Inggris Tolak Permintaan Pulau Orkney Gabung Norwegia

Punya kedekatan budaya dengan Norwegia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris Raya menolak kemungkinan Kepulauan Orkney bergabung ke Norwegia pada Senin (3/7/2023). Sebelumnya, pejabat kepulauan itu mengusulkan agar mereka berdiri sendiri lantaran tidak mendapatkan pendanaan yang adil dari otoritas Inggris dan Skotlandia.

Kepulauan Orkney yang terletak di ujung utara Inggris Raya, telah bergabung sejak 1472. Sebelum itu, Orkney merupakan bagian dari Kerajaan Norwegia setelah pernikahan antara putri raja dan Raja Skotlandia saat itu. 

Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak Ingin Inggris Jadi Pusat Global AI

1. Sunak sebut tidak ada rencana ubah status Kepulauan Orkney

Perdana Menteri Inggris Raya, Rishi Sunak menyebut bahwa tidak ada rencana untuk mengubah status Kepulauan Orkney sebagai dependensi Kerajaan. 

"Pertama dan yang terpenting, tidak ada mekanisme untuk memberikan dependensi Kerajaan atau status teritori terluar dari semua bagian Inggris Raya. Namun, secara fundamental, kami lebih kuat bersatu sebagai kesatuan Inggris Raya. Kami tidak memiliki rencana untuk mengubah itu," ungkapnya, dilansir RTE

Parlemen Orkney menyebut bahwa juga menyatakan penolakannya terhadap mosi yang diajukan oleh pejabat setempat. Ia mengungkapkan itu akan berdampak pada perpecahan pandangan di dalam masyarakat. 

Baca Juga: Inggris dan Sekutu Latih 17 Ribu Tentara Sukarelawan Ukraina

2. Stockan menyebut opsi bergabung ke Norwegia dan Denmark

Pemimpin Parlemen Kepulauan Orkney (OIC), James Stockan meminta agar semua berpikir ulang terkait nasib wilayahnya. Ia membuka opsi bagi wilayah terluar itu untuk kembali ke tangan leluhurnya, Norwegia. 

"Kami benar-benar bekerja keras saat ini. Kami harus mengganti seluruh armada kapal feri yang rusak. Permintaan kami yang diterima dengan mudah oleh wilayah lainnya terus ditolak," terang Stockan, dikutip Politico.

Pada Selasa (4/7/2023), Stockan akan mengadakan diskusi terkait dengan kemungkinan pembentukan dependendi Kerajaan di wilayahnya, seperti di Kepulauan Channel, Jersey, dan Isle of Men. Ia pun membuka opsi untuk menjadi seperti Kepulauan Faroe, yang masuk dependensi Denmark dan menjatuhkan Norwegia. 

"Kami adalah bagian dari Kerajaan Nordik lebih alam daripada menjadi bagian dari Inggris Raya. Di jalanan Orkney, orang datang dan mengatakan kepadaku: kapan kami membayar kembali mahar, kapan kami akan kembali ke Norwegia," sambungnya. 

Baca Juga: Terdesak Inggris, Prancis Nekat Menjual Louisiana ke Amerika Serikat

3. Merasa tidak dianggap oleh Inggris dan Skotlandia

Kepulauan Orkney terdiri dari 70 pulau yang dihuni sekitar 22 ribu jiwa. Namun, wilayah tersebut meragukan masa depannya karena seakan dilupakan oleh pemerintah Skotlandia dan Inggris Raya selama bertahun-tahun. 

Warga Orkney selama ini meminta agar kembali bergabung menjadi bagian dari Norwegia seperti dulu. Para warga merasa bahwa mereka lebih dekata dengan budaya Norwegia dibandingkan dengan Inggris dan Skotlandia, dilaporkan Euractiv.

Sejak Skotlandia menolak kemerdekaan dari Inggris Raya pada referendum yang digelar pada 2014. Kepulauan Orkney pun terus mencari cara untuk memperkuat otonomi daerahnya dari Inggris. 

Kepulauan tersebut telah jadi tempat pemrosesan minyak bumi di Laut Utara sejak akhir 1970-an. Sayangnya, wilayah tersebut tidak mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya di bawah kepemimpinan Inggris Raya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya