Pendukung Oposisi Bolivia Bakar Gedung Pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pendukung oposisi Luis Fernando Camacho, pada Senin (2/1/2023), kembali melangsungkan demonstrasi di beberapa sudut Kota Santa Cruz. Ini dilakukan untuk menolak penangkapan Camacho oleh pemerintah setempat atas tudingan terlibat dalam terorisme.
Pada akhir Desember, kepolisian Bolivia menangkap Camacho yang masih menjabat sebagai Gubernur Santa Cruz. Atas hal itu, para pendukungnya memblokir jalan utama dan menduduki Bandara Viru-Viru untuk memastikan tidak ada pesawat yang lepas landas membawa Camacho.
1. Demonstran menuntut agar Camacho dibebaskan
Demonstrasi yang dilakukan sejumlah pendukung Gubernur Luis Fernando Camacho berlangsung ricuh. Pendemo nekat membakar sejumlah gedung pemerintahan, Banco Union, dan kantor polisi di Santa Cruz sejak Minggu (1/1/2023).
Hingga hari ke-6, terpantau sejumlah mobil dibakar dan pemblokiran masih terus terjadi di sejumlah jalan utama di Santa Cruz. Bahkan, sejumlah perempuan melakukan long-march di kantor polisi pusat untuk mendukung pembebasan Camacho.
Salah satu pemimpin organisasi di Santa Cruz berjanji untuk terus berjuang agar Camacho segera bebas. Mereka juga meminta agar pemerintah menjadikan teritori tersebut ke sistem federal agar punya otonomi dan pendanaan sendiri.
"Kami diberikan mandat dari organisasi kita bahwa tidak ada yang boleh meninggalkan Santa Cruz, dan ini yang akan kami lakukan," papar Romulo Calvo, selaku perwakilan organisasi sipil Pro Santa Cruz, dikutip Reuters.
Baca Juga: Dituduh Teroris, Pemimpin Oposisi Bolivia Ditangkap
2. Sebanyak 22 orang ditangkap atas kasus pembakaran dan penjarahan
Editor’s picks
Pemerintah Bolivia menganggap demonstran yang protes merupakan kelompok paramiliter sayap kanan. Pasalnya, mereka dianggap berbuat onar dengan membakar dan menjarah gedung pemerintahan di Santa Cruz.
"Sejumlah kelompok berusaha merusak demokrasi dan melawan polisi maupun institusi publik dengan menggunakan bom molotov. Ini mengakibatkan dua aparat kepolisian mengalami luka-luka," ungkap Menteri Dalam Negeri Bolivia, Eduardo Del Castillo, dilansir Telesur.
Setidaknya, ada 22 orang yang ditangkap terkait kasus ini dan dijebloskan ke dalam tahanan, karena memicu kekerasan di kantor pemerintahan dan fasilitas umum.
"Kami menolak aksi kekerasan. Kami berharap hukuman berat dijatuhkan kepada pelaku kriminal yang merusak aset-aset milik negara. Ini luar biasa karena kita seperti halnya melukai diri sendiri," papar Presiden Federasi Dewan Lingkungan Santa Cruz, Omar Rivera.
3. Truk ekspedisi dilarang meninggalkan Santa Cruz
Akibat kerusuhan dan pemblokiran jalan, rute truk ekspedisi ke seluruh Bolivia harus dihentikan untuk sementara. Hal ini disampaikan oleh Presiden Asosiasi Transportasi Truk Internasional Santa Cruz, Marcelo Cruz.
"Tidak ada gandum, ternak ataupun suplai dari pabrik yang diperbolehkan meninggalkan Santa Cruz ke seluruh negeri. Sejumlah titik pemblokiran terus bertambah dan semakin banyak massa yang ikut," paparnya.
Menanggapi penangkapan Camacho ini, aktivis penegak hak asasi manusia (HAM) menyebut bahwa pemerintah menggunakan sistem hukum yang lemah untuk memberantas lawan-lawan politiknya.
"Bukan lagi negara hukum, tapi kita adalah negara tanpa hukum. Penangkapan Camacho dilandasi oleh kepentingan politik," ungkap Erwin Bazan, anggota partai sayap kanan, Creemos.
Baca Juga: Bolsonaro Tawarkan Suaka ke Eks Presiden Bolivia yang Masuk Penjara
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.