Kolombia: Puluhan Personel Militer Akui Lakukan Positif Palsu

Akui sudah membunuh lebih dari 240 warga sipil

Jakarta, IDN Times - Mantan personel militer Kolombia pada Jumat (10/12/2021) mengaku jika telah melakukan aksi positif palsu ketika melawan pasukan gerilya sayap kiri. Sementara, kejadian ini umumnya berlangsung di tahun 2000an, yang mana kala itu Kolombia dipimpin oleh eks Presiden Alvaro Uribe. 

Pada Agustus lalu, petinggi militer Kolombia bernama Mario Montoya Uribe dituding melakukan aksi positif palsu dan mengakibatkan tewasnya ratusan warga sipil yang dimanipulasi sebagai kelompok gerilya. 

1. Pertama kalinya personel militer akui melakukan kejahatan perang

Kolombia: Puluhan Personel Militer Akui Lakukan Positif PalsuTentara Kolombia saat mengikuti operasi militer. (twitter.com/COMANDANTE_EJC)

Dilansir Mercopress, sebanyak 21 personel militer yang hadir dalam persidangan yang diselenggarakan JEP (Jurisdicción Especial para la Paz) mengaku telah melakukan aksi positif palsu. Bahkan diketahui tentara itu membunuh sebanyak 247 warga sipil dan diubah menyerupai pasukan gerilya. 

"Saya mengungkapkan perasaan saya atas rasa sakit karena melakukan tindakan buruk dan melanggar hukum. Saya juga mengakui bahwa warga sipil itu diubah layaknya pasukan gerilya dan ini tentu membuat duka bagi keluarga korban. Maka dari itu, saya ingin berkontribusi untuk mengungkapkan kebenaran sebagai bentuk reparasi" ujar Jenderal Paulino Coronado Gámez. 

Sementara itu, ini merupakan pertama kalinya personel militer dan jenderal Kolombia mengaku ikut serta dalam kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia. Meski begitu, masih terdapat dua personel militer yang masih tidak mau mengakui aksi kejahatannya, dilansir dari Al Jazeera

2. Pembunuhan dilakukan di Catatumbo dan Pesisir Karibia

Kolombia: Puluhan Personel Militer Akui Lakukan Positif PalsuMural FARC di Kolombia. (twitter.com/Charles_Lister)

Baca Juga: Kolombia: Bawa Ratusan Tarantula, 2 WN Jerman Ditangkap

Sementara itu, puluhan personel militer itu melakukan aksi positif palsunya di wilayah El Catatumbo dengan korban sebanyak 120 orang dan berlangsung antara tahun 2007-2008. Sedangkan di Pesisir Karibia, terdapat 127 warga sipil yang tewas dibunuh antara tahun 2002-2005. 

Menurut JEP dalam beberapa bulan ke depan para pelaku kejahatan perang akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan keluarga korban. Hal ini dilakukan demi mengarahkan pada jalur perbaikan bagi keluarga yang ditinggalkan, dikutip dari Mercopress

Dilaporkan dari Market Research Telecast, JEP juga mengungkapkan bahwa pengakuan pelaku atas tindakan kriminal yang dilakukannya adalah hal terpenting dalam Sistem Perdamaian. Meski salah satu bagian dari sistem itu adalah memberikan kompensasi yang didasarkan dari sistem keadilan transisional. 

3. Lebih dari 6.400 warga sipil tewas akibat skandal positif palsu

JEP menuturkan bahwa setidaknya terdapat 6.402 korban tewas akibat positif palsu yang dilakukan oleh militer Kolombia antara tahun 2002-2008 pada masa kepemimpinan Presideen Alvaro Uribe. Bahkan, organisasi HAM mengatakan bahwa jumlahnya jauh lebih besar dari yang tercatat. 

Pihak JEP juga menambahkan bila aksi kriminal ini tidak akan terjadi apabila institusi militer tidak meluncurkan kebijakan untuk menghitung banyaknya pasukan gerilya yang berhasil dibunuh. Selain itu, adanya insentif berdasarkan jumlah korban tewas dan tekanan kepada komandan untuk melakukan pembunuhan, dilaporkan dari Al Jazeera

Dilansir dari Mercopress, aksi positif palsu merupakan pembunuhan ilegal yang dilakukan militer Kolombia di tahun 2000an. Prosesnya dimulai dengan perekrutan anak muda dari daerah miskin untuk diberi pekerjaan, tapi mereka justru dibunuh dan diubah menyerupai anggota gerilya yang tewas tertembak. 

Baca Juga: Kolombia Peringati 5 Tahun Perjanjian Damai dengan FARC

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya