Presiden Meksiko Janji Lindungi Militer dari Ancaman Spionase AS

Tolak AS mata-matai kartel narkoba tanpa izin

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO), berjanji untuk melindungi data rahasia instansi militer negaranya dari ancaman spionase Amerika Serikat (AS).

Pasalnya, AS dituduh telah menyadap pemimpin kartel narkoba Sinaloa tanpa izin pemerintah Meksiko. 

Belakangan, relasi Meksiko-AS terus menegang usai pembunuhan dan penculikan warga AS di daerah perbatasan. Masalah kian pelik setelah politikus AS memunculkan wacana untuk mengirim tentaranya ke Meksiko guna melawan kartel narkoba, yang dianggap oleh Meksiko sebagai invasi. 

1. AMLO menolak operasi DEA di negaranya

AMLO mengatakan, jajarannya akan menjaga informasi rahasia milik institusi pertahanan. Ia menyebut Meksiko tengah menjadi objek spionase dari Pentagon (Kantor Pusat Pertahanan Amerika Serikat). 

"Kami akan menjaga dengan baik informasi rahasia milik Marinir dan Sekretariat Pertahanan karena kami sedang menjadi objek spionase Pentagon dan banyak media di Meksiko terus membocorkan informasi itu kepada DEA (Otoritas Anti-Narkoba AS)," terang AMLO. 

Dilaporkan La Prensa Latina, AMLO mengangkat masalah ini setelah mengecam operasi DEA untuk menginfiltrasi kartel Sinaloa tanpa izin resmi dari pemerintah Meksiko. Ia menganggap hal itu sebagai intervensi arogan. 

"Kita harus melindungi keamanan internasional demi keamanan nasional dan melindungi semua kedaulatan kita. Kami harus melindungi diri kita sendiri karena DEA memberitahukan informasi kepada Processo dan media lain. Sekarang, diketahui bahwa Pentagon memberitahukan kepada The Washington Post," tambahnya. 

Baca Juga: Meksiko Minta China Bantu Lawan Penyelundupan Fentanyl

2. Dokumen Pentagon memuat informasi relasi AS-Meksiko

Presiden Meksiko Janji Lindungi Militer dari Ancaman Spionase ASilustrasi bendera Meksiko (pexels.com/@hugoml)

Setelah kabar penculikan empat warga AS di Matamoros, intelijen AS langsung melancarkan pengawasan kepada kartel narkoba di Meksiko. Kabar itu datang usai kebocoran data yang diulas oleh The Wasington Post. 

Informasi itu mengungkap kartel Teluk berencana membalas pasukan bersenjata Meksiko. Bahkan, terdapat kabar pengacara kartel narkoba menyuruh anggota kartel untuk menghapus semua informasi terkait warga AS itu dari ponselnya, dilansir Border Report.

Informasi tersebut termasuk dalam dokumen militer yang tersebar di platform Discord sebulan lalu. Selain menunjukkan foto dan dokumen rahasia terkait perang Rusia-Ukraina, terdapat pula data intelijen soal hubungan AS-Meksiko. 

3. Pentagon tolak memata-matai institusi di Meksiko

Pentagon mengatakan bahwa pihaknya tidak mengintervensi atau memata-matai militer Meksiko. Sebaliknya, Pentagon mengaku punya hubungan kolaboratif yang kuat dengan militer Meksiko untuk melawan musuh bersama. 

"Kami punya hubungan kuat dengan Meksiko dalam melawan musuh bersama dan tetap menghargai kedaulatan masing-masing, dan menghormati agenda luar negeri kedua belah pihak," terangnya, dikutip Mexico News Daily.

Sementara itu, AMLO juga mengumumkan bahwa jajarannya akan mengubah kondisi kolaborasi dengan DEA. Ia bahkan menyebut bahwa tidak boleh ada agen asing yang beroperasi di Meksiko.

"Tidak boleh ada agen asing yang beroperasi di negara kami. Tidak. Kami akan membagikan informasi dengan mereka, tapi hanya Angkatan Darat, Angkatan Laut, Penjaga Nasional yang memimpin operasi di negara kami," tambahnya.  

Baca Juga: Meksiko Tolak Klaim Menlu AS soal Setengah Negara Dikuasai Kartel

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya