Marah! Rusia Ancam Balas jika AS Berikan Asetnya ke Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada Senin (22/4/2024), mengungkapkan bahwa Rusia akan membalas jika Amerika Serikat (AS) memberikan aset rampasan dari negaranya ke Ukraina. Ia menekankan bahwa pembekuan aset Rusia di luar negeri adalah tindakan ilegal.
Sebelumnya, Rusia sudah menentang keputusan Parlemen AS untuk memberikan bantuan militer tambahan ke Ukraina. Ia menyebut bahwa tindakan Washington adalah upaya untuk ikut campur lebih dalam di konflik Rusia-Ukraina.
1. Peskov klaim kebijakan itu akan merugikan ekonomi AS
Peskov menekankan bahwa Moskow akan membalas dengan tindakan yang setimpal jika Washington memang meresmikan kebijakan soal perampasan aset milik negaranya.
"Kami sangat skeptis tentang ini karena ini pada dasarnya merupakan upaya pengrusakan semua fondasi sistem ekonomi. Ini melampaui batas kepemilikan properti dan aset negara. Terlebih ini dimasukkan ke dalam tindak legal, padahal sebenarnya ilegal. Kami harus membalasnya dengan aksi legal lainnya," terangnya, dikutip Tass.
Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut sebenarnya akan sangat rumit dan berdampak buruk bagi kepentingan ekonomi AS.
"Jika kebijakan ini diimplementasikan, tentu akan ada banyak sektor yang berpikir hingga 10 kali sebelum berinvestasi di perusahaan Amerika atau menanamkan asetnya di sana," pungkasnya.
Baca Juga: Pejabat Meta Divonis 6 Tahun Bui di Rusia, Dituduh Dukung Terorisme
2. Rusia klaim bantuan AS tidak akan mengubah situasi di garis depan
Editor’s picks
Peskov menambahkan, bantuan AS ke Ukraina tidak akan mengubah situasi di garis depan. Ia menekankan, Rusia akan mengambil inisiatif dan berada dalam situasi yang menguntungkan.
"Pasukan Rusia terus memperbaiki diri dan berada dalam posisi yang baik. Uang yang dialokasikan dan senjata yang dikirimkan untuk menyuplai Ukraina tidak akan mengubah dinamika di garis depan," ujarnya.
"Mereka justru akan mengakibatkan bertambahnya korban baru di pihak Ukraina. Akan ada lebih banyak lagi warga Ukraina yang tewas dalam pertempuran. Ukraina akan merasakan kekalahan yang besar," tambahnya.
Ia menekankan bahwa industri pertahanan AS akan menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam situasi perang Rusia-Ukraina, terutama setelah keputusan penambahan bantuan militer ke Ukraina.
3. Lavrov sebut ada risiko besar pertempuran Rusia dan NATO
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan, terdapat risiko besar pertempuran langsung antara tentara Rusia dan AS beserta sekutu NATO.
"Barat terus berjalan ke arah yang berbahaya dan semakin mendorong pertempuran langsung antara kekuatan nuklir dunia yang berisiko mengakibatkan kerusakan yang amat besar," ungkap Lavrov, dikutip Reuters.
"Salah satu yang menjadi perhatian utama kami adalah fakta bahwa negara pemilik nuklir asal Barat menjadi pendukung utama rezim kriminal Kiev. Mereka menjadi inisiator utama dalam langkah provokatif. Kami melihat adalah risiko strategis dan berujung pada naiknya level bahaya nuklir," tambahnya.
Baca Juga: Inggris Janjikan Bantuan Militer Terbesar untuk Ukraina Hadapi Rusia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.