Estonia Tuduh Rusia Ambil Pelampung Perbatasan di Sungai Narva

Picu ketegangan Rusia-Estonia

Jakarta, IDN Times - Penjaga Perbatasan Estonia (PPA), pada Kamis (23/5/2024), menyebut bahwa Rusia telah menarik pelampung yang menandai perbatasan di Sungai Narva. Padahal, pelampung tersebut berfungsi untuk menghindari kesalahan navigasi kapal. 

Sebelumnya, Estonia dan Rusia terlibat ketegangan terkait matinya sistem GPS (Global Positioning System) di Laut Baltik. Tallinn menduga aktivitas militer Moskow yang mengakibatkan macetnya GPS dapat membahayakan penerbangan sipil. 

1. Minta klarifikasi Rusia soal pengambilan pelampung di perbatasan

Kepala PPA Prefektur Timur Estonia, Eerik Purgel, mengatakan bahwa Rusia sudah menyingkirkan pelampung tersebut sejak pukul 03.00 dini hari. Ia pun meminta keterangan resmi dari Rusia terkait masalah ini. 

"PPA akan terus berkomunikasi dengan Pasukan Penjaga Perbatasan Rusia dan meminta klarifikasi resmi dari mereka terkait pengambilan pelampung dan kami akan meminta pelampung itu dikembalikan," tuturnya, dikutip ERR.

"PPA mengharapkan bukti dari Rusia bahwa posisi rute kapal yang sudah disepakati oleh kedua negara berubah dan jika tidak dapat menunjukkannya, kami akan memasang pelampung tersebut secara sepihak," sambungnya. 

Kedua negara sudah menyetujui State Border Act yang meliputi lokasi pemasangan pelampung sejak 2022. Pada 2023, Rusia menolaknya dan menyebut bahwa lokasi pelampung tersebut tidak sesuai. 

Baca Juga: PM Estonia: Putin Jadikan Demokrasi di Rusia sebagai Mainan

2. Bagian dari insiden perbatasan

Menanggapi masalah ini, Perdana Menteri (PM) Estonia Kaja Kallas mengatakan bahwa kasus ini sebagai bagian dari insiden perbatasan dan masalah yang sebenarnya masih diinvestigasi. 

"Kami akan mengambil pendekatan kasus ini secara sadar, seimbang, dengan melibatkan sekutu jika memang diperlukan. Kami melihat sebuah pola yang lebih luas dari aksi Rusia yang berupaya untuk menyebarkan kecemasan," tuturnya. 

Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna mengatakan, insiden tersebut harus diteliti dengan ketegangan di tengah sikap provokatif Rusia. Ia menilai bahwa tindakan Rusia dalam beberapa tahun terakhir sesuai dengan pola yang ada. 

"Respons Estonia masih tetap tenang dan berpandangan jelas. Aksi Rusia ini dilakukan di bawah bayangan malam sesuai dengan sikap provokatifnya, termasuk di sejumlah negara-negara tetangga lainnya, seperti di Lithuania dan Finlandia," ucapnya. 

3. PM Kallas sebut Rusia gerakkan perang bayangan melawan Barat

PM Kallas menambahkan, Barat membutuhkan pendekatan koordinasi guna melawan segala bentuk ancaman Moskow, termasuk dugaan sabotase, spionase, dan lainnya. 

"Estonia yang berbatasan langsung dengan Rusia telah melihat naiknya sabotase, perang elektronik, dan spionase yang dilancarkan oleh Moskow. Melihat situasi perang yang mengarah sesuai harapan Rusia, maka pertahanan harus ditingkatkan, terutama di Estonia, Latvia, dan Lithuania, beserta Finlandia dan Polandia," tuturnya, dikutip Euronews

Di tengah kunjungannya dalam latihan militer NATO di negaranya, ia mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan sebuah perang bayangan dengan Barat. 

Baca Juga: Trump Pede Bisa Bujuk Putin Bebaskan Jurnalis AS yang Ditahan Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya