Ekuador Kecam Kritikan Pedas dari Presiden Venezuela

Disebut sebagai presiden tanpa pengalaman

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Ekuador Gabriela Sommerfeld, pada Jumat (2/1/2024), mengecam kritikan Presiden Venezuela Nicolas Maduro kepada Presiden Daniel Noboa. Komentar ini meningkatkan ketegangan kedua negara dalam beberapa hari terakhir. 

"Kami menilai kritik dari Anda kepada Presiden Noboa sangat keras. Anda harus membawa kritikan ini dengan tenang. Penting untuk berwibawa dalam memposisikan diri di dunia internasional dan hubungan antar-negara," ungkapnya. 

Sebelumnya, Ekuador sudah menyatakan tidak mengakui legitimasi Maduro sebagai Presiden Venezuela setelah Mahkamah Agung mendiskualifikasi pencalonan Maria Corina Machado dalam pilpres 2024. Quito mendesak agar Caracas menyelenggarakan pilpres yang bebas dan adil. 

1. Maduro geram Noboa berani ancam Venezuela

Ekuador Kecam Kritikan Pedas dari Presiden VenezuelaPresiden Venezuela, Nicolas Maduro. (twitter.com/NicolasMaduro)

Maduro mengaku tidak pernah mengenal Presiden Noboa. Ia pun mengkritik Noboa yang tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat karena masih terlalu muda, tetapi berani mengancam Venezuela.

"Noboa, Noboa, saya tidak pernah mengenal Anda, Noboa. Anda masih terlalu muda dan Anda berani mengancam Venezuela. Saya berkata pada Anda, jangan membuka pintu negaramu untuk masuknya setan (Amerika Serikat). Jangan berani berurusan dengan Venezuela dan siapapun yang berurusan dengan kami akan hancur," ungkap Maduro, dikutip La Hora

"Noboa, Anda harus mengkhawatirkan urusan di dalam negaramu yang tidak dapat memerintah secara mandiri karena Anda telah membuka pintu masuknya Southern Command AS, pergilah ke neraka," tambahnya. 

Baca Juga: Rusia Geram Ekuador Kirim Senjata ke Amerika Serikat

2. Noboa ancam tidak akan akui hasil pemilu di Venezuela

Ekuador Kecam Kritikan Pedas dari Presiden VenezuelaPresiden Ekuador, Daniel Noboa Azin. (twitter.com/Presidencia_Ec)

Presiden Noboa, pada Selasa (30/1/2024), mengancam tidak akan mengakui hasil pilpres Venezuela apabila tidak dilakukan dengan adil dan bebas. 

"Saya sama sekali tidak setuju dengan proses penyelenggaraan pemilu di Venezuela saat ini, karena dalam prosesnya sama sekali tidak bebas. Kami tidak akan mengakui hasil pilpres mendatang," terangnya, dilansir Prensa Latina.

Pekan lalu, Ekuador sudah menyatakan kecaman atas diskualifikasi politik kepada Machado yang diputuskan oleh Mahkamah Agung Venezuela. Ia mendapat vonis larangan ikut pemilu selama 15 tahun ke depan. 

"Ekuador menolak diskualifikasi sepihak kepada Maria Corina Machado selaku pemimpin oposisi dan pemenang dalam pemilu primer Venezuela yang dilangsungkan pada Oktober 2023," sambungnya. 

3. Venezuela apresiasi dukungan atas rencana pengembalian sanksi dari AS

Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil, pada Kamis (1/2/2024), mengungkapkan apresiasinya kepada pemerintah dan organisasi di sejumlah negara di tengah ancaman pengembalian sanksi dari AS. 

"Kami menegaskan komitmen kuat kami untuk melindungi kedaulatan negara dan hak menentukan nasib sendiri dari segala upaya maupun ancaman intervensi AS dan sekutunya," ungkap Gil, dikutip Telesur.

Gil mengucapkan terima kasih kepada Iran yang ikut mengecam ancaman terhadap kedaulatan Venezuela. Selain itu, Kuba juga mengungkapkan penolakan terhadap intervensi Washington kepada Caracas dan mengecam tindakan pemaksaan. 

Di samping itu, terdapat dukungan dari sejumlah organisasi, seperti Partai Komunis Peru, Asosiasi Nasional Persahabatan Italia-Kuba, Pergerakan Solidaritas Spanyol, nter for Research and Development for Democracy, dan United Left Movement di Republik Dominika. 

Baca Juga: Ekuador Tolak Akui Legitimasi Presiden Nicolas Maduro di Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya