El Salvador: Kasus Pembunuhan Tinggi, Militer Diturunkan

Kasus kekerasan di El Salvador tengah melonjak

Jakarta, IDN Times - Presiden El Salvador Nayib Bukele pada Kamis (11/11/2021) telah mengirimkan pasukannya ke ibu kota San Salvador untuk meringkus aksi kriminalitas yang merajalela. Bahkan, dalam beberapa hari belakangan ini, kasus pembunuhan di negara Amerika Tengah itu terus meningkat. 

Pada Juli lalu, Bukele juga sudah mengumumkan rencana untuk meningkatkan pasukan militernya hingga dua kali lipat. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kekerasan dan melawan pasukan geng kriminal di negaranya. 

1. Bukele mengumumkan penerjunan aparat kepolisian dan tentara ke jalanan

Sesuai dengan arahan Bukele, pada Kamis sejumlah tentara dan polisi sudah diterjunkan ke jalanan di ibu kota San Salvador. Pasukan militer bersenjata lengkap telah memblokir akses sejumlah area permukiman kumuh dan kepolisian juga mencari langsung anggota geng dari rumah ke rumah. 

Al Jazeera melansir bahwa, Bukele dalam keterangan di akun Facebook-nya menyebutkan, "Kami sudah mengirimkan aparat kepolisian nasional dan personel militer untuk mengatasi tingginya kasus pembunuhan dalam 48 jam terakhir."

Di samping itu, Bukele juga menyebut, "Kami tahu bahwa sejumlah pasukan gelap ini akan membawa kita kembali ke masa lalu, tapi di bawah pemerintahan saat ini, saya tidak akan membiarkannya terjadi."

Pasalnya, penerjunan militer ini dianggap sebagai cara keras untuk meringkus para bandit dan kekerasan di El Salvador. Bahkan, tindakan ini dianggap akan menyeret masalah pelanggaran hak asasi manusia ke depannya.

2. Tercatat lebih dari 30 kasus pembunuhan hanya dalam dua hari

El Salvador: Kasus Pembunuhan Tinggi, Militer DiturunkanMiliter El Salvador saat menangkap seorang terduga anggota geng di San Salvador pada Jumat (12/11/2021). (twitter.com/FUERZARMADASV)

Baca Juga: El Salvador: Warga Protes Terhadap Kepemimpinan Nayib Bukele

Dikutip dari Mercopress, penerjunan militer ini disebabkan maraknya kasus kekerasan dalam beberapa hari terakhir. Diketahui, hanya dalam kurun waktu 48 jam saja, tercatat sudah terjadi 32 kasus pembunuhan di El Salvador. 

Sebanyak 20 orang terbunuh pada Rabu dan ditambah 12 orang tewas pada keesokan harinya. Sementara, dilaporkan bahwa korban bukan merupakan anggota geng kriminal yang terlibat peperangan, tapi merupakan warga biasa dan mayoritas adalah anak di bawah umur. 

Di samping itu, kejadian pembunuhan ini mayoritas terjadi di area yang diprioritaskan dalam PCT (Plan Control Territorial) fase keempat. Sesuai dengan kebijakan itu, maka pasukan militer akan diterjunkan demi memberantas area yang dikuasai geng kriminal. 

Insiden ini berbanding terbalik pada September lalu, di mana Menteri Hukum Gustavo Villatoro telah menitikberatkan pada pengurangan 75 persen pembunuhan di beberapa daerah dengan dominan geng kriminal. Namun, pada November ini kasus justru makin melonjak. 

El Salvador memang dikenal sebagai negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, di mana dapat terjadi 15-20 kasus pembunuhan dalam satu hari. Kendati demikian, kasus pembunuhan berkurang drastis di bawah kepemimpinan Bukele dengan rata-rata mencapai 3,8 kasus per hari, dilansir dari DW.

3. Bukele disebut tengah mengarah ke otoriterisme

El Salvador: Kasus Pembunuhan Tinggi, Militer DiturunkanPresiden El Salvador, Nayib Bukele. (twitter.com/nayibbukele)

Langkah Bukele untuk menerjunkan militer juga mendapatkan kritik dan tudingan meningkatnya otoriterisme dalam kepemimpinannya di El Salvador. Bahkan, presiden berusia 40 tahun itu pernah mengirimkan tentara ke parlemen agar anggota legislatif menyetujui hutang untuk pendanaan militer dan polisi.

Pada minggu ini, Bukele juga memperkenalkan hukum baru yang mengatur larangan pendanaan luar negeri pada NGO lantaran dikhawatirkan akan melakukan aktivitas politik di negaranya. Namun, beberapa pihak menduga aksi ini dilakukan untuk membungkam kelompok oposisi.

Keputusan kontroversial lainnya, saat presiden dari Partai Nuevas Ideas itu telah memecat lima hakim Mahkamah Agung dan Jaksa Agung pada Mei lalu. Selain itu, ia juga mampu menarik perhatian dunia internasional setelah melegalkan Bitcoin sebagai mata uang resmi di El Salvador, dilaporkan dari DW

Baca Juga: El Salvador: Presiden Bukele Sebut Ia Diktator di Twitter

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya