Pos Polisi di Bogota, Kolombia Diserang Bom

Bom berasal dari sebuah koper

Jakarta, IDN Times - Ledakan bom terjadi pada sebuah kantor polisi di Ciudad Bolivar, Bogota, Kolombia pada Sabtu (26/3/2022). Peristiwa yang berlangsung tiba-tiba itu terjadi pada malam hari di tengah keramaian warga, sehingga mengakibatkan kenpanikan dan beberapa korban tewas dan terluka. 

Insiden ledakan bom kerap terjadi di Kolombia, terutama pada wilayah yang menjadi basis kelompok pemberontak FARC dan ELN, di sepanjang perbatasan Venezuela. Namun, serangan umumnya ditujukan kepada aparat kepolisian dan militer Kolombia yang jadi musuh utama kelompok gerilya sayap kiri. 

Pada Januari lalu, truk yang mengangkut polisi anti huru-hara diserang bom waktu yang terpasang pada sebuah jalan di Kota Cali. Sementara pada September 2021, ledakan bom juga menerpa sebuah kantor polisi di Kukuta, Kolombia yang menyebabkan belasan orang terluka. 

1. Dua anak kecil menjadi korban tewas dalam ledakan bom

Dua ledakan yang terjadi di pos polisi kawasan Arborizadora Alta, Ciudad Bolivar, Bogota ini telah mengakibatkan anak di bawah umur tewas. Korban pertama merupakan anak laki-laki berusia 12 tahun dilaporkan tewas seketika saat terjadi ledakan yang berasal dari sebuah koper di sekitar pos polisi. 

Menurut keterangan orangtua korban, anak bernama Daniel Stiven Duque itu keluar dari rumahnya hanya untuk membeli di toko swalayan tepat di depan pos polisi tersebut. Sialnya, anak 12 tahun itu berada di depan pos polisi ketika bom tersebut meledak. 

Sementara itu, korban meninggal kedua merupakan seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang mulanya terkena luka dari ledakan. Korban sempat dilarikan ke Fundación Hospital Pediátrico de la Misericordía akibat mengalami cranioencephalic trauma atau penyakit otak. Sayangnya, nyawanya tidak dapat tertolong. 

Selain mengakibatkan kerusakan pada bangunan pos polisi di Bogota bagian selatan itu, dahsyatnya ledakan bom juga mengakibatkan kerusakan pada sekitar 66 rumah warga sekitar. Bahkan, diperkirakan terdapat 39 orang yang mengalami luka ringan akibat dentuman bom, dilansir Mercopress

2. Duque mengecam aksi ini dan menawarkan hadiah bagi yang mampu menangkap pelaku

Mendengar peristiwa ini, Presiden Ivan Duque langsung menunjuk pembelot FARC yang ada di balik kasus pemboman ini. Bahkan, Pemerintah Kolombia sudah menawarkan hadiah sebesar 300 juta peso Kolombia (Rp1,1 miliar) bagi siapapun yang dapat mengidentifikasi dan menangkap pelaku. 

"Kami sedih mendengar kematian Ivanna Rangel, seorang korban dari aksi terorisme keji dan pengecut yang dilakukan oleh pembelot FARC. Kami ikut bersedih, kami mengungkapkan belasungkawa kepada keluarganya. Kami tidak akan istirahat sampai kami menemukan pelaku serangan ini yang telah melukai seluruh penjuru negeri" ungkap Duque, dilansir Reuters

Pada Senin (28/3/2022) Wali Kota Bogota, Claudia López bersama dengan teman sekolah korban lainnya, Daniel Stiven Duque mengunjungi lokasi pemboman untuk mengenang temannya yang tewas. 

"Kami akan melakukan apapun yang dibutuhkan sehingga para pelaku kriminal yang bertanggung jawab atas aksi ini dapat dijatuhi hukuman. Saya juga memohon kepada siapapun agar tidak menggunakan insiden ini sebagai alat politik, terutama menjelang pemilihan presiden" tutup Lopez. 

Baca Juga: Bos Clan del Golfo Berhasil Kabur dari Penjara di Bogota, Kolombia

3. Jhon Mechas disebut bertanggung jawab atas pemboman di Ciudad Bolivar

Dilaporkan El Tiempo, Kepala Polisi Nasional, Jorge Luis Vargas mengungkapkan bahwa serangan bom yang terjadi di Ciudad Bolivar, Bogota memiliki hubungan dengan blokade di Norte de Santander. Pihak kepolisian juga masih menyelidiki pernyataan dari terduga pelaku, yakni Javier Alonso Velosa García, alias Jhon Mechas.

"Pelaku kriminal diduga mengungsi ke Zulia, Venezuela. Dari situ, mereka melakukan serangan di Ciudad Bolivar, Bogota dan pada tahun lalu menyerang helikopter yang mangangkut presiden beserta pemboman mobil pangkalan militer di Kukuta" ungkap Vargas. 

Berdasarkan keterangan dari peneliti, Jhon Mechas memimpin zona perlawanan di area perbatasan Catatumbo, Kolombia dan Zulia, Venezuela. Mereka mengoordinasikan seluruh aktivitas penyelundupan narkoba dan serangan kepada militer Kolombia dari wilayah tersebut. 

Selama 25 tahun, otoritas menyebut Jhon Mechas telah melakukan aksi kriminal bersama pembelot FARC. Pada 1996, ia bertanggung jawab dalam kelompok militan, lalu di tahun 2000, Mechas bergabung dengan Milicia Bolivariana yang ada di bawah militer Venezuela. Di tahun 2016, ia menjadi pemimpin pembelot FARC Front ke 33. 

Menurut Badan Intelijen Militer Kolombia, beberapa kelompok pemberontak memang berbasis di Norte de Santander, yakni ELN, Clan del Golfo, EPL atau Los Pelusos dan dua bagian dari pembelot FARC. 

Baca Juga: AS Sumbang Rp115 Miliar untuk Pelatihan HAM Kepolisian Kolombia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya