Eks Militer Pelanggar HAM Uruguay Gilberto Vázquez Meninggal

Meninggal saat menjalani hukumannya

Jakarta, IDN Times - Seorang mantan personel militer Uruguay bernama Gilberto Vázquez meninggal dunia pada Jumat (22/10/2021). Pasalnya, Vazquez diketahui sebagai salah satu pelaku pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan di Uruguay ketika dikuasai rezim diktator militer. 

Uruguay layaknya negara Amerika Latin lainnya, telah dikuasai oleh rezim militer selama belasan tahun. Rezim diktator itu disebut mengakibatkan rentetan aksi penekanan dan kekerasan kepada rakyat terutama para simpatisan sayap kiri dan oposisi. 

1. Meninggal setelah kondisi kesehatannya semakin memburuk

Gilberto Vázquez meninggal pada usia 76 tahun saat menjalani proses hukumannya lantaran terbukti melakukan aksi pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan. Sementara Vazquez meninggal dunia di Rumah Sakit Militer setelah menjalani perawatan lantaran kondisi kesehatannya yang makin memburuk. 

Pada April lalu, mantan militer itu juga sudah dilarikan ke rumah sakit terkait masalah kesehatan dan terjangkit COVID-19. Sedangkan pada Januari lalu, ia juga sempat dirawat di rumah sakit lantaran mengalami masalah sakit dada. 

Vazquez diketahui sudah menjalani masa hukumannya di dalam penjara sejak 28 Desember tahun lalu. Hal ini setelah hakim Dahiana da Costa menolak hukuman tahanan rumah yang sebelumnya diberikan padanya berkaitan dengan masalah kemanusiaan pada 2016 lalu, dikutip dari laman La Diaria.

2. Terlibat dalam kasus penculikan dan penyiksaan

Baca Juga: Uruguay Buka Layanan Call Center untuk Warga Transgender

Berdasarkan Mercopress, melansir bahwa Kolonel Vázquez sudah dihukum sejumlah kasus penculikan dan penyiksaan, termasuk di antaranya hilangnya María Claudia García. Pasalnya, ia merupakan cucu dari penyair asal Argentina Juan Gelman, di mana ia dibawa ketika sedang hamil tujuh bulan di sebuah tahanan di Buenos Aires. 

Pada Juli 2021, Vázquez juga mendapatkan hukuman seumur hidup oleh Kejaksaan Agung Italia terkait hilangnya orang di bawah Operasi Burung Kondor di beberapa negara Amerika Latin. Para korban mayoritas merupakan aktivis sayap kiri dan sejumlah pembelot rezim diktator militer. 

Sementara itu, Operasi Burung Kondor merupakan sebuah operasi yang dilangsungkan oleh para diktator militer di Amerika Latin pada tahun 70-80an dalam rangka membuat strategi bersama demi menyingkirkan pemerintahan dan politisi sayap kiri di kawasan tersebut. 

3. Vázquez mengaku tidak menyesal atas tindakannya selama ini

Sementara itu, Vázquez pernah menjadi pusat perhatian pada tahun 2020 lalu, setelah ungkapannya di tahun 2006 berhasil diungkap. Ia mengaku di Pengadilan Militer bahwa ia menghitung ulang ekskusi dan penyiksaan yang dilakukannya pada masa diktator. 

"Kami memang mengeksekusi, kami tidak membunuh, itu adalah dua hal yang berbeda. Kami tidak menyiksa, kami menekan karena tidak ada cara lainnya. Itu adalah yang dibutuhkan untuk membuat orang mengaku karena tidak ada cara lain untuk melawan dan saya bangga dengan apa yang telah saya lakukan" ujar Vázquez. 

Di samping itu, ia juga menekankan bahwa ia hanyalah seorang tentara yang melakukan tugasnya sebaik mungkin dan tidak ada waktu untuk menyesalinya. Meskipun ia mengaku kerap kesulitan tidur lantaran terbayang seluruh orang yang ia siksa, tapi ia tetap tidak menyesal. 

"Mereka akan mengajarkan pada cucuku bahwa saya adalah seorang pembunuh dan saya bukanlah pembunuh ataupun seorang bajingan. Saya harus membunuh dan saya bunuh dan saya tidak akan pernah menyesalinya" tambahnya. 

Selama masa kepemimpinan diktator militer di Uruguay pada 1973-1985 diketahui sudah ada hampir 200 orang yang dilaporkan hilang dan diduga tewas akibat kekejaman rezim militer, dilaporkan dari laman Mercopress

Baca Juga: Militer Inggris Terbang ke Falkland, Argentina Kecam Uruguay

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya