Diduga Mata-mata Rusia, Peneliti Brasil Ditangkap Norwegia

Dituding warga Rusia yang menyamar

Jakarta, IDN Times - Otoritas Norwegia pada Selasa (25/10/2022), mengumumkan penangakapan peneliti asal Brasil yang bekerja di University of Tromsø. Laki-laki berusia 30 tahun-an itu dituding sebagai seorang mata-mata Rusia yang menyamar dan telah menggunakan identitas palsu. 

Pekan lalu, tujuh warga Rusia di Norwegia telah ditangkap oleh otoritas setempat sebab menerbangkan drone dan memotret area terlarang. Salah seorang terduga pelaku yang ditangkap adalah anak bos kereta api Rusia, Vladimir Yakunin yang bernama Andrei Yakunin. 

Baca Juga: Norwegia Berencana Kurangi Pasokan Migas ke Uni Eropa dan Inggris

1. Terduga pelaku ditangkap ketika pergi bekerja

Berdasarkan informasi dari Badan Keamanan Norwegia (PST), peneliti asal Brasil itu diketahui bernama José Assis Giammaria. Ia ditangkap pada pagi hari ketika sedang melakukan perjalanan untuk menuju tempat kerjanya. 

Sesuai dalam identitasnya, terduga pelaku merupakan seorang akademisi asal Brasil, tapi otoritas setempat menyebut bahwa ia sebenarnya adalah warga Rusia. Pria itu dikenal sudah bekerja sebagai peneliti di University of Tromso sejak Desember 2021. 

Wakil Kepala PST, Hedvig Moe mengatakan kepada reporter bahwa investigator telah mewaspadai Giammaria dalam beberapa waktu terakhir. Ia diduga memiliki jaringan dan informasi terkait kebijakan pemerintah Norwegia di Arktik. 

"Meskipun ini bukanlah ancaman terhadap keamanan Kerajaan Norwegia, kami khawatir ini akan disalahgunakan oleh Rusia. Ini adalah tindakan yang tepat untuk menghentikan aktivitas yang dilakukannya," tutur Moe, dilansir BBC.

Baca Juga: Norwegia dan Rusia Sepakat Akhiri Konflik di Kepulauan Svalbard

2. Otoritas berikan perintah penahanan selama 4 minggu

Di sisi lain, pengacara Giammaria, Thomas Hansen mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa kliennya tidak bersalah dalam melakukan tindak kriminal apa pun. Namun, ia sudah diminta oleh pengadilan untuk ditahan selama 4 minggu. 

"Dia tidak paham terkait tudingan yang diberikan oleh otoritas Norwegia. Maka dari itu, ia meminta agar dapat dibebaskan di pengadilan hari ini," ungkap Hansen, dikutip dari The Guardian.

Perintah penahanan ini diajukan Kementerian Hukum Norwegia yang mencurigai bahwa ia memang ditugaskan di Norwegia oleh otoritas Rusia. Giammaria juga disebut sebagai warga negara Rusia yang menyamar dengan identitas Brasil. 

"Sampai saat ini masih belum ada bukti yang mengindikasikan bahwa penilaian dari Kementerian Hukum tidak benar," tutur dalam pengadilan. 

Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Oslo mengaku tidak pernah pernah tahu dan menyadari akan identitas Giammaria. 

3. Rekan kerja Giammaria tidak pernah menduganya sebagai seorang mata-mata

Pemimpin kelompok penelitian yang dikerjakan Giammarai, Gunhild Hoogensen Gjoerv mengatakan bahwa ia pertama kali datang ke Tromsoe pada Desember 2021. Ia tiba sebagai seorang peneliti tamu yang tidak dibayar tapi baru saja menyelesaikan S2 di University of Calgary, Kanada. 

"Dia pertama kali menghubungi saya pada musim gugur tahun lalu. Kami menilainya seperti halnya kami menilai peneliti lainnya. Salah satu orang yang merkomendasikannya adalah profesor yang saya kenal betul di Kanada," tutur Gjoerv, dikutip dari Reuters.

"Dia adalah orang yang penyayang dan sangat baik dalam menjalankan tugasnya. Kami tidak punya alasan untuk mencurigai dia melakukan hal yang aneh dari apa yang dikerjakannya sebelumnya."

Dilaporkan CBC News, Gjoerv mengatakan bahwa ia tidak berpikir Giammaria memiliki akses terkait informasi yang disebutkan oleh otoritas Norwegia.

"Dia juga dapat menggunakan komputer pada umumnya di kantor kami. Apabila dia memang sangat ahli di bidang teknologi, maka kami tidak dapat langsung mengatakan bahwa dia memiliki akses langsung terhadap informasi tersebut," tambahnya. 

Baca Juga: Norwegia Larang Masuk Turis Rusia ke Negaranya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya