Burkina Faso Sebut Keluar dari ECOWAS Keputusan Tepat

Merasa tidak ada keuntungan gabung ECOWAS

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Burkina Faso, Apollinaire Joachim Kyélem de Tambèla, menekankan bahwa keputusan negaranya untuk keluar dari ECOWAS sudah tepat. Ia pun mengecam sanksi ECOWAS yang dijatuhkan kepada Burkina Faso, Mali, dan Niger. 

Pekan lalu, Burkina Faso, Mali, dan Niger mengumumkan untuk keluar dari keanggotaan ECOWAS. Ketiga negara itu menyebut bahwa ECOWAS sudah mendapat pengaruh asing dan terbukti gagal melawan kelompok jihadis yang meneror ketiga negara Afrika Barat tersebut. 

Baca Juga: Pasukan ECOWAS Diminta Siaga untuk Serang Junta Militer Niger  

1. Burkina Faso sebut ECOWAS tidak menanggapi aspirasi rakyat Afrika Barat

Kyélem de Tambèla mengecam ECOWAS yang tidak lagi mempedulikan dan menanggapi aspirasi dari rakyat Sahel. 

"ECOWAS tidak lagi mempedulikan rakyatnya, organisasi itu sekarang hanya menjadi alat teknokratik yang berlawanan dengan aspirasi resmi yang sebenarnya diinginkan oleh rakyat Afrika Barat," terangnya pada Kamis (1/2/2024), dikutip Africa News.

"Sebagai bukti, kami sudah melihat ketidakpedulian ECOWAS ketika warga kami dibantai atau warga kami harus menderita krisis kemanusiaan, atau ketika kami menghadapi sejumlah rencana pengrusakan stabilitas negara," sambungnya. 

Ia pun menyebut bahwa aliansi AES yang sekarang dibutuhkan oleh masyarakat negara-negara Sahel. Ia mengajak seluruh warga di Burkina Faso, Mali, dan Niger untuk mendukung pembentkan AES. 

2. Burkina Faso keluar dari mata uang gabungan ECOWAS

Presiden militer Burkina Faso Ibrahim Traore menyerukan bahwa negaranya akan keluar dari mata uang gabungan blok ECOWAS, WAEMU (West African Economic and Monetary Union) setelah menyatakan keluar dari blok negara Afrika Barat tersebut. 

Dilaporkan Reuters, Traore menyebut bahwa CFA franc sebagai mata uang gabungan ECOWAS merupakan warisan kolonialisme Prancis. Kebijakan ini dikhawatirkan akan berdampak pada stabilitas finansial dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Afrika Barat. 

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Mali Abdoulaye Diop mengatakan bahwa negaranya tidak akan keluar dari WAEMU. Namun, ia memastikan, Mali tetap mengundurkan diri dari keanggotaan ECOWAS. 

Baca Juga: ECOWAS Akan Kembalikan Demokrasi di Afrika Barat Lewat Diplomasi

3. Uni Afrika desak ECOWAS mengadakan dialog dengan Mali, Niger, Burkina Faso

Mendengar keputusan ketiga negara itu, Uni Afrika (UA) menyerukan agar segera diadakan dialog antara ECOWAS dan pemimpin militer di Niger, Mali, dan Burkina Faso. Selama ini, UA selalu mendukung ECOWAS untuk mengembalikan demokrasi di tiga negara itu. 

"Kami menyerukan upaya gabungan sehingga persatuan antar-negara ECOWAS tidak dapat tergoyahkan dan tetap terjaga. Ini akan memperkuat solidaritas antar-negara di Benua Afrika," ungkap Kepala Komisi Uni Afrika H.E. Moussa Faki Mahamat. 

Ia menambahkan bahwa UA akan selalu bersedia membantu dalam memperbaiki hubungan antara ECOWAS dengan Mali, Burkina Faso, dan Niger. 

Sesuai kesepakatan, anggota ECOWAS yang ingin mengundurkan diri diharuskan mengajukan setahun sebelumnya. Maka dari itu, proses keluarnya ketiga negara itu masih membutuhkan waktu dan membuka peluang negosiasi. 

Baca Juga: Niger, Mali dan Burkina Faso Tinggalkan ECOWAS

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya