Oposisi Diblokir Ikut Pilpres, Demokrasi Guatemala di Ujung Tanduk

Keikutsertaan diblokir jelang pilpres

Jakarta, IDN Times - Kandidat Presiden Guatemala Carlos Pineda meminta klarifikasi kepada Pengadilan Konstitusi (CC) atas larangan dirinya ikut pilpres. Padahal pilpres di Guatemala sudah di depan mata dan akan dilangsungkan pada 25 Juni. 

Carlos Pineda merupakan kandidat presiden ketiga yang dilarang maju dalam pilpres Juni mendatang. Dia pun kemudian mempertanyakan nasib demokrasi di Guatemala.

Pada bulan ini, surat kabar El Periodico resmi ditutup sejak 10 bulan ditangkapnya pendiri dan jurnalis senior, Jose Ruben Zamora. Penutupan salah satu media yang kerap memberikan kritik pada pemerintah itu meningkatkan kekhawatiran soal kebebasan berekspresi di Guatemala. 

1. Minta Pineda diperbolehkan maju dalam pilpres

Kuasa hukum Pineda, Erick Castillo mengatakan bahwa pihaknya menginginkan klarifikasi di balik larangan kliennya jadi kandidat calon presiden di Guatemala. Ia pun menyebut terdapat lebih dari 1.200 kandidat dari Partai Prosperidad Ciudadana yang dilarang ikut pemilu. 

"Kami meminta kepada Pengadilan Konstitusi (CC) untuk mengklarifikasi kenapa lewat kewenangannya, ia menggunakan perlidungan kepada partai penguasa untuk mencabut hak politik semua yang calon yang diajukan oleh Prosperidad Ciudadana," terang Castillo pada Minggu (28/5/2023), dilansir Telesur

Ia pun meminta agar Pineda dan seluruh kandidat yang diajukan partai tersebut bisa ikut serta. Castillo juga mendesak agar Pineda dan calon lainnya yang dipilih oleh Prosperidad Ciudadana dapat dijamin haknya. 

Setelah mengadakan diskusi panjang, CC mendeklarasikan bahwa banding yang diajukan oleh Pineda dan wakilnya Edwin Lux ditunda untuk sementara waktu. 

2. Pineda sebut demokrasi di Guatemala hilang

Pada Jumat (26/5/2023), CC resmi memblokir pencalonan Carlos Pineda yang dianggap melanggar hukum elektoral. Bahkan, pengajuan bandingnya juga ditolak dan telah menetapkannya tidak layak ikut dalam pilpres pada 25 Juni mendatang. 

Pineda pun menyebut bahwa ini merupakan tindakan yang mencederai demokrasi di Guatemala. Ia pun mengungkapkan kekecewaannya lewat akun Twitter-nya dengan menulis bahwa Guatemala kalah dan tidak ada demokrasi lagi. 

"Pengadilan Konstitusi telah mengakhiri demokrasi di negara ini. Pengambilalihan kekuasaan negara sudah dilakukan, era korupsi dan diktator akan muncul. Ini luar biasa. Saya berasa seperti mati," papar Pineda ketika diwawancarai dalam Associated Press

Pineda mengungkapkan bahwa harapan terakhirnya hanya menggantungkan kepada rakyat Guatemala. Ia berharap mayoritas rakyat tidak memilih dan pemilu baru akan diselenggarakan kembali. 

3. Sudah ada tiga capres yang diblokir pencalonannya

Carlos Pineda merupakan kandidat presiden ketiga yang dilarang maju dalam pilpres Juni mendatang. Padahal, ia diketahui sebagai kandidat dengan elektabilitas tertinggi saat ini. Sebelum itu, Roberto Arzu dan Thelma Cabrera resmi dilarang mencalonkan sebagai kandidat presiden oleh CC. 

Sementara, kandidat keempat, Edmond Mulet ikut was-was terkait kemungkinan jadi target selanjutnya. Ia masih menunggu keputusan soal kandidasinya. Namun, Kantor Kejaksaan sudah menyerukan investigasi terkait kampanye lebih awal soal komentarnya mengenai persekusi terhadap jurnalis. 

Organisasi masyarakat, Guatemalan Electoral Observation Mission (MOE-GT) memperingatkan bahwa akan ada keanehan dan pemaksaan dalam pemilu di Guatemala. Mereka juga menyebut bahwa proses pemilihan akan kehilangan legitimasinya akibat larangan maju kepada beberapa capres menjelang pilpres. 

"Menjelang pilpres, sejumlah larangan maju diberlakukan kepada beberapa kandidat presiden yang memicu situasi kritis. Mereka dianggap bersalah karena partai politiknya yang disebut tidak bertanggung jawab lantaran tidak mengikuti persyaratan hukum elektoral," terangnya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya