Ekuador Tetap Terjunkan Militer di Jalanan Tanpa Keadaan Darurat

Tingkat kekerasan di Ekuador masih tinggi

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ekuador, pada Senin (1/4/2024), mengungkapkan rencana untuk mempertahankan penerjunan militer ke jalanan tanpa kebijakan keadaan darurat. Rencana ini menjelang berakhirnya penerapan keadaan darurat militer yang sudah memasuki bulan ketiga. 

Ekuador terus dilanda rentetan kasus kekerasan. Meski kriminalitas sudah menurun dibanding saat awal serangan geng kriminal pada Januari, tetapi kondisi masih belum aman. Bahkan, Wali Kota termuda di Ekuador, Brigitte García, tewas ditembak orang tak dikenal. 

1. Konstitusi Ekuador larang keadaan darurat lebih dari 3 bulan

Ekuador Tetap Terjunkan Militer di Jalanan Tanpa Keadaan DaruratPersonel militer Ekuador yang melakukan penjagaan di jalan. (twitter.com/FFAAECUADOR)

Menteri Dalam Negeri (Menlu) Ekuador, Monica Palencia, mengatakan bahwa pemerintah tidak akan memperpanjang kebijakan keadaan darurat yang berakhir pada 8 April. Konstitusi Ekuador melarang perpanjangan keadaan darurat di atas 3 bulan. 

"Keadaan darurat sesuai dalam konstitusi tidak dapat diperpanjang. Keadaan darurat akan berakhir karena ini adalah apa yang sudah ada dalam hukum konstitusional di negara kami," ungkap Palencia, dikutip CNN

Ia menekankan akan mencari cara agar polisi dan militer dapat dipertahankan di jalanan yang menjadi area konflik. 

"Kami akan menjawab dari ranah hukum. Saya sudah memaksa bahwa ada kepastian keadaan, tapi kami masih mengulas kembali konstitusi ini. Terdapat kemungkinan dan cara lain untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya. 

Baca Juga: Wali Kota di Ekuador Dibunuh Kartel Narkoba di Tengah Darurat Nasional

2. Kasus kekerasan meningkat di tengah libur Paskah

Pada Minggu (31/3/2024), terjadi penembakan di Guasmo, Guayaquil yang menyebabkan 9 orang tewas dan 10 orang terluka. Serangan tersebut terjadi pada pukul 19.00, ketika sekelompok bersenjata yang mengendarai mobil meminggirkan kendaraannya. 

Tak lama, pelaku tersebut langsung menembak secara membabi buta ke arah orang yang sedang berolahraga. Polisi menyebut 2 orang tewas seketika dan sisanya tewas setelah dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka parah. 

Dilansir Associated Press, insiden ini menjadi kasus kekerasan kedua yang terjadi selama libur Paskah atau Semana Santa. Sebelumnya, lima orang diculik dan dibunuh dengan cara dieksekusi di Manabi oleh geng kriminal. 

Aparat kepolisian mengatakan, kasus ini merupakan salah tangkap dari geng penyelundup narkoba dan para korban merupakan turis. Totalnya, pelaku sudah menculik 11 orang dan 6 orang, termasuk 5 di antaranya anak di bawah umur sudah dibebaskan. 

3. Noboa kecam serangan di Manabi dan Santa Elena

Ekuador Tetap Terjunkan Militer di Jalanan Tanpa Keadaan DaruratPresiden Ekuador, Daniel Noboa Azin. (twitter.com/Presidencia_Ec)

Presiden Ekuador Daniel Noboa mengecam serangan yang terjadi di Manabi, Santa Elena, dan Guayaquil. Ia menyebut bahwa geng kriminal berniat mengambil alih kekuasaan yang dikontrol oleh tentara dan polisi. 

"Serangan yang menargetkan warga Ekuador adalah sebuah serangan terhadap Ekuador. Ini adalah tanda-tanda narkoterorisme dan seluruh sekutunya berniat mencari celah untuk menakuti kami, tapi mereka tidak akan sukses," terangnya. 

"Saya mengucapkan solidaritas dan belasungkawa kepada keluarga korban akibat insiden kekerasan yang dilakukan oleh teroris yang berusaha merusak dan mengakhiri negara ini," tambahnya. 

Insiden ini berlangsung di tengah konflik internal Ekuador dan hanya beberapa hari sebelum berakhirnya keadaan darurat yang sudah memasuki bulan ketiga. 

Baca Juga: Presiden Ekuador Sebut Geng Kriminal Mau Lancarkan Kudeta

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya