Prancis-Moldova Setujui Perjanjian Pertahanan untuk Lawan Rusia

Moldova terancam oleh Transnistria

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Moldova dan Prancis, pada Kamis (7/3/2024), akan menandatangani perjanjian pertahanan antara kedua negara. Kesepakatan ini sebagai salah satu langkah untuk mengadang pengaruh Rusia dan memuluskan jalan Chisinau untuk melangkah ke Uni Eropa (UE). 

Sehari sebelumnya, Badan Intelijen dan Keamanan Moldova (SIS) mengungkapkan temuan bahwa Rusia akan berusaha menggagalkan aksesi keanggotaan negaranya dalam UE. Moskow disebut akan mengintervensi proses referendum integrasi Eropa dan ikut campur dalam pilpres tahun ini. 

1. Prancis menyatakan dukungan penuh terhadap kedaulatan Moldova

Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Moldova Maia Sandu akan menandatangani perjanjian pertahanan antara kedua negara di Paris. Keduanya juga akan membicarakan penguatan kerja sama bilateral. 

"Kesepakatan kerja sama pertahanan dan rencana kerja sama ekonomi akan ditandatangani oleh kedua negara di tengah kunjungan Presiden Moldova Maia Sandu ke Paris, pada Kamis," terangnya, dikutip Le Monde.

"Presiden Macron sudah berulang kali menyatakan dukungan Prancis terhadap kemerdekaan, kedaulatan, dan keamanan Republik Moldova dalam konteks di tengah agresi militer Rusia ke Ukraina," tambahnya. 

Kerja sama Paris-Chisinau ini diinisiasi di tengah permintaan Transnistria kepada Rusia untuk melindungi warganya dari tekanan Moldova pekan lalu. 

Baca Juga: Moldova: Rusia Berniat Gagalkan Negaranya dalam Aksesi Uni Eropa

2. Prancis setuju meningkatkan pertahanan udara Moldova

Prancis-Moldova Setujui Perjanjian Pertahanan untuk Lawan RusiaTentara Moldova. (twitter.com/MD_NationalArmy)

Pada September 2023, Moldova-Prancis sudah menyetujui perjanjian pertahanan. Lewat kesepakatan tersebut, Prancis setuju untuk melatih personel militer, mengadakan dialog pertahanan, dan membagikan informasi pertahanan dengan Moldova. 

Dilaporkan Reuters, Prancis juga akan membantu Moldova untuk meningkatkan kapabilitas militernya, termasuk menyetujui pembelian sistem pertahanan udara yang setara dengan sistem Mistral. Saat itu, Chisinau setuju membeli GM200 produksi Thales untuk meningkatkan pertahanan udara. 

Kementerian Pertahanan Prancis juga akan melakukan audit terkait dengan kapabilitas sistem pertahanan Moldova saat ini. Keduanya juga akan mendiskusikan soal dukungan negara-negara Barat kepada Moldova di tengah perang Rusia-Ukraina. 

3. Sandu kecam serangan Rusia ke Odessa

Prancis-Moldova Setujui Perjanjian Pertahanan untuk Lawan RusiaPresiden Moldova, Maia Sandu. (instagram.com/maia.sandu)

Pada hari yang sama, Presiden Maia Sandu mengecam serangan Rusia ke Odessa, Ukraina. Ia menyebut serangan sengaja dilakukan karena Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis bertemu di Kiev. 

"Moldova dengan keras mengecam serangan misil Rusia ke Odessa. Mereka sengaja menargetkan Presiden Zelenskyy dan PM Mitsotakis yang berkunjung ke kota pelabuhan tersebut dan mengakibatkan kekacauan," tegasnya, dikutip Interfax.

"Serangan Rusia ke Ukraina benar-benar mengancam keamanan kami yang menjadi bagian dari Eropa. Maka kami mendesak segera dikirimkannya bantuan militer ke Ukraina untuk menghalau serangan Rusia," sambungnya. 

Moldova menjadi negara yang paling terancam serangan Rusia di Ukraina. Bahkan, negara Eropa Timur itu berpotensi menjadi target selanjutnya apabila Moskow berhasil menyelesaikan misinya di Ukraina. 

Baca Juga: Ukraina Klaim Dapat Produksi 2 Juta Drone Tahun Ini

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya