Moldova Mau Blokir Tentara Rusia, Transnistria Ungkit Lagi Kemerdekaan

Moldova mau tentara Rusia segera ditarik dari Transnistria

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Moldova akan memblokir rotasi tentara Rusia ke Transnistria. Keputusan ini semakin meningkatkan ketegangan hubungan Moldova dan Rusia terkait dengan wilayah Transnistria. 

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Transnistria, Vitaly Ignatyev pada Jumat (22/7/2022), mengungkapkan bahwa Transnistria akan berusaha memerdekakan diri sesuai dengan referendum pada 2006.

Sejak pecahnya dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, Moldova disebut-sebut akan menjadi target serangan selanjutnya. Sedangkan kunjungan Presiden Maia Sandu ke Ukraina pada akhir Juni lalu dilangsungkan sebagai langkah pertahanan kedua negara soal ancaman dari Transnistria. 

Baca Juga: Kunjungi Ukraina, Presiden Moldova: Negara Kami Juga Terancam Rusia

1. Rusia tuding Moldova dengan sengaja larang pasukannya masuk ke Transnistria

Kepala Departemen CIS di Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Polischuk mengatakan Moldova secara jelas memblokir masuknya rotasi tentara Rusia di Transnistria.

"Dalam konteks ini, Kementerian Luar Negeri dan Integrasi Eropa mengulangi kembali bahwa posisi otoritas Moldova terus meminta kelanjutan proses penarikan pasukan Rusia dan depot amunisi di negara kami tanpa syarat," ungkap otoritas Moldova pada Kamis (21/7/2022), dilansir Odessa Journal.

Hal ini setelah ditahannya dua tentara Rusia yang menuju ke Transnistria dari Bandara Chisinau. 

"Di Bandara Chisinau, dua petinggi militer Rusia yang sedang menuju ke Transnistria untuk memenuhi kontingen Rusia dalam rotasi rutin ditahan beberapa kali tanpa adanya penjelasan. Kami menganggap aksi ini sebagai tindakan tidak bersahabat dan kami akan membalasnya," tuturnya, dikutip dari Balkan Insight

Wakil Staf Angkatan Darat Rusia, Igor Sokorenko juga mengungkapkan bahwa Moldova berniat menghalangi pengiriman perlengkapan militer Rusia dan perlengkapan ke Transnistria. Ia menyebut Moldova berusaha melemahkan materi yang dimiliki tentara Rusia di Transnistria. 

"Situasi ini disebabkan oleh fakta bahwa Transnistria di perbatasan Ukraina dan Moldova yang sudah ditutup oleh otoritas Kiev dan persetujuan dengan Rusia dalam transit unit militer Federasi Rusia dan barang militer melalui teritori Ukraina," paparnya. 

Baca Juga: Ada Ancaman Transnistria, Zelenskyy Ajak Moldova Lawan Rusia Bersama

2. Moldova menolak tudingan berusaha menyabotase rotasi tentara Rusia

Pernyataan tersebut diungkapkan untuk menolak Kementerian Luar Negeri Rusia yang menuding Moldova berniat menyabotase rotasi tentara Rusia ke Transnistria. Rusia juga menuduh negara Eropa Timur itu melarang masuknya senjata modern ke wilayah pecahan Moldova tersebut. 

"Negara kami menolak tudingan yang dilancarkan Rusia dengan menyebut bahwa kami melarang otorisasi sejumlah pasukan Rusia. Namun, kami melarang terkait adanya ketidaksesuaian kriteria dengan mekanisme yang sudah dibangun," ungkap Pemerintah Moldova.

"Maka, masuknya pasukan penjaga perdamaian yang disebut Grup Operatif Pasukan Rusia adalah sebuah formasi yang ilegal di teritori negara kami dan hal itu melanggar status netral, sehingga tidak diperbolehkan," tambahnya.

Dilaporkan RT, Komite Urusan Internasional Parlemen Rusia, Vladimir Dzhabarov menegaskan bahwa Pemerintah Rusia tidak akan menarik pasukan perdamaian dari wilayah pecahan Moldova tersebut. 

"Apapun upaya tidak bertanggung jawab dari Chisinau untuk mempertanyakan peran pasukan perdamaian dan mengubah pandangan soal pasukan tersebut. Maka akan berdampak pada penarikan pasukan Rusia yang bisa menyulut ketidakstabilan dan kelanjutan konflik berdarah," sambungnya. 

Baca Juga: Uni Eropa Terima Ukraina dan Moldova sebagai Kandidat Anggota

3. Menlu Transnistria tegaskan upaya kemerdekaan dari Moldova

Pernyataan Moldova kembali menuai wacana Transnistria yang berusaha memerdekakan diri. Pasalnya, hampir 100 persen suara memilih mereka dari Moldova dan potensi integrasi dengan Federasi Rusia. 

"Kelanjutan kebebasan aksesi ke arah Rusia adalah proses yang membutuhkan keputusan besar, persiapan politik, dan masih banyak lainnya. Prioritas utama kami, tentu saja adalah kemerdekaan," ungkap Menteri Luar Negeri Transnistria, Vitaly Ignatyev, pada Jumat dikutip dari Euronews

Transnistria merupakan wilayah yang memisahkan diri dari Moldova pada awal 1990-an, setelah kolapsnya Uni Soviet. Sedangkan wilayah Transnistria terletak di timur Moldova yang dipisahkan oleh Sungai Dniester dan berbatasan langsung dengan Ukraina. 

Sampai saat ini, Transnistria memiliki hubungan dekat dengan Moskow dengan adanya pasukan perdamaian Rusia di teritorinya dan hampir semua penduduknya memegang paspor Rusia.

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya