Chile Minta Venezuela Kerja Sama Ungkap Pembunuhan Oposisi

Duga Venezuela suruh geng kriminal culik Ojeda

Jakarta, IDN Times - Presiden Chile Gabriel Boric, pada Jumat (12/4/2024), meminta Venezuela untuk bekerja sama mengungkap kasus pembunuhan terhadap mantan petinggi militer asal Venezuela, Ronald Ojeda, yang melarikan diri ke negaranya. 

"Kami meminta agar Venezuela bersedia berkolaborasi dalam mengungkap kasus ini dan menghukum pelaku. Kami tidak akan membiarkan impunitas terjadi dan kami akan menggunakan segala cara, baik secara nasional maupun internasional," ungkapnya. 

Hubungan Chile-Venezuela memanas di tengah kasus penculikan dan pembunuhan ini. Selain itu, Chile yang jadi negara paling stabil dan aman di kawasan Amerika Latin mengalami lonjakan kasus kriminal imbas kedatangan imigran ilegal asal Venezuela. 

1. Kejaksaan Agung Chile minta ekstradisi terduga pelaku dari Venezuela

Jaksa Agung Chile, Hector Barros, mengungkapkan bahwa pembunuhan terhadap Ojeda yang menjadi oposisi pemerintah Venezuela dilandasi motif politik. Ia menyebut geng Tren de Aragua mendapat perintah dari Caracas untuk membunuh Ojeda. 

"Pertama, kami berbicara terkait dengan korban yang berpartisipasi dalam aksi melawan pemerintah Venezuela. Kedua, dia pernah ditahan selama 9 bulan di Venezuela dan berhasil melarikan diri. Ia kemudian mencari suaka politik di Chile," ungkap Barros, dikutip Infobae.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Chile Carolina Toha mengatakan, perintah dari otoritas Venezuela terhadap geng kriminal untuk melancarkan aksi pembunuhan kepada Ojeda adalah hipotesis yang paling mungkin. 

Ia juga mengatakan bahwa Chile akan meminta Caracas untuk mengekstradisi dua dari beberapa terduga pelaku pembunuhan yang saat ini diketahui berada di Venezuela. 

Baca Juga: Presiden Venezuela Tuduh AS Dirikan Pangkalan Rahasia di Esequibo

2. Chile putuskan panggil Dubes di Venezuela

Pada Kamis (11/4/2024), Presiden Boric sudah memanggil Duta Besar Chile di Caracas untuk konsultasi. Pemanggilan ini terkait dengan pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Venezuela soal organisasi Tren de Aragua. 

"Pernyataan Kemlu Venezuela sangat tidak bertanggung jawab. Mereka menghiraukan eksistensi geng Tren de Aragua yang membuat khawatir semua pihak, terutama korban-korban kejahatan organisasi tersebut," ujar Boric, dikutip Reuters.

Sebelumnya, Menlu Venezuela Yvan Gil melontarkan pernyataan kontroversial terkait geng Tren de Aragua. Ia mengklaim bahwa geng penjara tersebut sudah tidak ada setelah diberantas Venezuela tahun lalu. 

"Geng kriminal Tren de Aragua yang selama ini dituduh melakukan pembunuhan, penyelundupan narkoba, dan penculikan di Venezuela hanyalah karangan fiksi yang dibuat oleh media internasional," tuturnya. 

3. Ojeda diculik dan dibunuh oleh beberapa pria berseragam polisi

Ronald Ojeda merupakan mantan letnan yang berubah haluan menjadi seorang oposisi yang kerap mengkritik Presiden Nicolas Maduro. Ia dikabarkan sempat dipenjara di Venezuela sebelum akhirnya melarikan diri ke Chile sejak 2017. 

Berdasarkan rekaman kamera pengawas, Ojeda dibawa oleh tiga orang yang menyamar dengan menggunakan seragam polisi dari kamar apartemennya pada 21 Februari. Ia kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil dengan hanya mengenakan celana dalam. 

Dilansir Financial Times, 10 hari kemudian, Chile menemukan Ojeda dalam keadaan tewas di area di pinggiran Santiago. Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan dimasukkan ke dalam sebuah koper yang ditanam di dalam semen. 

Kasus pembunuhan Ojeda ini berkaitan dengan serangkaian upaya Maduro untuk meringkus lawan politiknya. Sejak Januari lalu, rezim Maduro telah menetapkan Ojeda sebagai 1 dari 33 orang yang masuk daftar teroris dan pengkhianat negara. 

Baca Juga: Presiden Kolombia Sebut Ada Kudeta Antidemokrasi di Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya