Presiden Tajikistan Bantah Teroris Rusia Berasal dari Negaranya

Sebut pelaku penembakan tidak punya warga negara

Jakarta, IDN Times - Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, pada Minggu (24/3/2024), mengungkapkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa teroris di Moskow tidak punya kewarganegaraan. Pernyataan disampaikan di tengah dugaan empat pelaku teroris berasal dari Tajikistan. 

Serangan teroris di Crocus City Hall, Moskow telah mengejutkan sejumlah pihak di Rusia. Pasalnya, penembakan massal tersebut menyebabkan lebih dari 130 orang tewas dan Ukraina sudah menyatakan tidak ikut campur dalam serangan tersebut. 

1. Rahmon dan Putin setuju bersama lawan teroris

Rahmon menepis dugaan Rusia bahwa pelaku berasal dari Tajikistan. Sebelumnya, ia juga menekankan bahwa keterlibatan warga negaranya adalah kabar bohong. 

"Teroris tidak punya kewarganegaraan, tidak memiliki kampung halaman, dan tidak memiliki agama," terang Rahmon, dikutip The Moscow Times.

Dalam dialog antara Putin dan Rahmon, keduanya sepakat mengintensifikasi bersama upaya melawan terorisme. Di sisi lain, ISIS sudah menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Crocus City Hall tersebut. Kelompok teroris tersebut diketahui sudah memiliki basis di Asia Tengah, terutama di perbatasan Tajikistan-Afghanistan. 

Baca Juga: Kenapa ISIS Mulai Serang Rusia?

2. Putin sebut pelaku berniat melarikan diri ke Ukraina

Presiden Tajikistan Bantah Teroris Rusia Berasal dari NegaranyaPresiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/KremlinRussia_E)

Putin mengatakan, sudah ada 11 orang yang ditangkap atas dugaan terlibat dalam serangan teroris ini. Ia juga menyebut empat di antaranya adalah pelaku penembakan massal di Crocus City Hall. 

Tak hanya itu, Putin menyebut bahwa pelaku berniat melarikan diri ke Ukraina lewat jendela di gedung tersebut. Ia pun menolak rencana untuk menggeledah dan mengidentifikasi migran asal Tajikistan di tengah dugaan ini. 

Dilaporkan Associated Press, Presiden Volodymyr Zelenskyy menolak tudingan Putin soal keterlibatan Ukraina dalam peristiwa tersebut. 

"Mereka sudah membakar kota-kota kita dan mereka mencoba kembali menyalahkan Ukraina. Mereka menyiksa dan memperkosa rakyat kami dan mereka mengirimkan ratusan ribu terorisnya untuk melawan kami di tanah Ukraina dan mereka tidak peduli atas apa yang terjadi di negaranya sendiri," ujarnya. 

3. Naiknya sentimen anti-migran Asia Tengah di Rusia

Beredar laporan dan video interogasi terduga warga Tajikistan yang terlibat dalam aksi terorisme di Moskow, menyulut tingginya sentimen anti-migran di Rusia. Sebagaimana diketahui, Rusia menjadi tujuan utama migran asal Asia Tengah untuk mencari nafkah. 

Dilaporkan RFE/RL, dalam beberapa hari terakhir terdapat serangan terhadap migran di Rusia. Diketahui terdapat pembakaran di sebuah restoran milik imigran Tajikistan di Blagoveshchensk dan dilaporkan aksi pemukulan terhadap tiga orang warga Tajikistan di Kaluga. 

Tak hanya serangan fisik, hinaan terhadap sejumlah imigran Asia Tengah di Rusia pun kian meningkat dan mengkhawatirkan. 

Rusia juga sudah menahan belasan warga Kyrgyzstan di Bandara Sheremetyevo pada akhir pekan lalu dan tidak mendapat makan atau minum. Sejumlah orang tersebut dipulangkan kembali ke Kyrgyzstan setelah ditahan selama sehari. 

Baca Juga: Prancis Tingkatkan Status Waspada usai Serangan di Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya