Ekuador Akan Bangun 2 Penjara Super Besar untuk Tekan Kriminalitas

Tiru kebijakan yang diterapkan Bukele di El Salvador

Jakarta, IDN Times - Presiden Ekuador Daniel Noboa Azin, pada Jumat (5/1/2024), mengumumkan akan membangun dua penjara super besar di wilayah Amazon dan pesisir Pasifik. Ia menyebut penjara tersebut dapat digunakan untuk menekan kriminalitas di negaranya. 

Belakangan ini, Ekuador telah dirundung krisis keamanan akibat maraknya kriminalitas dan kerusuhan di dalam penjara. Bahkan, beberapa pejabat pemerintahan di Ekuador ikut menjadi target pembunuhan geng kriminal, termasuk calon presiden Fernando Villavicencio. 

1. Noboa sebut penjara baru ini meniru yang dibangun Bukele

Ekuador Akan Bangun 2 Penjara Super Besar untuk Tekan KriminalitasNarapidana yang diharuskan tiarap di hadapan tentara Ekuador. (twitter.com/LassoGuillermo)

Noboa mengatakan, dua penjara dengan tingkat keamanan maksimum itu akan meniru yang dibangun Presiden El Salvador Nayib Bukele. Ia pun menyebut bahwa terdapat ruangan isolasi khusus di dalam penjara. 

"Kedua penjara besar tersebut akan dilengkapi dengan sistem segmentasi yang cukup untuk mengisolasi seseorang, terutama para pentolan geng kriminal di Ekuador," terangnya, dikutip Infobae

Noboa menambahkan, perusahaan yang dipercaya untuk membangun penjara tersebut sama dengan perusahaan yang membangun penjara di El Salvador pada masa pemerintahan Bukele. 

"Perusahaan itu yang sudah mendesain penjara di Meksiko dan El Salvador. Peletakan batu pertama akan dilakukan pada 11 Januari mendatang di Pastaza (Amazon) dan Santa Elena (Pasifik) yang menjadi area kekuasaan geng narkoba," tambahnya.

Baca Juga: Ekuador Terapkan Pemadaman Listrik Bergilir Akibat Kekeringan

2. Polisi Ekuador diduga sebagai pelaku yang ingin bunuh Jaksa Agung

Pada hari yang sama, Noboa mengumumkan penangkapan seorang anggota geng kriminal Los Lobos yang diduga mengancam akan membunuh Jaksa Agung Diana Salazar. Ia pun berterima kasih kepada Menteri Dalam Negeri Monica Palencia atas tindak cepatnya. 

"Kami sudah diberikan mandat untuk memastikan keamanan dari Jaksa Agung bersama dengan perlindungan kepada semua orang yang berusaha mematahkan lingkaran korupsi dan impunitas di negara kita. Kami tidak akan membiarkan kriminal terorganisir mengambil alih institusi negara," terang Noboa, dilansir El Universo.

"Ekuador yang baru tidak akan menyerah dengan ancaman-ancaman dari pihak yang hanya ingin menyakiti keluarga kami," sambungnya.

Polisi Ekuador melaporkan penangkapan Capitan Pico pada Jumat pagi di rumah yang berlokasi di El Condado, Quito. Ia kini sedang diivestigasi atas dugaan kasus penculikan sejumlah penduduk di Quito. 

3. Noboa ajukan referendum soal kebijakan keamanan ketat

Pada Rabu lalu, Presiden Noboa juga mengumumkan bakal mengadakan referendum untuk mengetahui persetujuan masyarakat dalam penerapan kebijakan ketat dalam melawan aksi kekerasan dan kriminalitas di Ekuador. 

Ia sudah mengajukan pertanyaan yang akan dicantumkan dalam referendum soal pengetatan aturan keamanan kepada Mahkamah Konstitusi. Kini, ia hanya tinggal menunggu 20 hari disetujui atau tidaknya keputusan itu. 

Dilansir Reuters, referendum ini akan melihat persetujuan warga soal perpanjangan hukuman penjara bagi pelaku pembunuhan, penyelundupan senjata, dan lainnya. Selain itu, mengetahui apakah warga mau militer meringkus tuntas kelompok penyelundup narkoba internasional dari negaranya.

Di samping itu, Noboa juga menanyakan soal persetujuan warga soal pembangunan kasino dan bisnis serupa di Ekuador. Ia menyebut bahwa kebijakan ini akan meningkatkan ekonomi negara Amerika Selatan tersebut.

Baca Juga: Kartel Narkoba Serang Desa Terpencil di Meksiko dengan Drone

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya