Kebanyakan Kontroversi, Dubes Ukraina di Kazakhstan Dipecat

Sempat menyerukan agar banyak tentara Rusia yang dibunuh

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Selasa (18/10/2022), memberhentikan Duta Besar Ukraina di Kazakhstan, Pyotr Vrublevsky, dari jabatannya. Keputusan itu tidak lepas dari pernyataan kontroversialnya dalam sebuah wawancara pada Agustus lalu. 

Vrublevsky menjadi sorotan usai menjelaskan situasi di Ukraina. Kala itu, ia menyebut bahwa pasukannya harus membunuh orang Rusia sebanyak mungkin. 

"Apa yang bisa saya katakan? Kami harus membunuh orang Rusia sebanyak mungkin. Semakin banyak orang Rusia yang berhasil kami bunuh, maka semakin sedikit yang harus dibunuh anak-anak kami nanti," katanya. 

1. Zelenskyy belum menunjuk dubes baru di Kazakhstan

Kabar pemecatan tertuang dalam laman resmi Kepresidenan Ukraina dan menyatakan bahwa pengunduran diri Vrublevsky sudah ditetapkan sejak 18 Oktober 2022. Meski begitu, Zelenskyy belum memberikan nama baru untuk menggantikan posisi Vrublevsky di Kazakhstan. 

Belum diketahui secara pasti penyebab pencopotannya, tapi terdapat permintaan dari Kazakhstan untuk menggantinya. Pasalnya, ucapan kontroversialnya telah menuai kecaman dari sejumlah warga minoritas Rusia di Kazakhstan, dilaporkan RT.

Pada awal bulan ini, Rusia juga mendesak Kazakhstan agar melarang Dubes Ukraina itu untuk masuk ke teritorinya. Permintaan itu dilayangkan setelah tahu bahwa Vrublevsky kembali ke negara Asia Tengah itu usai pergi berlibur. 

Baca Juga: Kepala Intelijen Ukraina: Kami Akan Memenangkan Perang di Musim Panas

2. Kazakhstan tolak usir Vrublevsky dari negaranya

Kebanyakan Kontroversi, Dubes Ukraina di Kazakhstan Dipecatbendera Kazakhstan di London, Inggris (pexels.com/@yelenaodintsova)

Meski mendapat protes dari Rusia, Kazakhstan menolak permintaan Moskow untuk mengusir diplomat tersebut. Bahkan, pemerintah setempat menyatakan tidak akan mengusir Vrublevsky, kecuali jika Zelenskyy yang mencopotnya. 

Meski masuk, dalam aliansi CSTO, hubungan Rusia-Kazakhstan terus memanas sejak Moskow melancarkan serangan ke Kiev. Kazakhstan terus berupaya menyeimbangkan hubungan antara Barat dan sekutunya Rusia. 

Dilaporkan The Moscow Times, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, sudah menyatakan penolakannya terhadap keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menginvasi Ukraina. Tetapi, ia memastikan bahwa kesediaannya menampung warga Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi militer parsial. 

3. Ukraina sudah mengganti dubesnya di Jerman

Pekan lalu, Duta Besar Ukraina di Jerman, Andriy Melnyk, juga dicopot dari dari posisinya dan dipulangkan ke Kiev. Posisinya sudah digantikan oleh Oleksii Makeiev yang telah tiba di Berlin pada Senin lalu. 

Melnyk, yang sudah menjabat sebagai Dubes di Jerman, diperkirakan bakal mendapat jabatan lain di Kementerian Luar Negeri Ukraina. Namun, pencopotannya ini diduga ada kaitannya dengan kritikannya terhadap Jerman yang cenderung berpihak kepada Rusia, dilaporkan DW

Ia juga dikenal terus mendesak Jerman mengirimkan tank dan senjata antipesawat ke Ukraina tanpa ragu. Bahkan, Melnyk sempat mengapresiasi Stepan Bandera yang merupakan kolaborator Nazi asal Ukraina pada masa Perang Dunia II. 

Tak hanya itu, Melnyk juga sempat mengritik Kanselir Jerman, Olaf Scholz, sebagai sosok yang mudah tersinggung karena tak kunjung bertandang ke Ukraina. Namun, Scholz akhirnya bersedia datang ke Kiev pada Juni lalu.

Baca Juga: Komandan Perang Rusia Akui Kewalahan Hadapi Pasukan Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya