Finlandia Tuding Aktivitas Militer Rusia Bikin GPS Laut Baltik Macet

Membahayakan penerbangan sipil di Laut Baltik

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Finlandia mengungkapkan bahwa macetnya Global Positioning System (GPS) di Laut Baltik disebabkan oleh aktivitas militer Rusia. Pasalnya, Rusia terus mengaktifkan sistem pendeteksi drone Ukraina yang memasuki wilayah negaranya. 

Pekan lalu, Estonia menuding bawah Rusia ada di balik insiden matinya GPS  di sekitar Laut Baltik. Pihaknya pun sudah menggandeng Finlandia untuk menyelidiki di balik insiden yang menyebabkan sejumlah pesawat gagal mendarat. 

Baca Juga: Rusia Kecam Latihan Militer NATO di Finlandia

1. Disebut efek samping aktivitas militer Rusia

Badan Transportasi dan Komunikasi Finlandia (Traficom) mengungkapkan, insiden macetnya GPS di Laut Baltik bukan akibat dari intervensi Rusia. Pihaknya menyebut ini hanyalah efek samping dari sistem pertahanan Rusia. 

"Serangan drone dari Ukraina yang menyasar infrastruktur energi Rusia terus meningkat sejak Januari 2024. Ini mendorong intensifikasi aktivitas militer Rusia untuk mencegah masuknya drone," tuturnya pada Jumat (3/5/2024), dikutip Politico.

"Kemungkinan besar intervensi ini adalah bentuk dari efek samping dari sistem pertahanan udara Rusia di negaranya. Sistem itu mencegah navigasi dan sistem kendali drone yang dikontrol oleh GNSS (Global Navigation Satellite System) atau frekuensi seluler," tambahnya. 

Pihaknya menambahkan bahwa saat ini sudah aman untuk terbang dari dan menuju ke Finlandia melalui navigasi inertial dan navigasi darat sebagai alternatif. 

2. Finlandia berkomunikasi dengan NATO-UE soal dugaan intervensi Rusia

Menteri Luar Negeri (Menlu) Finlandia Elina Valtonen mengatakan bahwa negaranya terus berkomunikasi dengan NATO dan Uni Eropa (UE) mengenai macetnya GPS yang diduga ada sangkut paut Rusia. 

"Finlandia sudah memperhatikan peningkatan intervensi GPS dari Rusia. Saya tidak akan memberikan waktunya, tetapi ini jelas ada hubungan di tengah agresi Rusia ke Ukraina dan perubahannya dalam berbagai wujud," terangnya, dikutip UNN.

"Kami tidak menerima jika aktivitas Rusia ini memang berdampak pada kemampuan kerja sebagian wilayahnya. Maka dari itu, Finlandia akan terus bekerja sama dengan UE dan NATO dalam menyelesaikan masalah ini," sambungnya. 

Ia menyebut Finlandia akan mencoba menyelesaikan masalah ini dengan cara yang lain dan melanjutkan kehidupan normal. Ia pun berharap Finlandia dapat mengubah situasi yang ada saat ini. 

Baca Juga: Rusia Tolak Seruan Latvia soal Penutupan Akses Laut Baltik

3. Estonia sebut banyak bukti soal intervensi Rusia dalam sistem GPS

Pada Kamis (2/5/2024), Menlu Estonia Margus Tsahkna mengungkapkan bahwa terdapat banyak bukti bahwa Rusia yang ada di balik macetnya GPS di Laut Baltik. 

"Kami tahu bahwa Rusia adalah aktor di balik macetnya sinyal GPS sejak mereka melancarkan agresinya ke Ukraina. Dalam beberapa tahun terakhir, masalah ini semakin serius. Ini bukan hanya masalah di Estonia, tapi juga mengancam Latvia, Lithuania, Finlandia, Norwegia, serta sebagian Swedia, dan Polandia," tegasnya, dilansir ERR.

"Jika kami melihat aksi Rusia, maka macetnya GPS bisa jadi salah satu bagian dari serangan hybrid Rusia untuk mengganggu kehidupan kami dan memecah semua perjanjian internasional. GPS tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Ini berasal dari St Petersburg, Pskov, dan Kaliningrad," sambungnya. 

Ia menekankan bahwa Rusia tidak berhak membiarkan nyawa banyak orang terancam hanya karena aktivitas militernya dalam rangka melindungi teritorinya dari serangan drone

Baca Juga: Presiden Finlandia: Eropa Gak Perlu Banyak Berbicara untuk Lawan Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya