Petinggi Militer Ukraina Donasikan Rp14,9 Miliar untuk Perangi Rusia

Dana akan dipergunakan kepentingan militer Ukraina

Jakarta, IDN Times - Petinggi Militer Ukraina, Valerii Zaluzhnyi, menyumbangkan dana warisan kepada angkatan bersenjata negaranya. Informasi ini dikabarkan pada Rabu (25/1/2023) oleh warga Ukraina Amerika, Gregory Stepanets, yang memberikan uang tersebut kepada Zaluzhnyi. 

Kabar sumbangan ini juga diamini oleh Angkatan Udara Ukraina (AFU), yang menyebut bahwa Zaluzhnyi sudah mentrasnfer seluruh uang tersebut lewat Bank Nasional Ukraina. Uang sebesar Rp14,9 miliar itu akan dipergunakan untuk keperluan militer menghadapi agresi Rusia. 

1. Zaluzhnyi memang berniat menyumbangkan warisannya

Zaluzhnyi menyebut bahwa seluruh hidupnya sudah diberikan untuk militer. Oleh karena itu, ia tidak memiliki keraguan untuk menyumbangkan warisannya tersebut. 

"Saya memberikan seluruh hidup saya bagi militer Ukraina. Saya tidak memiliki kepentingan apapun untuk menggunaan warisan tersebut," papar Zaluzhnyi, dikutip Business Insider.

"Harapan Gregory Stepanets terakhir tentu mendukung tentara Ukraina melalui saya. Saya bersyukur kepada seluruh pihak yang membantu Angkatan Bersenjata Ukraina. Saya juga berterima kasih kepada seluruh keluarga saya atas pengertiannya," sambungnya. 

Baca Juga: Setelah Dapat Tank, Kini Ukraina Minta Jet Tempur dari NATO dan Barat

2. Stepanets merupakan sosok anti-Uni Soviet yang lari ke AS

Stepanets merupakan seorang warga Amerika Serikat (AS) yang lahir di Vinnytsia, Ukraina pada 1938. Ia juga sempat merasakan susahnya di tengah Perang Dunia II dan sempat menderita kelaparan dan kesulitan lainnya. 

Stepanets merupakan seorang lulusan Moscow State University hingga menamatkan pendidikan S3-nya pada jurusan Kimia Fisik di sana. Ia pun sempat bekerja di Institut Pembangunan dan Penelitian Geofisika di Moskow, dilansir Ukrainska Pravda.

Sayangnya, ia mendapat status sebagai pengkhianat setelah menunjukkan dukungannya kepada kelompok anti-Uni Soviet. Stepanets akhirnya mendapatkan hukuman oleh KGB dan tidak dapat memperoleh pekerjaan dan pengajuan visanya ditolak. 

Pada masa kepemimpinan Gorbachev, Stepanets diperbolehkan pergi ke luar negeri. Ia pun tiba di AS dan bekerja sebagai pengembang perangkat lunak untuk Microsoft di Redmond, Washington. 

3. Zaluzhnyi minta diadakannya penyidikan skandal pengadaan pangan

Pada saat yang sama, Zaluzhnyi menyerukan agar investigasi dugaan korupsi di Kementerian Pertahanan Ukraina segera dibuka. Ia menganjurkan pada pihak yang terjerat agar tidak mengalihkan tanggung jawab kepada bawahannya, karena itu berlawanan dengan prinsip NATO. 

Ia menambahkan, kebutuhan tentara Ukraina meningkat signifikan setelah dimulainya invasi berskala besar dari Rusia. Namun, Ukraina telah mendapat bantuan amunisi, seragam, dan makanan berkualitas tinggi dalam jumlah besar. 

"Kami menerapkan nol toleransi kepada pihak yang melakukan korupsi. Segala informasi terkait kemungkinan dugaan korupsi akan diinvestigasi secara mendalam, dinilai secara legal, dan ditangani dengan tepat," tutur Zaluzhnyi. 

Baca Juga: Dikomporin Joe Biden, Jerman Akhirnya Kirim Tank Leopard ke Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya