Kolombia Umumkan Gencatan Senjata dengan Gerilya ELN dan FARC

Ada banyak pemberontak bersenjata di Kolombia

Jakarta, IDN Times - Presiden Kolombia Gustavo Petro, pada Minggu (1/1/2023), mengumumkan gencatan senjata dengan pemberontak ELN dan pembelot FARC. Ini demi memenuhi tuntutan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah kekerasan di Kolombia. 

Petro sebelumnya sudah berjanji untuk menyelesaikan kasus kekerasan yang terjadi di Kolombia selama ini. Pada Desember lalu, Kolombia sudah mengadakan perundingan perdamaian ronde pertama dengan ELN. Proses perundingan dilangsungkan di Caracas, Venezuela. 

1. Petro ingin tercapainya perjanjian damai dengan lima pemberontak

Petro menyebut bahwa pemerintah sanggup mengadakan kesepakatan bilateral dengan lima kelompok pemberontak. Namun, ia menyebut upaya itu bisa dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan. 

"Kami setuju mengadakan perjanjian bilateral dengan ELN, Segunda Marquetalia, Estado Mayor Central, AGC, FARC, dan Gaitanist Self-Defense Forces of Colombia atau Clan del Golfo. Perdamaian total akan menjadi kenyataan," tulisnya lewat akun Twitternya, dilansir dari El Pais

Pemerintah Kolombia juga menyerukan detail lanjutan terkait persetujuan ini. Pihaknya menyebut gencatan senjata akan berdampak pada berkurangnya dampak buruk kemanusiaan di teritori suku pribumi dan petani.

Baca Juga: Tutup 7 Tahun, Kolombia-Venezuela Akhirnya Buka Perbatasan

2. Petro terus promosikan perdamaian total di Kolombia

Sejak maju sebagai presiden pada Agustus lalu, Petro dan pemerintahannya terus mempromosikan kebijakan perdamaian total. Ia juga berkeinginan melanjutkan negosiasi perdamaian dengan ELN di Caracas. 

"Ini adalah harapan saya di akhir tahun bahwa perdamaian mungkin bisa tercapai. Ini adalah tindakan yang berani. Gencatan senjata bilateral harus dihormati oleh kelompok bersenjata dan negara. Ini akan menjadi verifikasi nasional dan internasional. Mungkin perdamaian akan berada di antara kita. Selamat Tahun Baru," tutur Petro, dilansir La Prensa Latina.

Menurut Kantor Kepresidenan Kolombia, gencatan senjata bilateral akan diverifikasi secara nasional dan internasional oleh Misi Verifikasi PBB, Misi Pendukung Proses Perdamaian dari Organisasi Negara Amerika, Kantor Ombudsman, dan Gereja Katolik. 

"Sementara ini, gencatan senjata dengan organisasi tersebut belum terpenuhi. Namun, pemerintah akan mengulas kembali berbagai proses yang berjalan dan sejumlah gencatan senjata unilateral untuk keputusan ke depannya," tambahnya. 

3. ELN setuju perpanjang gencatan senjata hingga 6 bulan

Sementara itu, ELN sudah mengumumkan gencatan senjata selama sembilan hari terkait perayaan Natal. Setelah perundingan dengan Petro, kelompok gerilya setuju memperpanjang gencatan senjata sampai 6 bulan ke depan. 

Dilaporkan El Pais, ELN juga terus ikut melakukan negosiasi perdamaian dengan pemerintah Kolombia dalam beberapa bulan terakhir. Jika ELN menyetujui perjanjian perdamaian, maka terdapat kemungkinan kali ini akan mengakhiri konflik bersenjata di Kolombia. 

Perwakilan PBB di Kolombia, Carlos Ruiz Massieu, menyambut baik pengumuman pemerintah setempat. Pihaknya mendukung semua upaya dalam mengurangi tindak kekerasan di negara Amerika Selatan itu dan melindungi komunitas tertentu yang terdampak konflik. 

Konflik bersenjata di Kolombia sudah berlangsung lebih dari 6 dekade dan telah menelan 450 ribu korban jiwa pada periode 1985-2018. Menurut NGO, Indepaz, setidaknya terdapat 94 pembunuhan massal di Kolombia sepanjang 2022. 

Baca Juga: Peristiwa Berdarah di Kolombia, 15 Orang Tewas Dalam 2 Hari

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya