Dianggap Pengaruhi Pertumbuhan Anak, TikTok Diblokir di Kyrgyzstan

Dianggap berbahaya bagi anak-anak

Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan Kyrgyzstan memutuskan untuk memblokir TikTok di negaranya pada Rabu (30/8/2023). Pasalnya, konten di dalam layanan media sosial asal China tersebut dianggap berpotensi mengganggu kesehatan mental dan sikap anak-anak. 

Belakangan ini, negara-negara Barat telah memberlakukan larangan penggunaan TikTok bagi pekerja dan pejabat negara. Pemerintah sejumlah negara khawatir aplikasi tersebut punya hubungan dengan pemerintah China dan bersedia memberikan data pribadi pengguna. 

Baca Juga: Somalia Blokir TikTok dan Telegram untuk Perangi Teroris al-Shabaab

1. Membuat kecanduan dan mengganggu kesehatan mental anak

Dianggap Pengaruhi Pertumbuhan Anak, TikTok Diblokir di KyrgyzstanIlustrasi aplikasi TikTok. unsplash.com/@franckinjapan

Kementerian Kebudayaan Kyrgyzstan menyebut bahwa aplikasi TikTok berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak. Aplikasi media sosial tersebut mengakibatkan kecanduan dan berisiko menimbulkan penurunan kesehatan mental bagi anak-anak. 

"TikTok menghadirkan video berdurasi pendek yang menghipnotis penggunannya, terutama remaja. Sejumlah video tersebut terkadang membuat remaja berpotensi menirukan aksi berbahaya seperti dalam video," tutur Kementerian Kebudayaan Kyrgyzstan, dikutip I24 News.

Keputusan ini didasarkan dari permintaan organisasi yang mengkhawatirkan kondisi anak-anak di Kyrgyzstan akibat aplikasi TikTok. Kementerian juga mengatakan bahwa TikTok berulang kali melanggar restriksi konten yang berbahaya bagi anak-anak. 

Baca Juga: Kanada Blokir TikTok karena Isu Privasi dan Keamanan

2. Beberapa negara telah memblokir akses TikTok

Dianggap Pengaruhi Pertumbuhan Anak, TikTok Diblokir di KyrgyzstanIlustrasi logo aplikasi TikTok. unsplash.com/@solenfeyissa

Selain Kyrgyzstan, tercatat ada beberapa negara yang telah melarang operasional TikTok bagi seluruh pengguna. Beberapa negara itu, termasuk India, Afghanistan, Iran, Somalia, dan Yordania. 

Mayoritas dari negara-negara tersebut menganggap TikTok menjadi sarana untuk menyebarkan berita bohong kepada masyarakat. Selain itu, aplikasi media sosial itu dianggap menjadi media ajakan untuk melancarkan aksi kekerasan dan demonstrasi. 

Sementara di India, TikTok diblokir sejak 2020, menyusul insiden pertikaian antara personel militer India dan China di Himalaya. Pada 2021, India memberi kesempatan kepada TikTok untuk memperbaiki perlindungan data pribadi, tetapi pemerintah setempat akhirnya melanjutkan pemblokiran. 

3. Kyrgyzstan cabut izin Kloop Media

Pada pekan ini, pemerintah Kyrgyzstan memutuskan untuk memblokir akses media independen, Kloop Media Public Foundation yang memublikasikan investigasi anti-korupsi di pemerintahan. Selain itu, media ini juga memberikan pelatihan kepada jurnalis di negara Asia Tengah itu terkait teknik cek fakta dan investigasi. 

Salah satu pendiri Kloop, Bektour Iskender mengatakan bahwa likuidasi dari pemerintah ini karena dilakukannya investigasi terkait keterlibatan kerabat Presiden Japarov dan Kepala Komite Keamanan Nasional dalam pendirian lahan akademi sepak bola di Kyrgyzstan. 

Sebelumnya, Japarov telah mengonfirmasi pembangunan proyek yang bekerja sama dengan klub Spanyol, FC Barcelona yang diklaim sebagai fasilitas sosial di Kyrgyzstan. Selain itu, dia menuding bahwa Kloop hanya memproduksi konten negatif terkait pemerintah. 

Baca Juga: AS Ancam Blokir TikTok jika Pemilik China Tidak Lepas Sahamnya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya