Jerman dan Italia Desak Uni Eropa Tutup Wisata Ski di Eropa

Khawatirkan akan lonjakan kasus COVID-19

Berlin, IDN Times - Pada hari Kamis (26/11) Jerman dan Italia mengumumkan apabila keduanya sepakat untuk mendesak Uni Eropa dalam menutup seluruh wisata ski di Eropa. Adanya usulan ini terkait dengan tingginya lonjakan kasus COVID-19 di sebagian besar negara-negara Eropa. 

Selain itu menjelang liburan natal dan akhir tahun warga di Eropa kerap mengunjungi destinasi wisata ski di pegunungan Alpen. Namun adanya pandemi dikhawatirkan wisata ini justru meningkatkan penularan COVID-19 yang kini semakin tinggi. 

1. Jerman dan Italia mendesak diberlakukannya kebijakan ini

Sejak hari Kamis (26/11) Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengajukan upaya penutupan tempat wisata ski yang ada di Pegunungan Alpen. Ia juga mengatakan apabila, 

"Kita akan kembali mengupayakan warga kita untuk menghindari kontak yang tidak diperlukan. Termasuk diantaranya perjalanan pribadi, perjalanan wisata. Mendekati musim ski ini, kita juga mencoba untuk membuat persetujuan dengan Uni Eropa untuk menutup seluruh resor ski yang ada"

Melansir dari DW, selain Jerman, Italia melalui PM Giuseppe Conte juga sudah berkoordinasi dengan Uni Eropa untuk menutup seluruh resor ski yang ada di Eropa. Ia juga mengatakan secara langsung, 

"Apabila Italia menutup seluruh fasilitas ski yang ada di negaranya tanpa dukungan dari Austria dan Swiss. Maka warga Italia akan tetap pergi ke luar negeri dan membawa virus kembali ke negaranya"

2. Mendapat penolakan dari Austria dan Swiss

Jerman dan Italia Desak Uni Eropa Tutup Wisata Ski di EropaPemandangan Pegunungan Alpen di Fiesch, Swiss. instagram.com/sebitil/

Meskipun didesak oleh Italia dan Jerman, negara tetangganya Austria tetap menolak upaya penutupan wisata ski di Eropa. Melansir dari CNN, melalui Menteri Keuangannya, Gernot Blümel mengatakan apabila pandemi menjadi ancaman terbesar bagi wisata musim dingin, sehingga ia ingin Uni Eropa mengganti kerugiannya, 

"Apabila Uni Eropa tetap menginginkan wisata ski untuk tetap ditutup, berarti biayanya mencapai 2 juta Euro. Jika UE benar-benar menginginkannya, maka ia harus membayar untuk itu"

"Di Austria, kita belum bisa mengganti pendapatan untuk seluruh area terdampak akibat penutupan sementara ini. Maka jika resort tetap harus ditutup, maka Uni Eropa harus mau membayar biaya kompensasi kerugian dari wisata ski ini"

Bahkan resort ski di Austria berkontribusi sebanyak 15 persen dari total PDB negara ini. Namun hingga kini masih ditutup hingga tanggal 7 Desember setelah diberlakukan lockdown kedua di tahun ini. Serta belum diketahui apakah resort tersebut bakal dibuka kembali.

Sama seperti Austria, negara non anggota Uni Eropa, Swiss bahkan baru saja membuka kembali resort ski di negaranya. Namun di wisata musim dingin di negara tersebut tetap menganjurkan protokol kesehatan dengan jaga jarak, penggunaan masker dan pengurangan orang dalam kereta gantung, dikutip dari The Guardian

Baca Juga: Tiga Polisi Prancis Pukuli Produser Musik Disertai Ucapan Rasis 

3. Prancis turut mendukung ditutupnya wisata ski

Selain Jerman dan Italia, Prancis juga menjadi salah satu negara Eropa yang akan menutup wisata ski dan musim dingin. Bahkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan secara langsung apabila resort ski di negaranya akan ditutup hingga awal Januari mendatang. 

Namun sektor olahraga ski di Prancis mengharapkan dibukanya kembali lebih dari 350 resort dan mempekerjakan lebih dari 120 ribu pekerja musiman. Bahkan mampu membawa keuntungan sebesar 10 juta Euro per tahunnya, selama periode liburan Natal dan Tahun Baru, dikutip dari The Guardian

Melaporkan dari DW, menanggapi mengenai penutupan wisata ski di Eropa, pihak Uni Eropa di Brussels mengatakan apabila pihaknya tidak dapat memaksa dan semuanya diserahkan pada kebijakan masing-masing negara. 

Baca Juga: Uni Eropa Buka Border, Bali Makin Siap Gaet Wisatawan Asal Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya