Dilarang Masuk, Kyrgyzstan Minta Warganya Hindari Perjalanan ke Rusia

Menjadi target pengecekan di perbatasan dan bandara

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kyrgyzstan kembali memperingatkan warganya untuk menghindari sementara bepergian ke Rusia tanpa kepentingan mendesak. Pada Kamis (2/5/2024), pihaknya menyebut terdapat pembatasan masuk kepada warga asal negara Asia Tengah. 

Beberapa hari setelah serangan teroris di Crocus City Hall pada akhir Maret, Kyrgyzstan sudah menganjurkan warganya untuk tidak pergi ke Rusia. Hal itu menyusul penangkapan massal imigran Asia Tengah di Rusia dalam upaya meringkus jaringan teroris di Rusia. 

Baca Juga: Rusia Beri Status Warga Negara ke Buronan Kyrgyzstan yang Ikut Perang

1. Kedubes Kyrgyzstan sebut tidak ada larangan masuk kepada warganya

Kemlu Kyrzgyzstan mengaku tidak menerima kabar dari Kedutaan Besar (Kedubes) Kyrgyzstan di Rusia soal larangan masuk kepada warganya. Namun, mereka tetap meminta warganya untuk menghindari bepergian ke Rusia dalam waktu dekat. 

"Kemlu kembali merekomendasikan warga yang tidak memiliki alasan kuat agar menghindari bepergian ke Rusia untuk sementara waktu. Kami menyarankan warga dapat kembali pergi ke teritori Rusia setelah pengetatan dan pengecekan di perbatasan dicabut," terangnya, dikutip The Moscow Times.

"Jika memang mendesak dan harus pergi ke Rusia, maka kami menyarankan untuk mengecek terlebih dahulu apa saja pembatasan untuk masuk ke Rusia," tambahnya. 

Pemerintah juga menganjurkan warga untuk menghubungi kontak darurat Kedubes Kyrgyzstan di Rusia jika terjadi hal yang tidak diinginkan. 

2. Aktivis HAM sebut warga Kyrgyzstan dan Uzbekistan ikut ditahan di Rusia

Sebelumnya, aktivis hak asasi manusia (HAM) imigran Asia Tengah Valentina Chupik mengungkapkan bahwa warga Kyrgyzstan dan Uzbekistan dilarang masuk ke Rusia, seperti yang sudah diterapkan kepada warga Tajikistan. 

"Penahanan massal imigran telah dimulai sejak 24 April dan pada 1 Mei, sudah ada 4.500 orang yang ditahan di bandara di Rusia. Diperkirakan jumlah yang sama juga terjadi di perbatasan darat," ucapnya, dikutip 24KG.

"Pengusiran massal imigran Asia Tengah dari Rusia sudah terjadi sebelumnya. Ini terjadi ketika banyaknya pesawat dilarang masuk, tapi ini terjadi sebulan sekali dan sekarang mereka mengembalikan semua yang masuk," sambungnya. 

Chupik menyebut bahwa seperempat orang yang ditahan oleh aparat keamanan berasal dari Tajikistan. Sedangkan setengahnya adalah imigran asal Uzbekistan dan sisanya berasal dari Kyrgyzstan. 

Baca Juga: Kyrgyzstan Resmi Blokir TikTok untuk Lindungi Mental Anak

3. Menaker Kyrgyzstan dorong perlindungan pekerja migran di Rusia

Menteri Tenaga Kerja, Keamanan Sosial dan Migrasi Kyrgyzstan Gulnara Baatyrova sudah mengadakan pertemuan dengan perwakilan Kementerian Tenaga Kerja Rusia. Pertemuan ini membahas perlindungan warga Kyrgyzstan di Rusia. 

"Kami membicarakan soal kebijakan yang diusung Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov untuk memperbaiki kondisi imigran asal negara kami di Federasi Rusia. Kami ingin menegakkan perlindungan hak dan kepentingan warga Kyrgyzstan yang bekerja di Rusia," ujarnya. 

Baatyrova mengaku perlu mengintensifikasi kesadaran kepada pekera migran asal negaranya agar mengikuti dan mematuhi aturan imigrasi di Rusia. 

Pada akhir April, sebanyak sembilan warga negara asing asal Uzbekistan, Tajikistan, dan Kyrgyzstan sudah ditangkap di Omsk, Rusia. Mereka dideportasi dan dikenakan denda karena tidak dapat menunjukkan surat kontrak kerja. 

Baca Juga: Kyrgyzstan Peringatkan Warganya Tidak Pergi ke Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya