Estonia Panggil Dubes Rusia soal Macetnya GPS di Laut Baltik

Aktivitas Rusia diduga sebabkan sinyal GPS di Estonia mati

Intinya Sih...

  • Kementerian Luar Negeri Estonia memanggil Duta Besar Rusia terkait insiden macetnya GPS di Laut Baltik.
  • Maskapai Finnair menangguhkan penerbangan ke Estonia akibat macetnya GPS yang diduga disebabkan oleh aktivitas militer Rusia.
  • Parlemen Estonia mengutuk Gereja Ortodoks Moskow sebagai pendukung agresi militer Rusia di Ukraina dan menyerukan perlindungan dari ancaman teroris dan propaganda.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Estonia memanggil Duta Besar Rusia pada Rabu (8/5/2024), terkait dengan insiden macetnya GPS di Laut Baltik. Langkah ini menyusul tudingan Estonia dan Finlandia terhadap aktivitas militer Rusia yang diduga dalang di balik macetnya GPS. 

Insiden macetnya GPS mengakibatkan tutupnya penerbangan di bandara sekitar pesisir Laut Baltik di Estonia. Maskapai Finnair juga sudah menangguhkan sementara penerbangan ke Estonia menyusul macetnya GPS yang diklaim membahayakan penumpang. 

Baca Juga: PM Estonia: Putin Jadikan Demokrasi di Rusia sebagai Mainan

1. Kecam Rusia yang mengganggu lalu lintas udara di Estonia

Menteri Luar Negeri (Menlu) Estonia Margus Tsahkna mengatakan, Rusia telah melanggar aturan radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU). 

"Macetnya sistem navigasi satelit imbas aktivitas Rusia terus meningkat dan membingungkan penerbangan sipil. Aksi Rusia ini adalah sebuah pelanggaran regulasi radio yang ditetapkan ITU di mana melarang disrupsi pada sistem tersebut," terangnya, dikutip ERR

"Macetnya sinyal GPS adalah bagian dari elemen aktivitas hybrid Rusia yang mengganggu kehidupan warga dan mengancam keamanan negara, seperti insiden kekerasan, serangan siber, dan kampanye misinformasi yang diprakarsai Rusia," tambahnya. 

Ia menekankan bahwa intervensi Rusia dalam sinyal GPS telah berdampak serius terhadap lalu lintas udara di kawasan Baltik. Ia menjelaskan, insiden itu berimbas pada penangguhan penerbangan antara Helsinki-Tartu. 

2. Estonia tetapkan Gereja Ortodoks Moskow sebagai pendukung agresi militer

Parlemen Estonia (Rijgikogu) mengecam Gereja Ortodoks Moskow (Patriark Moskow) sebagai pendukung agresi militer Rusia di Ukraina. 

"Kami menekankan bahwa Patriark Moskow sebagai institusi dan pengurus tidak mengikuti tradisi Ortodoks. Mereka hanya mengikuti pada kepercayaan yang disesuai dengan penilaiannya sendiri dan mengancam mempengaruhi warga," ungkapnya, dikutip Ukrinform.

"Kami menyerukan bahwa Patriark Moskow memiliki inisiatif berbahaya terhadap keamanan Estonia, termasuk dapat membayakan langsung kepada ketertiban umum dan masyarakat di Estonia," sambungnya. 

Parlemen Estonia menekankan bahwa negara menjunjung tinggi kebebasan beragama tapi tetap harus melindungi penduduk dari ancaman teroris dan propaganda yang difungsikan merusak tatanan negara. 

Baca Juga: Estonia Tuduh Rusia Dalang di Balik Insiden Matinya GPS

3. Estonia peringati 20 tahun masuk ke dalam NATO dan UE

Pada 9 Mei, Estonia akan memperingati Hari Eropa dan aksesi masuknya negara Baltik itu menjadi anggota NATO. Terlebih, pada peringatan Hari Eropa tahun ini, Estonia akan memperingati 20 tahun masuknya ke dalam Uni Eropa (UE) dan NATO. 

Sementara, di kota perbatasan, Ivangorod, Rusia memperingati Hari Kemenangan Perang Dunia II dan seringkali menyebarkan poster propaganda di tepi Sungai Narva. Aksi tersebut memicu perdebatan karena Estonia juga dihuni komunitas etnis Rusia di Narva. 

Juru bicara Penjaga Perbatasan (PPA) Leana Loide mengatakan bahwa warga di Narva tidak diperbolehkan mengadakan pertemuan pada 9 Mei karena terdapat potensi perayaan dan penggunaan simbol Rusia. 

Di sisi lain, Kepala Polisi Narva Indrek Puvi mengungkapkan bahwa polisi akan terus bersiapa untuk menjaga keamanan. Ia juga mengklaim tidak melarang adanya perkumpulan tapi melarang dukungan kepada negara agresor (Rusia). 

Baca Juga: Inggris Akan Usir Atase Pertahanan Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya