Presiden Finlandia: Eropa Gak Perlu Banyak Berbicara untuk Lawan Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Finlandia Alexander Stubb, pada Selasa (23/4/2024), mengadakan kunjungan kenegaraan ke Swedia selama 2 hari. Lawatan Stubb ini merupakan kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah dilantik sebagai kepala negara pada 1 Maret 2024.
Sebelumnya, Stubb sudah menyampaikan kepada negara Eropa lainnya agar tetap tenang dalam menghadapi Rusia. Moskow dinilai terus mendistraksi Eropa karena merencanakan strategi membantu Ukraina dan mencegah potensi serangan.
1. Stubb minta negara Eropa fokus tingkatkan pertahanan
Ketika bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson, Stubb mengungkapkan pentingnya mendiskusikan masalah terkini di kawasan. Ia menyebut agar negara-negara Eropa mencari cara menghindari perang.
"Cara terbaik untuk menghindari terjadinya perang adalah dengan sedikit berbicara dan melakukan persiapan yang lebih. Saya berpikir Anda juga merasakan yang sama. Ini cukup dipahami. Pernyataan soal ini sebenarnya sudah mengganggu generasi muda soal keamanan dan keyakinan di masa datang," terangnya, dilansir Euractiv.
"Finlandia dan Swedia punya peran penting dalam mempromosikan perdamaian dunia. Ketika semuanya sudah tidak sama lagi, maka dari itu kami menginginkan militer yang kuat dan oleh karena itu kami bergabung dengan NATO," sambungnya.
Ia menyebut bahwa situasi saat ini memang kritis dan ia menilai kedua negara telah bertindak sesuai dengan kebutuhan dalam merespons invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Baca Juga: Swedia Turunkan Batas Usia untuk Transisi Gender Jadi 16 Tahun
2. Rusia kirimkan misil di perbatasan Finlandia
Editor’s picks
Pada hari yang sama, Rusia sudah meningkatkan pertahanannya di Karelia, perbatasan Rusia-Finlandia. Bahkan, Moskow sudah membentuk Leningrad Military District (LMD) yang dilengkapi dengan misil Iskander-M yang disebut dapat mencapai target hingga 500 km.
Komandan Angkatan Laut (AL) Rusia di Baltik Admiral Vladimir Valuev mengatakan, pembentukan ini merupakan bagian dari respons atas masuknya Finlandia ke dalam anggota NATO.
"Formasi brigadir misil ini sudah ditetapkan dalam waktu yang pendek. Ini adalah sebuah respons cepat dan setimpal atas keputusan aksesi Finlandia ke dalam NATO," terangnya, dikutip TVP World.
Selama ini, Finlandia adalah negara netral yang tidak memihak manapun. Keputusan Helsinki bergabung dengan NATO membuat geram Rusia, yang terpaksa meningkatkan pertahanan di bagian utara dan mengawasi Finlandia.
3. Rusia ada di balik serangan siber di negara Eropa Timur
Kepala peneliti perusahaan keamanan siber Finlandia, WithSecure Mikko Hypponen, mengungkapkan bahwa Rusia telah menggunkan malware untuk melancarkan serangan siber di negara Eropa Timur sejak pertengahan 2022.
Meskipun selama ini tindakan Moskow tidak mengakibatkan kerusakan besar, tapi ia menyebut terdapat langkah serius dari Rusia untuk menyerang negara anggota NATO.
"Ini adalah semacam ekskalasi dan yang dapat kita lihat lebih dari pengambilan data, pengawasan, dan pengumpulan informasi intelijen," terangnya, dilansir YLE.
Ia menambahkan bahwa mengenai keamanan siber di Finlandia sudah lebih baik dibanding mayoritas negara Eropa lainnya. Meski saat ini Rusia belum melancarkan serangan siber besar ke Finlandia, tapi ia meminta agar pemerintah meningkatkan keamanan siber.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.