resmi memblokir operasional majalah Jeune Afrique di negaranya pada Senin (25/9/2023). Media asal Prancis itu dianggap telah menyebarkan berita palsu yang mengulik tensi di dalam tubuh militer Burkina Faso. 

Sama seperti Mali, Guinea, dan Niger, Burkina Faso jadi salah satu negara Afrika Barat yang terdampak kudeta militer. Di bawah kepemimpinan junta militer, Burkina Faso disebut terus menekan media independen dan beberapa kali memblokir operasional sejumlah media. 

Baca Juga: Militer Burkina Faso Dituduh Bantai 136 Warga Desa

1. Memuat artikel tentang perpecahan di tubuh militer Burkina Faso

Dalam pengumumannya, junta militer telah menginstruksikan larangan operasional media Jeune Afrique dalam berbagai media, baik cetak, koran, hingga website di Burkina Faso. Tidak diketahui sampai kapan pemblokiran ini akan berlangsung. 

"Pemerintah memutuskan menangguhkan operasional media Jeune Afrique di Burkina Faso mulai Senin 25 September, sampai waktu yang tidak dapat ditentukan," tutur juru bicara Kementerian Komunikasi, Rimtalba Jean Emmanuel Ouedraogo, dikutip Le Parisien.

Junta militer menjustifikasi bahwa keputusannya didasarkan pada penyebaran artikel hoaks di Jeune Afrique pada Senin. Artikel itu membahas mengenai perpecahan di tubuh militer Burkina Faso dan dianggap akan menimbulkan tensi di dalam militer. 

Ouagadougou mengklaim artikel tersebut dibuat tanpa bukti nyata dan disengaja untuk mendiskreditkan tentara nasonal dan bahkan akan berpengaruh di seluruh negara secara keseluruhan. 

Baca Juga: 50 Lebih Pasukan Burkina Faso Tewas saat Melawan Militan

2. Beberapa media Prancis diblokir di Burkina Faso

Dalam beberapa tahun terakhir, rezim militer Burkina Faso telah menangguhkan operasional media independen di negaranya, meliputi beberapa saluran televisi dan radio. Mereka bahkan telah mengusir koresponden surat kabar lokal dan media asal Prancis. 

Dilaporkan Le Monde, Ouagadougou telah memblokir beberapa media Prancis pada tahun ini. Pada Juni 2023, pemerintah telah menangguhkan LCI selama 3 bulan, serta mengusir koresponden Libration dan Le Monde. Pada Maret mereka sudah memblokir operasional RFI dan France24 karena memberikan informasi dari pemimpin jihadis. 

Jeune Afrique adalah media Prancis yang membahas topik dan isu politik yang terjadi di Afrika. Media itu sudah didirikan sejak 1960 dengan memberikan informasi yang dipublikasikan lewat website dan cetak setiap bulannya. 

3. Burkina Faso izinkan kembali operasional Radio Omega

Pada pertengahan September, pemerintah militer Burkina Faso telah membuka kembali izin operasional Radio Omega. Keputusan itu karena Radio Omega bersedia mengikuti dan mengakui kesalahan yang diperbuatnya.

"Setelah menguji dengan seksama atas permintaan dari Pusat Pemantauan Media (OBM), kami memutuskan untuk mengizinkan kembali operasional Radio Omega. Mereka telah belajar dari sanksi yang mereka dapatkan," terang junta militer Burkina Faso, dilansir Africa News.

"Pemerintah tetap berkomitmen terhadap kebebasan berpendapat dan menjunjung tinggi hak-hak pers, serta bertanggung jawab dalam menyelenggarakan dan melindungi profesi jurnalistik," tambahnya. 

Pemblokiran tersebut disebabkan pernyataan dari narasumber, Ousmane Abdoul Moumouni di Radio Omega yang menyerukan pengembalian pemerintahan Niger ke tangan Mohamed Bazoum. Pernyataan itu dianggap sebagai hinaan kepada junta militer Niger yang jadi sekutu Burkina Faso. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya